Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Setia Pada Tujuan - Kejadian 6: 9 – 22



Ada sebuah film kartun atau cerita dongeng yang tidak asing bagi kita. Yakni cerita si kancil dengan kura-kura atau cerita kelinci dengan kura-kura yang lomba lari. Dimana sang kelinci sering mengejek dan sombong kepada sang kura-kura bahwa dia akan pasti akan dikalahkan oleh sang kelinci. Meski demikian, sang kura-kura tidak akhirnya menjadi rendah diri dan menyerah akan hal itu. Dia menggunakan berbagai cara agar bisa menang.

Seringkali sebuah ejekan atau tantangan dapat membuat kita menjadi rendah diri dan menyerah dalam mencapai tujuan kita. Namun hal tidak dilakukan oleh seorang Nuh ketika mendapatkan perintah dari Tuhan.

Mari kita buka Kejadian 6: 22

Dari ayat ini kita bisa melihat bagaimana Nuh tetap melakukan perintah Tuhan dengan setia sehingga ia berhasil mencapai tujuannya. Tuhan sudah berfirman kepadanya untuk membuat sebuah bahtera dan ia berhasil mencapai tujuan tersebut.

Ada pandangan-pandangan yang mengatakan bahwa bahtera yang dibangun oleh Nuh berada di atas gunung. Bukan di tepi Pantai atau tepi Sungai. Terlepas dari itu semua pasti banyak orang yang bertanya-tanya mengapa Nuh membangun bahtera itu. Bukan sebuah perahu kecil yang dibangun oleh Nuh, tetapi sebuah bahtera yang sangat besar. Dengan bahtera yang sangat besar itu, Nuh hanya membangunnya bersama dengan isteri, ketiga anak dan ketiga mantunya saja.

Saya teringat dengan cerita orang tua saya beberapa tahun yang lalu, dimana ada seorang yang mengatakan bahwa kami tidak akan berhasil membangun rumah kami. Waktu itu karna memang tidak ada sumber pemasukan yang signifikan untuk Pembangunan rumah kami, karena orang tua hanya bekerja sebagai tukang las, dan hanya kakak saya yang waktu itu bekerja namun diapun juga mengatakan hendak menikah. Pastinya dia menabung untuk keperluan pernikahannya sehingga tidak bisa banyak berkontribusi untuk Pembangunan rumah kami. Bahkan kamipun membangunnya bersama keluarga, dengan membuat batako, memasangnya sendiri, hanya memasang tiang2 rumah dan atap yang kami meminta bantuan tukang dan warga sekitar. Kami yang bisa dikatakan membangun rumah sendiri saja ada orang yang mengejeknya. Apa lagi nuh yang membangun bahtera sedemikian besar, saya yakin pasti banyak orang yang mengejek dan menghina Nuh, tetapi Nuh tetap setia dan fokus pada tujuannya sehingga ia dapat berhasil untuk menyelesaikan Pembangunan bahtera.  

Dalam hidup ini, ketika kita berusaha mencapai tujuan kita, ketika kita berusaha mencapai panggilan kita, pasti akan selalu ada hambatan dan rintangan yang kita alami. Baik hambatan dan rintangan yang berasal dari kita sendiri, maupun hambatan dan rintangan yang berasal dari orang lain. Tapi marilah kita bejalar dari pribadi Nuh yang tetap setia pada tujuannya, tetap fokus pada tujuannya. Tidak peduli terhadap seberapa banyak orang yang mencela kita, tidak peduli seberapa berat hambatan dan rintangan yang sedang kita hadapi, tetapi kita mau percaya bahwa Tuhan pasti akan membawa kita untuk bisa mencapai Tujuan kita. Bukan karna kekuatan kita, kita bisa mencapai tujuan kita, bukan karena kemampuan kita, kita bisa meraih tujuan kita. Amin. 
Joko Prasetyo
Joko Prasetyo Pendiri dan Admin pikirankristen.com

Posting Komentar untuk "Setia Pada Tujuan - Kejadian 6: 9 – 22"