Berhala Dalam Hidup Orang Percaya - Yehezkiel 8: 1-18
Suatu hal yang dilakukan oleh manusia
pastilah mempunyai tujuannya masing-masing. Tujuannya untuk diri sendiri atau
orang lain, tujuannya untuk kebaikan atau untuk kejahatan, tujuannya untuk menjadi
berkat atau menjadi kutuk. Namun setiap kita orang percaya mempunyai satu
tujuan yang sama, yakni memuliakan nama Tuhan.
Yehezkiel 8: 1-2, 9-12, 14, 16-18
Latar belakang kitab Yehezkiel ini
adalah dalam tahun-tahun pembuangan ke Babel, dimana Yehezkiel sendiri pada
waktu itu menurut beberapa sumber sedang menjalani pendidikan untuk menjadi
seorang imam di Bait Suci. Dalam ayat 1-2, kita bisa mengetahui bahwa apa yang
Yehezkiel tulis dalam pasal 8 ini adalah penglihatan yang Tuhan tunjukkan
kepadanya mengenai keadaan atau kebobrokan bangsa Israel.
LAI memberikan judul perikop Berhala
kekejian yang ada di bait Allah. Yang dalam ayat 3&5 dikatakan terdapat
berhala cemburuan yang menimbukan Tuhan cemburu. Dalam ayat 10 juga dikatakan
bahwa terdapat berbagai gambar binatang melata dan binatang-binatang lain yang
menajiskan pada tembok pintu pelataran bait Allah. Bahkan para tua-tua Israel,
70 orang berdiri dihadapannya dengan bokor ukupan di tangan mereka. Para tua-tua
Israel, dengan Yaazanya pun ikut dalam penyembahan berhala, mereka punya
berhala dalam kamar tempat ukir-ukiran mereka. Para tua-tua, para pemimpin
jemaat, yang seharusnya membawa umat Tuhan kembali kepada Tuhan, justru mereka
sendiri yang mendukakan hati Tuhan.
Dalam ayat 14 juga terdapat
Perempuan-perempuan yang menangisi dewa Tamus. Lebih terang-terangan lagi
penyembahan berhala dilakukan terhadap dewa. Hal lebih menyedihkan lagi adalah
dalam ayat 15, di mana terdapat 25 orang laki-laki yang membelakangi bait Allah
dan sujud kepada matahari. Mereka lebih memilih meninggalkan Tuhan dan
menyembah kepada matahari. Seharusnya mereka menyembah kepada Tuhan saja, Sang
Pencipta, tetapi justru mereka menyembah kepada ciptaanNya. Situasi di mana Sang
Pencipta digantikan dengan ciptaan.
Karena itulah Tuhan dalam ayat 18
menyatakan bahwa Dia akan membalaskan murkaNya kepada Israel dengan tidak
merasa sayang terhadap mereka. Bukan perkara kecil kejahatan yang mereka
lakukan, bukan hal yang biasa-biasa saja yang mereka lakukan. Tetapi mereka
telah membuat hati Tuhan sedih, menyakiti hati Tuhan, membuat Tuhan murka
dengan melakukan penyembahan berhala.
Dalam hidup kita saat ini, mungkin
kita tidak sama seperti bangsa Israel yang melakukan penyembahan berhala,
tetapi apapun yang membuat kita jauh dari Tuhan adalah berhala kita
masing-masing. Ketika apa yang kita lakukan tidak lagi untuk tujuan kemuliaan
nama Tuhan, hanya berfokus pada diri kita, maka itu juga menjadi berhala dalam
hidup kita.
Dalam chapel mahasiswa kemarin juga
sudah disinggung mengenai mendua hati. Ketika kita hanya berfokus pada berkat
Tuhan dan bukan Tuhan sebagai sang pemberi berkat, kita sudah mendua hati
terhadap Tuhan, sudah melupakan Tuhan dan lebih memilih berkat itu. Fokus kita
bukan pada Tuhan tetapi berkat. Berkat itulah yang akhirnya menjadi berhala
dalam hidup kita. Ketika kita hanya berfokus pada diri sendiri, merasa bisa dalam
segala suatu hal, merasa bisa pelayanan tanpa campur tangan Tuhan, kita juga
sudah menjadikan diri kita sendiri sebagia berhala dalam hidup kita. Tugas-tugas
kita juga bisa menjadi berhala dalam hidup kita, bahkan mungkin pacar kita juga
bisa menjadi berhala dalam hidup kita. Apapun itu yang membuat kita jauh dari
Tuhan, yang tidak memuliakan nama Tuhan adalah berhala dalam hidup kita.
Jangan sampai dalam hidup kita ada berhala-berhala yang membuat kita jauh dari Tuhan, yang membuat kita lupa akan Tuhan. Dalam Yehezkiel 8, Tuhan tidak mentolerir dosa penyembahan berhala. Tuhan murka dan akan menghukum setiap mereka yang tidak setia padaNya dengan berbalik kepaa ilah-ilah lain. Biarlah segala yang kita lakukan, yang kita perbuat, adalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Amin.
Posting Komentar untuk "Berhala Dalam Hidup Orang Percaya - Yehezkiel 8: 1-18"