Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Berkomitmen Dalam Menghidupi Panggilan - Kisah Para Rasul 26:19-23


sumber: pixabay.com


By: Edi Sugianto

 Setiap orang percaya dipanggil menjadi miliki Allah dan menjadi alat bagi kemuliaan-Nya. Orang percaya yang sejati seyogianya menghidupi panggilannya dengan baik. Oleh sebab itu diperlukan sebuah komitmen yang sungguh-sungguh di dalam menjalani panggilan Allah. 

Dokter Lukas memberikan informasi sejarah mengenai kesaksian Rasul Paulus di dalam menghidupi panggilannya dari Allah. Hal tersebut dapat kita dapati di dalam Kitab Kisah Para Rasul pasal 26, khususnya di ayat 19-23. Lukas menyatakan bahwa Rasul Paulus mempertanggungjawabkan atau membela diri terhadap tuduhan dari orang-orang Yahudi. Pembelaannya tersebut adalah mengenai apa yang telah ia lakukan sejak dia bertemu dengan Yesus secara Pribadi. Komitmen Paulus di dalam menaati panggilan dari Tuhan merupakan teladan bagi kita orang percaya. Berdasarkan pertanggungjawaban Paulus yang dicatat oleh Lukas dalam Kis. 26:19-23 menunjukkan adanya kebenaran sebagai berikut:

Orang percaya menerima panggilan pribadi dari Allah untuk menjadi alat-Nya, Ay. 19a

Frasa “Penglihatan yang dari Surga” (Kis. 26:19a) menyatakan bahwa Paulus menerima penglihatan dan panggilan Allah secara personal atas dirinya. Allah menyatakan diri-Nya sendiri kepada Paulus untuk memberikan pemahaman akan kebenaran janji Allah. Paulus seorang ahli Taurat, Farisi, namun pada awalnya tidak memahami penggenapan janji Firman Allah. Oleh sebab itu, melalui perjumpaan tersebut, Paulus dibukakan mata rohaninya dan diubahkan serta ditetapkan Allah untuk menjadi pelayan-Nya.

Seperti halnya Rasul Paulus, setiap kita pun juga menerima panggilan dari Allah. Tuhan memanggil setiap kita untuk menjadi hamba-Nya dengan cara yang berbeda-beda. Panggilan Allah atas seseorang kadang terlihat “spektakuler”, namun ada pula yang “biasa-biasa saja”. Bagaimanapun cara Allah memanggil setiap kita, hal yang terpenting adalah keyakinan kita akan panggilan tersebut, sebab Allah yang telah memanggil. Artinya, setiap kita perlu menyadari panggilan Allah dan selanjutnya meresponinya dengan positif.


Orang percaya taat penuh terhadap panggilan Allah, Ay. 19b

Paulus menyatakan bahwa “kepada penglihatan yang dari sorga itu tidak pernah aku tidak taat” (Kis. 26:19b). Ini merupakan suatu respon dan komitmen yang luar biasa. Paulus tidak pernah tidak taat, artinya dia selalu taat terhadap panggilan Allah. Hal tersebut dinyatakan di akhir-akhir hidupnya dan pernyataannya tersebut telah terbukti sejak dia dipanggil Allah hingga saat itu. Dia dengan gencar, dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan melaksanakan panggilan Allah.

Hal ini seharunya juga menjadi teladan bagi kita, bagaimana kita berkomitmen untuk hidup di dalam panggilan yang telah dinyatakan kepada kita. Menyelesaikan apa yang telah di mulai dengan tekun, dengan rajin, dengan setia, dan dengan berdedikasi sehingga kita juga dapat berkata seperti Paulus “terhadap panggilan Allah, aku senantiasa taat”. Bagaimanapun dan apapun panggilan kita, kehendak Allahlah yang kita kedepankan.


