Manfaat Relasi Berpacaran
MANFAAT RELASI BERPACARAN
Berpacaran
sering kali dianggap sebagai hal yang tabu untuk dibicarakan. Tanpa disadari,
terdapat hal-hal positif yang dapat diambil ketika menjalin relasi berpacaran.
Tentunya berpacaran akan memberikan manfaat yang baik bagi diri sendiri maupun
bagi orang lain atau pasangannya jika dijalani dengan pemahaman yang benar. Namun
saat ini banyak muda-mudi yang lupa akan hal ini dan menjalani relasi
berpacaran dengan cara yang salah. Lalu, apa manfaat dari berpacaran?
Memberikan
kesempatan untuk belajar mengenai diri sendiri, orang lain, dan relasi dalam
sebuah konteks yang aman.
Ketika
dilakukan dengan baik, berpacaran merupakan sebuah masa inkubator untuk
memahami lawan jenis, perasaan seksual seseorang, batasan-batasan moral,
kebutuhan seseorang akan keterampilan berelasi. Tetapi pacaran harus dilakukan
dalam konteks yang tepat. Seorang pemuda
atau pemudi harus menjalin
relasi berpacaran di dalam komunitas yang mempedulikannya. Bagi para remaja,
konteks ini adalah orang tua mereka, teman-teman, kelompok pemuda, pendeta kaum
muda, pelatih, dan sebagainya.
Berpacaran
memberikan sebuah tempat untuk bertumbuh dan belajar
mengenai manusia, yang dapat membantu mereka
berkembang. Larangan
untuk tidak menjalin relasi berpacaran
sebenarnya sedang merampas hak para remaja
yang membutuhkan nasihat dan bimbingan. Alangkah
lebih baik jika para remaja belajar dalam sebuah situasi di mana
mereka memiliki pembimbing dan kesempatan untuk menjadi dewasa sebelum mereka
membuat sebuah komitmen pernikahan,
daripada melihat mereka membuat komitmen dan kemudian harus menyesalinya
kemudian.
Para
pendeta, teman-teman, dan komunitas mereka seharusnya memberikan dukungan bagi
kehidupan berpacaran mereka. Hal ini memberi mereka sebuah tempat untuk
bertumbuh sehingga mereka siap untuk menikah.
Memberikan
sebuah konteks untuk mengatasi persoalan.
Sebuah pertanyaan sederhana mungkin dapat diajukan
kepada beberapa orang yang memiliki pernikahan bahagia, mengenai bagaimana mereka akan
bertindak jika mereka menikahi pacar pertama mereka. Pilihan pertama
orang-orang tersebut mungkin tidak begitu hebat. Berpacaran memberikan sebuah
tempat bagi mereka untuk menemukan apa yang
mereka pikirkan dan mereka nilai mengenai seseorang, yang mungkin bukan
merupakan hal yang akan mereka hargai dalam jangka panjang. Mereka mungkin
melihat bahwa hal yang membuatnya tertarik bersifat sementara dan bahkan dapat
bersifat merusak. Beberapa dari daya tarik ini bahkan dapat merusak kerohanian
mereka. Seringkali seseorang tertarik kepada
“kedewasaan” dan karakter rohani seseorang. Mereka berpikir bahwa orang
tersebut hebat. Tetapi setelah mereka mulai berpacaran, mereka baru mengenal
dia lebih baik. Dan mereka menemukan bahwa apa yang terlihat begitu baiknya di
awal ternyata menjadi tidak baik dalam relasi yang lebih dekat dalam jangka
panjang.
Seperti halnya seorang wanita yang
bertumbuh dewasa dengan didikan seorang ayah yang keras akan lebih membuatnya tertarik
kepada para pria yang baik dan lembut
dibandingkan dengan seseorang yang keras seperti ayahnya. Setelah menemukannya
dia pun menikahi
pacar pertamanya, setelah berpacaran dalam waktu yang singkat. Suaminya adalah
seorang pria yang sangat baik, tetapi kerena dia takut terhadap kuasa dari
seorang pria, dia memilih seseorang yang sangat pasif. Dia menyesal bahwa dia
tidak belajar lebih awal mengenai kecenderungannya untuk mengidealisasi
kepasifan. Seandainya dia dulu berpacaran dengan suaminya untuk waktu yang
lebih lama, dia akan mengetahui masalah yang akan dihadapi dan seperti apa
suaminya dalam sebuah relasi nyata. Banyak orang yang terlihat baik sampai
mereka berelasi secara nyata dari hari ke hari.
