Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sikap Hidup Manusia Baru Dalam Kristus - Kolose 3:12-17

 

Image: Gambar oleh Nino Souza Nino dari Pixabay

By: Edi Sugianto

            12Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan dan kesabaran. 13Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian. 14Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. 15Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah. 16Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu. 17Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita.”

            Kekristenan identik dengan menjadi terang atau berkat bagi lingkungannya. Sesuatu yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana untuk menjadi berkat bagi orang lain. Sering kali kita mendengar bahwa ada anak-anak Tuhan yang mengaku telah percaya namun belum bisa menunjukan bukti bahwa ia telah lahir baru. Hal ini menunjukan bahwa ia belum mampu dalam menjadi berkat. Tuhan menuntut kita untuk dapat menjadi garam dan terang dunia. Ini merupakan suatu hal yang sangat sulit untuk dilaksanakan. Tetapi sebagai orang-orang yang telah diselamatkan dan yang telah dibangkitkan bersama Kristus serta dijadikan menjadi ciptaan baru. Maka kita harus menerapkan praktek hidup selayaknya orang yang hidup baru. Berdasarkan teks Kitab Kolese 3:12-17 menyatakan suatu kebenaran tentang bagaimana seharusnya kehidupan orang yang telah memiliki hidup baru di dalam Kristus.

1.     Landasan Untuk Hidup Sebagai Manusia Baru (ay. 12a).

Rasul Paulus memulai kata-katanya dalam bagian ini dengan kata “karena itu”, ini menunjukan pada suatu alasan. Artinya sikap hidup baru didasarkan pada kehidupan di dalam Kristus yang telah memberikan posisi kepada kita sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihi-Nya.

Posisi ini merupakan posisi yang sungguh luar biasa, sebab dengan kekuatan diri sendiri kita tidak akan mampu untuk mencapainya bahkan mustahil. Namun melalui iman di dalam Kristus, kita boleh mendapatkan posisi yang indah ini karena kasih karunia Allah. Proses untuk mencapai posisi ini telah Allah kerjakan secara sempurna dari pemilihan sebelum dunia dijadikan, pengudusan melalui penebusan dan pemetraian oleh Roh Kudus (Ef. 1:3-14). Dalam pencapaian posisi ini Allah Tritunggal telah bekerja secara luar biasa. Semua Allah lakukan karena kasih-Nya. Inilah yang menjadi dasar kita berpijak untuk hidup dalam kehidupan yang baru sebagai manusia baru. Kasih karunia Allah menghidupkan kita menjadi manusia yang baru.

2.     Sikap Hidup Manusia yang Baru (ay. 12b-17).

Pada konteks ayat sebelum pasal 3:12, rasul Paulus menasehati jemaat Kolose yang adalah ciptaan baru agar meninggalkan hidup atau manusia lama yang dahulu mereka hidup didalamnya (ay. 5-9a). Itu adalah tindakan putar balik, yaitu setelah menelanjangi hidup lama maka sekarang waktunya untuk mengenakan pakaian yang baru yaitu kehidupan yang baru. Sikap-sikap apakah yang perlu kita kenakan sebagai manusia baru di dalam Kristus? Paulus menegaskan sebagai berikut:

a.     Berbuat saleh terhadap sesamamu (ay. 12b).

Sebagai manusia yang baru dan yang masih tinggal di dunia ini, maka wujud hidup baru itu akan nampak atau tercermin melalui hubungan dengan sesama. Hal-hal yang rasul Paulus tuliskan kepada jemaat di Kolose supaya dikenakan ialah; i. Belas kasihan. Belas kasihan ialah sikap pikiran yang menggerakan orang untuk menanggapi kebutuhan-kebutuhan orang lain sehingga memenuhi kebutuhan tersebut. ii. Kemurahan. Kemurahan ialah sikap Allah terhadap manusia yang penuh kasih sayang, yang antara lain berarti Dia suka berbuat baik dan memberikan yang baik kepada manusia. Allah juga menghendaki supaya sifat ini boleh ada dalam manusia yang telah lahir baru terhadap sesamanya. iii. Kerendahan hati. Kerendahan hati ialah sikap dimana kita mau memberikan kesempatan kepada kehendak Allah atau tunduk kepada Allah. Selain itu juga memberikan penghormatan terhadap sesama. iv. Kelemahlembutan. Orang yang lemah lembut tidak mendendam terhadap tindakan kasar (yang dialaminya) dan tidak tawar hati dalam kelemahan. Mereka berpikiran bahwa segala sesuatu diterimanya sebagai jalan Allah bagi dia dalam tujuan-Nya yang penuh hikmat dan kasih, sehingga mereka terima juga tindakan kasar dari orang lain, sambil mengetahui bahwa hal-hal itu diizinkan oleh Allah demi kebaikannya. v. Kesabaran. Kesabaran merupakan hal yang sangat berharga dalam praktik hidup untuk menghindari perselisihan, juga dalam menertibkan perkara-perkara dunia dengan bijaksana, terutama jika terlibat dalam hal-hal yang menimbulkan amarah.

Beberpa sifat di atas merupakan cirri-ciri kehidupan yang saleh atau kebaikan terhadap sesama manusia. Hubungan yang baik dengan Tuhan akan tercermin dengan perbuatan yang baik terhadap orang lain.

b.     Bersabar dan mengampuni seperti teladan Tuhan (ay. 13).

