Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Latar Belakang Sejarah Perbudakan Bangsa Israel di Mesir



 Alkitab pada perjanjian lama menyampaikan kisah dari berbagai tokoh nabi. Salah satunya adalah nabi Musa.  Seorang yang dipakai Tuhan didalam memimpi bangsa Israel adalah musa. Adapun musa adalah keturunan putra dari Abram bin Kehat Bin Lewi dan Yokhebed. Menurut takdir Tuhan Musa diselamatkan dan dijadikan anak Angkat putri Firaun.musa diperlengkapi pendidikan yang luas dan di istana raja dipersipkan menjadi pemimpin bangsa Israel dan termasuk setelah itu dia seorang penulus Pentateukh, kelima kitab pertama dalam Alkitab. Setelah melarikan diri dari mesir, musa tinggal dipadang Gurun selama 40 tahun.  Disana ia menerima panggilan kembali ke bangsa Israel disemak belukar yang menyala. Tahun 1450 SM Musa diangkat seorang Nabi, meskipun hal ini ia enggan menerima panggilanya, ia dibantu oleh saudaranya Harun. Musa melakukan perintah Allah, melaksanakan segala pengembangan yang menjadi bagian tugasnya untuk membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan bangsa Mesir. Musa sebelum diutus seorang Nabi banyak yang dia lewati berbagai macam tantangan didalam kehidupannya. Dan dalam hal ini Allah mengijinkan segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya untuk menghasilkan pembentukan karakter hidupnya yang kuat untuk memimpin bangsa Israel. Dan setelah itu dia memperoleh kuasa Allah dan mujizat yang dilakukan Allah didalam kehidupanya.

Musa memimpin bangsa Israel bertujuan untuk keluar dari perhambaan bangsa Mesir. Pemimpin bangsa mesir adalah seorang Firaun. Firaun sangat kejam terhadap bangsa Israel dengan memperbudak kurang lebih 400 tahun lamanya, dan dia sangat berkeras hati untuk melepaskan bangsa Israel dari perbudakannya. Sehingga Allah bertindak dari perbuatan Firaun kepada bangsa Israel, Tulah-tulah di Mesir. 

Latar belakang peristiwa keluar Israel dari mesir adalah serentetan tulah yang luar biasa yang ditimpakan oleh Tuhan atas orang-orang Mesir sebelum mereka membiarkan bani Israel pergi. Sementara itu, kepemimpinan Musa dan pengangkatannya oleh Allah diteguhkan. Sesudah tulah kesepuluh, Firaun memperkenankan orang Israel pergi. Setelah keluar dari tanah mesir, bangsa Israel harus menyemberangi Laut merah untuk menghindari kejaran dari Firaun dan sekutunya. Israel mengalami mujizat penyelamatan melalui Laut Merah. Di sanalah Firaun dan tetaranya binasa. Dengan perlindungan Allah, bangsa Israel lolos dan dapat melewati tempat yang kering dari tengah lautan dan memperoleh keluar dari kejaran Firaun dan sektunya. Iman bangsa Israel segera diuji oleh kekurangan air dan makanan di padang gurun. Namun dengan cara yang ajaib Tuhan memelihara mereka. 

Di padang gurun Israel menerima hukum Musa yang akan mengatur kehidupan mereka selama berabad-abad. Ketika bangsa Israel menyadari sangat begitu besar tindakan Allah didalam melindungi dan penyertaan Allah terhadap mereka, baik dalam perbuatan bangsa mesir perbudakan, maka bangsa Israel takut kepada Allah sehingga bangsa tersebut banyak yang menjadi percaya kepada Allah dan hamba-Nya Musa. Bersama hukum yang ditetapkan Musa ada ketetapan pengangkatan para imam, pembangunan Kemah Suci dan sistem korban persembahan yang menandai Hukum Taurat. Dalam kebersamaan hal ini bangsa Israel melakukan kesalahan Fatal, Yaitu meragukan kemampuan Allah untuk memberikan Negeri Perjanjian itu kepada mereka. Ketika mereka mengutus kedua belas pengintai, hanya dua orang, Yaitu Yosua dan Kaleb, yang bersedia tetap mempertahankan bahwa Allah akan memberikan Negeri Perjanjian kepada mereka. Didalam ketidak percayaan bangsa Israel kepada Allah. mereka di Hukum untuk mengembara dipadang belantara  selama 40 tahun, serta menanggung berbagai kesukaran  kehidupan di padang pasir. Akan tetapi secara mujizat pemeliharaan Allah turunlah manna dari langit dan air batu karang untuk mereka nikmati. 

Dengan demikian banyak Alkitab mencatat berbagai rangkaian kegagalan orang Israel untuk mempercayai janji Allah didalam pemeliharaan mereka sebagai penggenapan ikrar-Nya bahwa mereka akan kembali ke negeri Kanaan. Dan hal ini pemeliharaan generasi bangsa Israel hanyala kasih karunia Allah dan kepatuhan Israel terhadap Hukum mereka. Dengan pemeliharaan bangsa tersebut dipimpin oleh utusan Allah Yaitu Yosua. Tuhan berkata kepada Yosua “Hamba-Ku Musa telah mati; sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu. Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa. Janji Allah kepada Yosua digenapi secara harafiah selama masa hidupnya. Setiap bagian tanah yang diduduki Israel adalah benar-benar milik mereka.


Joko Prasetyo
Joko Prasetyo Pendiri dan Admin pikirankristen.com

Posting Komentar untuk "Latar Belakang Sejarah Perbudakan Bangsa Israel di Mesir"