Membangun
keterampilan berelasi.
Relasi-relasi yang intim memerlukan banyak usaha dan keterampilan. Banyak orang tidak menjadi dewasa dengan mempelajari keterampilan berelasi ini dalam keluarga mereka atau tempat lain. Tetapi, ketika mereka mulai berpacaran, mereka menemukan bahwa mereka memiliki perasaan tidak aman atau masalah yang serius, atau mereka tidak memiliki keterampilan berelasi, misalnya komunikasi, kelemahan, iman, keberanian, kejujuran, pengorbanan diri, dan keterampilan mendengarkan. Dalam relasi berpacaran, mereka akan menyadari ketidakdewasaan mereka dan dapat menemukan apa yang mereka harus lakukan sebelum mereka siap untuk memasuki relasi yang lebih serius. Selain itu, berpacaran memberikan kesempatan untuk belajar mengenai relasi itu sendiri dan bagaimana mereka berperan dalam sebuah relasi. Hal itu dapat menjadi sebuah masa pertumbuhan dan penemuan yang penting bagi diri mereka.
Baca juga: Batasan-Batasan Dalam Berpacaran
Menyembuhkan
dan memperbaiki.
Suatu ketika ada seseorang yang bertemu
dengan seorang pria yang sudah lama tidak pernah ia
jumpai dan dibuat terkejut
saat menemukan bahwa dia menikah dengan seseorang wanita yang bukan selama ini dia pacari ketika terakhir kali bertemu dengannya. Ketika ia bertanya kepadanya mengenai mantan
pacarnya, dia menjawab, “Oh, kami berteman baik, dan saya bersyukur kepada
Allah karena perannya dalam kehidupanku. Saya berpikir dia adalah orang
yang tepat. Tetapi Allah mempunyai
rencana lain
bagi kami berdua. Akan tetapi, saya perca bahwa Dia menyatukan kami bersama
selama jangka waktu tertentu,
untuk mengajari kami berdua banyak hal mengenai diri kami dan menghasilkan
kesembuhan. Saya memiliki banyak luka di masa lalu dan dia menerima serta
merawatnya. Cintanya sangat berarti bagiku sehingga saya
dapat mencintai lagi. Walaupun saya mengetahui bahwa dia bukan orang yang tepat
untuk saya nikah, relasi kami sungguh-sungguh baik bagi kami berdua dan
mempersiapkan kami untuk relasi masa depan kami."
Allah
menggunakan relasi untuk menyembuhkan dan mengubah seseorang meskipun
berpacaran bukanlah tempat
utama bagi seseorang untuk mencari kesembuhan (ini merupakan sebuah ide yang
buruk), itu merupakan sebuah tempat di mana hal-hal yang baik terjadi dalam
jiwa manusia. Seseorang bisa
mendapatkan manfaat dari relasi yang baik. Seseorang
dapat memiliki relasi pacaran yang baik di mana mereka belajar, disembuhkan,
bertumbuh, dan dilatih, bahkan ketika relasi-relasi tersebut tidak mengarah
kepada pernikahan, ia memiliki
nilai dalam kehidupan seseorang,
Bersifat
relasional dan memiliki nilai pada dirinya sendiri.
Joshua
Harris berkata bahwa manusia mencari kepuasan mereka sendiri dalam berpacaran.
Walaupun beberapa orang menggunakan orang lain secara egois dalam berpacaran,
orang yang lain menikmati untuk mengenal satu sama lain, mereka memberi dan
menerima dengan cara yang saleh, bukan hanya dengan cara yang mengarah kepada
pernikahan.
Berusaha
mengenal seseorang, menghabiskan waktu bersamanya, dan saling berbagi dengannya
adalah “keintiman.” Pengenalan mengenai orang lain secara mendalam
adalah sebuah cinta. Inilah relasi yang baik
dan kudus. Tetapi dalam berpacaran hal ini belum sempurna. Berbagi hidup memiliki nilai yang
sejati dan merupakan hal yang ajaib, karena tidak ada alasan lain yang
mendorong hal tersebut selain cinta dan relasi itu sendiri. Allah telah berkata
bahwa cinta atau kasih—bukan hanya cinta pernikahan—adalah penggenapan
seluruh hukum. Ketika dua orang saling
mengasihi satu sama lain, memberikan diri kepada satu sama lain, dan saling berbagi
dalam kehidupan, walaupun relasi-relasi tersebut memiliki batasan dalam hal
tubuh dan hati, tetap memiliki nilai
juga.