Orang percaya menjalani panggilan Allah dengan memberitakan Injil, Ay. 20, 22b-23

Panggilan setiap kita adalah memberitakan Injil dalam kondisi baik ataupun tidak. Kita harus siap sedia memberitakan kebenaran Allah. Paulus dengan jelas menyatakan dalam Ayat 20 bahwa ia memberitakan tentang pertobatan dan buah dari pertobatan tersebut. Ini dimulai dari respon dari Injil Kristus. Ia menegaskan dalam Ayat 22b-23 bahwa Injil yang diberitakannya adalah Injil yang telah dinyatakan oleh kitab Suci, yaitu tentang Mesias yang harus menderita, mati dan bangkit dari antara orang mati untuk menyelamatkan umat-Nya. Berita ini adalah hal yang sangat penting di dalam pengajaran, sebagaimana yang ia juga nyatakan kepada jemaat Korintus (1Kor. 15:3-4). Pemberitaan Paulus mengikuti pola yang diamanatkan oleh Yesus Kristus, yaitu mulai dari tempat terdekat, kemudian semakin lebih jauh dan terus meluas hingga keujung bumi. 

Demikianlah dalam menjalani panggilan, kita harus selalu berfokus pada Injil Kristus (gospel center). Pemberitaan kita harus kembali kepada Firman Allah. Kita perlu berani memberitakan berita pertobatan dan Injil Kristus mulai dari daerah terdekat kita hingga terus semakin meluas. Mulai dari keluarga kita, lingkungan masyarat hingga tempat yang lebih jauh. Ini sudah menjadi tugas kita, dan perlu kita lakukan dengan berkomitmen sampai akhir apapun resikonya.


Orang percaya menghadapi tantangan namun ditolong oleh Allah di dalam menghidupi panggilan Allah, Ay. 21-22a

Tidak dapat dipungkiri bahwa menjalani panggilan bukanlah semudah kita membalikkan telapak tangan. Paulus menyatakan bahwa kesetiaannya, ketekunannya, keteguhannya memberitakan Injil Kristus mendapat tolakan dan bahkan tantangan dari para lawannya. Pemberitaan tentang pertobatan dan Injil sejati memang tidak sepenuhnya dapat diterima oleh setiap orang. Dalam ayat 21 ia berkata “Karena itulah orang-orang Yahudi menangkap aku di Bait Allah, dan mencoba membunuh aku” (Kis. 26:21). Dalam pembelaannya, ia menekankan kepada orang Yahudi yang berusaha menangkap dia bahkan membunuhnya. Selain itu, dalam bagian yang lain, tantangan itu bukan sekedar dari para lawannya, namun dari orang-orang yang ia layani, dan juga termasuk dari alam. Artinya, di dalam menghidupi panggilan Allah, Paulus menghadapi banyak tantangan, namun dia tetap taat.

Hal ini tentunya juga dihadapi oleh setiap kita yang benar-benar taat akan panggilan Allah. Ketika kita menghidupi panggilan ini, maka tantangan bisa datang menyerang kita. Tantangan dari diri sendiri, dari keluarga, dari jemaat, dari masyarakat, dan termasuk dari alam sekitar kita serta tantangan yang bersumber dari yang lain. Setiap kita memiliki tantangan masing-masing, namun demikian biarlah kita seperti Paulus yang senantiasa taat apapun kondisinya, sebab ia tahu bahwa Allah menolongnya.

Paulus menyatakan dalam ayat 22a, “Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar” (Kis. 26:22a). Ia menyatakan suatu kontras yaitu memang dia menghadapi berbagai tantangan, tetapi Allah menolongnya. Keberadaannya di hadapan raja Agripa saat itu merupakan wujud pertolongan Allah atas dirinya terhadap apa yang telah ia lalui selama ini. Permasalahan boleh ada, tantangan boleh ada, namun Allah pasti menolong kita untuk menyelesaikan panggilanNya. Allah yang memanggil, maka Ia yang akan menyelesaikan panggilan-Nya dalam setiap hidup kita.


Akhirnya, biarlah pengalaman dari Rasul Paulus yang telah diuraikan di atas dapat menjadi teladan bagi setiap kehidupan kita dalam menghidupi panggilan Allah. Biarlah kita tetap taat memberitakan Injil Allah walaupun ada tantangan, sebab Allah pasti menolong kita sampai kesudahannya. Yesus yang memiliki segala kuasa baik di surga dan di bumi, berjanji menyertai kita sampai selama-lamanya. Imanuel.

Admin
Admin Admin membership www.pikirankristen.com || follow us https://linktr.ee/pikirankristen

Posting Komentar untuk "Berkomitmen Dalam Menghidupi Panggilan - Kisah Para Rasul 26:19-23"