Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dihukum Untuk Dipulihkan - 2 Raja-Raja 25: 22-30



Pada ayat yang ke-22 s/d 26 ini bangsa Yehuda dalam keadaan krisis. Sebagian besar penduduk telah dibawa ke tanah Babel sebagai tawanan. Penduduk yang ditinggalkan di tanah Yehuda tidak mengalami nasib yang lebih baik. Penduduk yang tersisa di tanah Yehuda hanyalah kelompok kecil yang tidak berarti. Akan tetapi, dari yang tersisa ini pun masih ada yang tidak mau tunduk kepada Babel. Mereka memberontak terhadap Babel dan membunuh Gedalya, pemimpin yang diangkat Nebukadnezar untuk memimpin Yehuda. Lalu, kelompok ini lari ke Mesir. Tampaknya Yehuda sudah tidak memiliki masa depan. Namun, penulis kitab 2 Raja-raja ini menutup kisah sejarah Israel dengan suatu pengharapan pada bagian akhir tulisannya. Terlihat pada ayat 27-30, Yoyakhin mendapat belas kasih Raja Ewil-Merodakh dengan dibebaskan dari penjara dan dipelihara hidupnya. Hal ini merupakan pernyataan keyakinan penulis 2 Raja-raja bahwa Allah masih mengasihi Yehuda. Setelah Allah menghukum secara dahsyat, Ia akan kembali mengampuni dan memulihkan mereka (Yer. 32:28-41). Lalu seperti apa penghukuman untuk dipulihkan yang dimaksud pada nats tersebut?

1. Allah tidak memberikan hukuman untuk memusnahkan umat-Nya

Allah menggunakan hukuman tersebut sebagai alat supaya umat-Nya bertobat. Pertobatan yang terjadi akan menghasilkan hidup baru. Oleh sebab itu, jangan sia-siakan kesempatan yang Ia berikan. Bertobatlah dan mulailah hidup baru kita dengan setia mengikut Dia. Namun kasih Allah tidak dapat dihalangi oleh siapapun. Jika kasih kepada Yehuda yang dinyatakan di wilayah Yehuda sendiri mendapatkan halangan yang cukup berarti. Maka lazimnya kasih itu tidak akan pernah dapat dinyatakan di wilayah Babel, musuh Yehuda, apalagi di istana raja Babel. Namun kenyataannya lain bukan (27-30)? Mengapa? Itu semua memperlihatkan bahwa kedaulatan Allah tidak hanya berlaku atas penghukuman yang dijatuhkan bagi Yehuda lewat tangan Babel, namun juga berlaku atas kasih-Nya yang dicurahkan kepada umat pilihan-Nya. Sepanjang sejarah Bangsa Israel, Allah berkali-kali mengampuni pelanggaran dan dosadosa umat-Nya. Akan tetapi, kali ini Allah tidak lagi membebaskan mereka. Masa anugerah bagi bangsa Israel sepertinya telah berakhir, namun masa anugerah bagi umat Tuhan masa kini masih tersedia. Akan tiba waktunya masa itu diambil. Oleh karena itu, periksa hidup kita apakah sudah di dalam Kristus. Kalau belum, sekaranglah kesempatan kita untuk berbalik kembali, untuk bertobat. Jangan sia-siakan kasih dan kesabaran-Nya. Menunda pertobatan berarti meremehkan kasih-Nya dan menolak anugerah-Nya.


2.  Penghukuman dan kasih Allah berjalan beriringan.

Allah bukan saja memperhatikan dan berkuasa atas bangsa Israel dan Yehuda, tetapi juga atas semua bangsa. Untuk alasan yang berbeda Naaman dan Hazael dari Siria mengakui kekuasaan Allah bangsa Israel (2Raja 5:1-27; 8:7-15). Kuasa Allah sangat nyata dan dirasakan oleh umat-Nya, walaupun tidak selalu kelihatan. (2Ra 6:15-17). Yehuda yang sudah hancur lebur masih mendapat perhatian dari raja Babel. Raja Babel mengangkat seseorang menjadi pemimpin bagi mereka yaitu Gedalya. Sebab ia adalah seorang yang tepat untuk jabatan itu. Nabi Yeremia mencatat bahwa Gedalya adalah seorang pribadi yang sangat mengagumkan meskipun naif (Yer. 40). Latar belakangnya juga mengesankan karena ia adalah cucu dari salah seorang penasihat Yosia sang pembaharu (22:3). Karena reputasinya itulah, para gerombolan pemberontak yang masih berkeliaran mau tunduk secara suka rela kepadanya dan meletakkan senjata mereka untuk kembali bekerja menggarap tanah. Disinilah kita dapat melihat bahwa kasih dan penghukuman Allah berjalan beriringan ditopang oleh kedaulatan-Nya. Bapak/ibu dan teman-teman semua, bila kita mengalami berbagai hal dalam hidup ini, janganlah berpikir bahwa kita JATUH karena masalah yg diberikan Tuhan, karena sebenarnya Tuhan hanya menginginkan kita belajar BERDIRI. AMIN!

Joko Prasetyo
Joko Prasetyo Pendiri dan Admin pikirankristen.com

Posting Komentar untuk "Dihukum Untuk Dipulihkan - 2 Raja-Raja 25: 22-30"