Memungkinkan
seseorang mempelajari apa yang dia sukai dari lawan jenis.
Belum tentu seseorang akan
menjadi lebih baik jika dia menemukan orang yang “baik atau menyenangkan".
Setiap orang mengetahui secara pasti seperti apa jenis orang
yang mereka benar-benar sukai dan dapat bergaul dengan baik. Setiap orang
memiliki impian mereka dan daya tarik alami mereka masing-masing. Beberapa di
antaranya mungkin baik dan beberapa yang lain mungkin berasal dari
kelemahannya.
Tidak
setiap orang mengetahui orang seperti apa yang dia sukai dan orang seperti apa
yang baik bagi dia. Seperti apa rasanya menghabiskan banyak waktu dengan orang
yang menyenangkan? Bagi beberapa orang, hal itu adalah surga, tetapi bagi yang
lain, itu adalah neraka. Seperti apa rasanya berada di dekat seseorang yang
pintar setiap hari? Bagi beberapa orang, hal itu akan sangat memberi semangat.
Bagi orang lain, hal itu sangat membosankan. Terkadang apa yang seseorang pikir dia sukai bukanlah apa yang
benar-benar baik untuk dirinya dalam jangka
panjang, tetapi dirinya
harus mengetahui hal ini. Berpacaran memberikan sebuah konteks bagi seseirang untuk bertemu dan menghabiskan
waktu dengan beragam manusia. Mereka dapat menemukan apa yang mereka sukai, apa
yang mereka butuhkan, dan apa yang baik bagi mereka.
Memberikan
sebuah konteks untuk belajar mengendalikan diri secara seksual dan pemuasan
lainnya.
Pacaran
yang baik memberikan kesempatan kepada seseorang
untuk berelasi
dan menahan diri dari hubungan seks. Penundaan kepuas diri mengajarkan seseorang mengenai sesuatu yang
sangat berharga bagi pernikahan. Melakukan yang terbaik bagi orang
lain adalah lebih penting
daripada pemuasan diri dan ekspresi seksual. Berpacaran dalam batasan Allah
membuat kita belajar bagaimana
berhubungan satu sama lain dengan menolak ekspresi seksual. Berpacaran yang dilakukan dengan
benar mengajarkan pengendalikan
diri dan menunda pemuasan diri. Kedua hal tersebut merupakan persyaratan agar
pernikahan dapat berhasil.
Berpacaran
dapat dilakukan secara salah dan menyebabkan luka dan rasa sakit. Berpacaran
dapat dilakukan dengan baik dan mengarah kepada hasil yang luar biasa dalam
kehidupan para remaja dan orang
dewasa yang belum menikah. Batasan-batasan dalam Berpacaran dirancang untuk
membantu seseorang menemukan rahasia berpacaran yang berhasil dan
menghindari jurang pacaran yang salah.
Mencari Allah dengan
sungguh-sungguh, membangun sebuah komunitas pertemanan yang sehat, maka pacaran
dapat menjadi suatu hal yang luar biasa. Ia dapat menjadi hal yang
menyenangkan, memuaskan secara rohani, dan menghasilkan pertumbuhan.
Pertahankan batasan-batasan dan nikmatilah prosesnya. Terlibatlah dalam
kehidupan, tetapi dengan mengingat batasan-batasan yang telah Allah berikan dan cara yang Dia
ingin untuk dilakukan dalam mencapai kehidupan yang
memuaskan, dan menikmati prosesnya. Hal ini terlihat dalam nasihat Salomo
kepada orang muda: “Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah
hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan
matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau
ke pengadilan!" (Pengkhotbah 1:9).
Berpacaran
dapat menjadi sebuah masa kehidupan yang luar biasa, tetapi ia harus diimbangi
dengan batasan-batasan Allah mengenai hal apa yang baik.
Disadur dari: Boundaries In Dating (Dr. Hendry Cloud & Dr. John
Townsend, hal. 13-18)
Posting Komentar untuk "Manfaat Relasi Berpacaran"