Gembala Penyayang - Mazmur 78: 32-41
Mazmur 78 ini merupakan Mazmur nyanyian pengajaran Asaf yang berisi Pelajaran dari sejarah Israel dalam pimpinan dan penyertaan Tuhan. Pada bagian-bagian awal ayat ini, terlihat bagaimana Asaf ingin menceritakan segala perbuatan Allah dimasa lalu untuk disampaikan kepada Angkatan-angkatan yang terkemudian. Keinginan Asaf ini ia sampaikan sebagai bentuk tradisi Israel saat itu, yakni menceritakan dan memperkenalkan Allah Israel kepada anak-anak dan keturunan mereka. Asaf merasa perlu menceritakan segala perbuatan-perbuatan Ajaib Tuhan di masa lalu dan bagaimana respon nenek moyang mereka yang sering memberontak terhadap Tuhan. Hal ini bertujuan agar Israel mengingat segala pimpinan dan penyertaan Tuhan dalam hidup mereka sehingga mereka tidak hidup mengikuti jejak nenek moyang mereka.
Mari kita Bersama membaca Alkitab
kita dalam Mazmur 78:32-41
Berdasar ayat yang telah kita baca,
setidakhnya terdapat 2 hal yang dapat kita pelajari mengenai gembala penyayang
menurut Mazmur 78 ini,
Adapun kebenaran firman Tuhan
mengenai gembala penyayang menurut Mazmur 78:32-41 adalah:
1. Menggembalakan dengan penuh didikan.
Dalam ayat 33 dan 34, kita bisa
melihat bagaimana sang Gembala penyayang mendidik umatNya dengan penuh
ketegasan. Ketika umatNya tidak percaya kepada segala perbuatan baikNya, Tuhan
menghajar umatNya dengan membuat hari-hari mereka habis dalam kesia-siaan dan
membawa mereka dalam tahun-tahun kekejutan.
Padahal dalam ayat-ayat sebelumnya
Tuhan senantiasa menyertai kehidupan mereka dalam perjalanan menuju tanah
Perjanjian. Ketika tidak ada jalan lain dan didepan mereka hanya ada laut
Teberau, Tuhan membuatnya menjadi kering sehingga mereka dapat berjalan di
tanah yang kering. Ia juga menuntun mereka dalam tiang awan dan tiang api dalam
perjalanan mereka bahkan memberikan mereka minum dari gunung batu. Sungguh
suatu perbuatan yang Ajaib yang Tuhan sudah nyatakan kepada umatNya. Bahkan
Ketika mereka meminta makanan, Tuhan pun juga memberi mereka makan mana, dan
Ketika mereka meminta daging, Tuhan memberikan mereka makan daging burung
puyuh. Tetapi hal yang sangat disayangkan, mereka tetap tidak percaya kepada
Tuhan (ay. 32).
Setelah segala perbuatan Ajaib yang
Tuhan nyatakan kepada umatNya, ternyata umatnya masih berbuat dosa terhadap Dia
dan tidak percaya kepadaNya. Tuhan akhirnya mendidik umatNya secara tegas,
bahkan dengan tidak menyayangkan umatNya yang membangkang dan membunuh mereka
dipadang gurun (ay. 33). Bahkan Ketika kita melihat ayat-ayat sebelumnya yakni
dalam ayat 31, Ketika Tuhan melihat umatNya menikmati berkat yang Tuhan berikan
dengan rakus, maka Tuhan membunuh gembong-gembong mereka yakni setiap orang
kerasukan nafsu rakus dan membuat orang Israel mengeluh kepada Tuhan dan tidak
percaya kepada Tuhan. Hukuman Tuhan terhadap umatNya ini merupakan bentuk
didikan dan teguran Tuhan kepada domba-dombaNya.
Sebagai sang gembala penyayang,
teguran dan didikan merupakan bentuk cinta Tuhan kepada umatNya. Siapa yang
dicintai Tuhan, maka Tuhan akan menegur dan mendidik umatNya ketika mereka
berbuat salah. Teguran dan didikan Tuhan ini Tuhan nyatakan secara tegas karena
mereka tidak percaya kepadaNya. Didikan Tuhan ini terbukti berhasil membuat
umatNya berbalik kepada Tuhan dan kembali mencariNya (ay. 34). Bahkan karena
didikanNya yang tegas ini, umatNya menjadi ingat bahwa Tuhan adalah gunung batu
mereka dan penebus mereka.