Dalam hidup bersama pasti terjadi suatu gesekan permasalah. Ini merupakan hal yang wajar, namun sebagai ciptaan baru maka kesabaran diperlukan dalam hal seperti ini. Walaupun gesekan yang terjadi itu sangat menyakitkan kita harus tetap bisa mengampuni sama seperti Tuhan telah mengampuni kita. Jangan biarkan rasa dendam muncul di antara kita. Kita mau mengampuni sesama bukan karena mereka merengek kepada kita atau memohon pengampunan, melainkan karena kita sebagai ciptaan yang baru yang telah ditebus dan diampuni semua dosa-dosa kita.

c.     Mengenakan Kasih Allah sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (ay. 14).

Kata “di atas semuanya” menyatakan bahwa di atas semua hal-hal yang telah disebutkan oleh Paulus sebelumnya. Kasih harus dikenakan sebagai pengikat. Kasih merupakan ciri yang terutama bagi manusia yang baru. Dengan kasih dari Allah kita dapat melakukan berbagai hal. Kasih mampu meberikan kekuatan kepada orang percaya. Kasih Allah yang begitu besar mampu menyelamatkan manusia yang telah rusak dengan mengorbankan Anak-Nya yang tunggal yaitu Yesus Kristus sebagai ganti manusia yang harus dihukum karena dosa. Dalam 1 Korintus 13 kita dapat melihat bagaimana sifat-sifat kasih itu. Kasih merupakan hal yang terbesar dari pada iman dan harap. Dan tanpa kasih segala sesuatu akan sia-sia atau tidak ada artinya.

d.     Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati dan bersyukurlah (ay. 15).

Damai yang Kristus berikan (kita telah diperdamiakan, 1:22) harus mengontrol hati dan hidup keseharian kita. Secara khusus, kita dipanggil untuk berdamai satu sama lain untuk menjadi satu tubuh. Tanpa damai sejahtera, kita akan kesulitan di dalam kehidupan bersama yang sering terjadi gesekan-gesekan. Hati yang menikmati damai sejahtera layak bersyukur, sebab ini sangat penting dalam kesatuan tubuh Kristus.

e.     Hendaklah perkataan Kristus diam diantara kita (ay. 16).

Dalam hidup bersama kita harus menggunakan perkataan-perkataan yang membangun. Dengan demikian hanya perkataan-perkataan Kristus yang dapat melakukan hal ini. Oleh sebab itu biarlah perkataan Kristus diam di antara kita. Perkataan Yesus mengarah kepada ajaran-ajaran-Nya dan secara keseluruhan menunjuk kepada firman Allah. Biarlah firman Kristus yang mengontrol pikiran kita untuk melandasi setiap tindakan-tindakan kita.  Maka apabila hal ini dilaksanakan akan berakitbat 2 hal yaitu; i. Mengajar dan menegur seorang akan yang lain merupakan peranan setiap orang percaya, bukan kaum rohaniawan saja. Setiap anggota tubuh Kristus harus menyampaikan ajaran Kristus kepada orang lain. ii. Mengucap syukur kepada Allah di dalam hati sambil menyanyikan mazmur, puji-pujian dan nyanyian rohani. Lagu-lagu Kristen adalah alat penting untuk mengajarkan orang-orang percaya dalam ajaran Kristus. Orang Kristen merenungkan dengan ucapan syukur atas berkat-berkat yang menjadi milik mereka dalam Kirstus melalui nyanyian, ajaran Kristus meresap diam dalam hati mereka. Melalui nyanyian kita dapat menyampaikan pengajaran kebenaran Allah.

f.      Melakukan semua perbuatan dan perkataan dalam nama Tuhan (ay. 17).

Ini merupakan prinsip yang harus dipraktekan oleh ciptaan yang baru, sebab dengan melakukan dan berkata dalam nama Tuhan maka akan mendapatkan hasil yang luar biasa. Nama Tuhan adalah lambang untuk hakikat dan karakter Tuhan. Segala sesuatu harus dilakukan dalam nama Tuhan Yesus Kristus, yaitu konsisten dengan karakter-Nya demi kuasa-Nya, untuk kemulian-Nya, baik perkataan, maupun perbuatan. Seluruh hidup kita dijalankan untuk Dia. Hal ini juga mendasari semua apa yang menjadi sikap-sikap hidup manusia baru di dalam Kristus. Selanjutnya dalam melakukan semua hal ini, maka ditekankan kembali dengan ucapan syukur.

            Akhirnya, itulah landasan dan sikap-sikap untuk hidup sebagai ciptaan baru yang ada dalam Kristus. Marilah kita hidup berdasarkan firman ini, sebab kita adalah manusia baru, orang-orang ketebusan Allah. Biaralah kita hidup selayaknya manusia baru, yaitu meninggalkan manusia lama kita dan mengenakan manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Kristus. Nasehat ini tidak hanya untuk jemaat di Kolose saat itu melainkan juga untuk kita orang-orang yang hidup dalam dunia ini. Biarlah dunia tahu bahwa kita adalah orang-orang yang telah selamat dan melalui hidup kita, Kristus boleh terlihat oleh mereka dan mereka boleh memuliakan Bapa di Surga.

~~Amin.~~

 

Joko Prasetyo
Joko Prasetyo Pendiri dan Admin pikirankristen.com

Posting Komentar untuk "Sikap Hidup Manusia Baru Dalam Kristus - Kolose 3:12-17"