Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sia-Sia Kekayaan - Wahyu 18:1-20

Baca Firman TUHAN Wahyu 18:1-20 (TB). 

"Dan mereka menghamburkan debu ke atas kepala mereka dan berseru, sambil menangis dan meratap, katanya: "Celaka, celaka, kota besar, yang olehnya semua orang, yang mempunyai kapal di laut,telah menjadi kaya oleh barangnya yang mahal, sebab dalam satu jam saja ia sudah binasa."

Wahyu 18:19


Berapa lama kekayaan akan dapat "memelihara" pemiliknya? Kekayaan sering kali dilihat sebagai kelebihan yang dimiliki oleh seseorang. Kitab Wahyu mengidentifikasi Babel sebagai musuh Allah, lambang kebesaran, kekuatan, dan kekayaan yang dimiliki dunia (2-3). Namun, semua itu dibinasakan oleh api penghakiman dari Tuhan hanya dalam sekejap (10, 16).


Babel dibinasakan karena di sana terjadi korupsi, kekejaman, dan percabulan rohani atau penyembahan berhala (11-13). Babel, yang memiliki semua kemewahan dan kemegahan duniawi, tidak dapat mempertahankan keberhasilan mereka karena mereka tidak menyerahkan diri mereka kepada Tuhan (8). Ketika kekayaan dan kemewahan menjadi sembahan yang utama, maka muncullah sikap tidak menghargai kehidupan sebagai sesuatu yang perlu dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Allah.


Setiap keberhasilan dan pencapaian manusia berasal dari Tuhan. Dan, dosa adalah penolakan terhadap keberadaan dan kekuasaan Tuhan. Kemewahan dan kemegahan kekayaan dapat menyilaukan dan bahkan membutakan mata rohani kita sebagai manusia. Itulah titik di mana kita perlu bertobat, supaya kita dapat diarahkan kembali kepada jalan kehidupan yang menjadi tujuan semula penciptaan manusia, yaitu seturut gambar dan rupa Allah.


Kekuasaan atas semesta yang diberikan Allah kepada manusia merupakan sarana kita untuk memuliakan Allah, cara membangun dan mengelola ciptaan sebagai dunia kepunyaan Allah. Manusia membutuhkan Allah untuk menuntun dan mengarahkan hidupnya supaya diperkenan oleh-Nya.


Kitab Wahyu memberikan kepada kita rangkuman kehidupan yang memuliakan Tuhan, serta akibat yang akan dialami oleh mereka yang menjauhkan diri dari Tuhan. Yesus Kristus menegaskan, "Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa." (Yohanes 15:5).

Hanya Tuhan Yesus Allah yang hidup yang dapat kita andalkan kita berharap, 


(1 Timotius 6:17).

"Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati

Joko Prasetyo
Joko Prasetyo Pendiri dan Admin pikirankristen.com

Posting Komentar untuk "Sia-Sia Kekayaan - Wahyu 18:1-20"