Dalam
kehidupan kita saat ini, pernahkan kita tidak percaya kepada Tuhan? Pernahkan
kita meragukan perbuatan-perbuatan dahsayat yang Allah lakukan. Tidak heran
jika pada suatu waktu Tuhan mendidik kita dengan tegas, mendidik kita dengan
teguran yang tegas dan keras. Mungkin waktu itu berada dalam masalah, berada
dalam keadaan sakit, berada dalam pergumulan yang sulit, tetapi itu semua Tuhan
ijinkan terjadi agar kita Kembali kepadaNya, agar umatNya Kembali mencariNya
dan memulihkan keadaan mereka.
Segala
kenyamanan dapat membuat kita melupakan Tuhan. Ketika kita sehat, Ketika kita
berkelimpahan, kadang kala kita lupa bersyukur dan Tuhan dapat memakai caraNya
untuk menegur umatNya. Ketika kita menerima didikan dan teguran Tuhan,
janganlah kita mengeluh dan menyalahkan Tuhan, tetapi marilah kita
mengintropeksi diri kita dan berbalik kepada Allah. Setiap orang yang dikasihi
Tuhan pasti Ia didik, Ia tegur, sebagai bukti cintaNya kepada umatNya. Gembala
penyayang menggembalakan umatNya dengan penuh didikan.
2. Gembala penyayang mengembalakan dengan penuh kasih sayang
Meskipun Allah adalah gembala
penyayang yang menggembalakan umatNya dengan penuh didikan dan menegur
domba-dombaNya yang salah secara tegas, tetapi Ia juga adalah gembala yang
penuh dengan kasih kasih sayang.
Ketika umatNya menerima didikan
Tuhan dan Kembali kepadaNya serta memulihkan keadaannya, tetapi umatNya juga
masih suka memperdaya Dia dengan membohongi Allah. Meski seolah-olah mereka
berbalik kepada Tuhan, sejatinya mereka tidak setia kepada segenap perjanjianNya.
Tetapi Allah sang gembala penyayang adalah Alah yang penuh kasih sayang, mau
mengampuni segala kesalahan yang telah diperbuat oleh umatNya.
Berulang kali Israel memberontak
kepada Tuhan dan Tuhan mendidik mereka sehingga mereka Kembali, tetapi Israel
Kembali tidak setia kepada Tuhan. Meskipun demikian Ia adalah sang gembala
penyayang yang senantiasa menggembalakan dengan penuh kasih sayang. Mau
mengampuni segala dosa dan pelanggaran mereka. Meskipun mereka memberontak dan
memyusahkan hatinya tetapi Ia senantiasa mengampuni mereka. Bahkan Ia
senantiasa sabar dengan tidak memusnahkan merak sama sekali tetapi menahan
murkaNya dan tidak membangkitakan segenap amarahNya (ay. 38). Karena Ia tahu
bahwa umatNya adalah manusia daging yang masih dapat jatuh dalam dosa.
Dalam hidup kita ini, marilah kita
juga mau untuk mengikuti teladan sang gembala penyayang dengan juga mau untuk
mengampuni sesama kita. Bahkan Ia tidak hanya memberikan pengampunan kepada
umatNya sekali atau dua kali saja, tetapi Ia senantiasa sabar terhadap mereka.
Kita juga sebagai orang percaya perlu untuk senantiasa mengampuni sesama kita.
Kita yang sudah diampuni oleh Tuhan, masakan kita tidak mau juga untuk
mengampuni sesama kita.
Gembala penyayang telah
menggembalakan dengan penuh didikan dan telah menggembalakan dengan penuh kasih
sayang. Marilah melalui firman Tuhan yang telah kita pelajari bersama ini, kita
bisa belajar untuk senantiasa menaruh percaya kepadaNya sebab Tuhan kita pasti
sanggup melakukan perbuatan-perbuatan Ajaib bagi kita dan kiranya Ketika kita
harus mendapatkan didikan dan teguran dari Tuhan, kitapun juga dapat segera
mengintropeksi diri kita dan Kembali kepada jalan yang dikehendaki oleh Tuhan.
Selain itu mari kita juga mau belajar dari gembala penyayang yang senantiasa
memberikan pengampunan kepada umatNya dan biarlah kita juga mau untuk
memberikan pengampunan bagi sesame kita. Amin.
Posting Komentar untuk "Gembala Penyayang - Mazmur 78: 32-41"