Kumpulan Renungan Tentang Penyertaan Tuhan
*Jangan Takut, Tuhan Menyertai!*
Bacaan Alkitab: Yesaya 43:1-7
"apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau." (Yesaya 43:2b)
Bila saat ini kita sedang melewati masa-masa yang tidak menyenangkan, persoalan atau penderitaan datang silih berganti mewarnai hari-hari kita, jangan sekali-kali menyerah dan putus asa, apalagi sampai marah kepada Tuhan. Pencobaan yang kita alami bisa saja antara lain terjadi karena ketidaktaatan atau kesalahan kita.
Tidak ada jalan lain, kita harus segera bertobat dan minta ampun kepada Tuhan. Namun yang pasti, pencobaan juga merupakan senjata yang digunakan Iblis untuk menghancurkan hidup kita. Sebaliknya, bila pencobaan itu diijinkan Tuhan, maka itu adalah cara Tuhan untuk mengembangkan karakter kita. Kita tidak akan bertumbuh tanpa melewati ujian atau pencobaan. Jadi jangan terkejut dan berkecil hati! Jangan pernah mau diintimidasi Iblis, karena "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya." (1 Korintus 10:13).
Selama ini banyak orang Kristen yang menjadi frustrasi, hilang semangat dan tidak lagi berpaut kepada Tuhan saat dalam pencobaan. Mari kita belajar dari Daud, yang meski dalam keadaan buruk senantiasa menggunakan bahasa iman. Bahasa iman itu sangat penting dalam kehidupan kita agar kuasa pertolongan Tuhan dapat bekerja dalam kita. Daud berkata, "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku;" (Mazmur 23:4a).
Kalau kita yakin akan penyertaan Tuhan, sebagaimana Daud mengalaminya, kita tidak akan berbicara mengenai lembah kekelaman, tetapi kita akan menggemakan penyertaan Tuhan di mana pun kita berada. Bersama Tuhan Yesus kita akan aman dan terpelihara. Sering kali kita tidak merasakan betapa Tuhan itu menyertai kita. Kehadiran Tuhan tak perlu dirasakan dengan pancaindra kita, tapi kita harus yakin seperti Daud yang berkata, "Tuhan besertaku!" Itulah sebabnya Daud tidak takut meski berada dalam lembah kekelaman.
Hari ini, Allah sendiri telah menegaskan janji-Nya kepada kita: "Janganlah takut, sebab Aku ini menyertai engkau..." ( Yesaya 43:5a).
*TERPELIHARA SAMPAI KE ANAK CUCU*
*"Anak hamba-hamba-Mu akan diam dengan tenteram, dan anak cucu mereka akan tetap ada di hadapan-Mu."*
Mazmur 102:29
_Sungguh tidak dapat kita selami betapa kayanya kasih setia dan anugerah Tuhan kepada kita, manusia yang berdosa, yang seharusnya mati binasa karena kejahatannya, namun Ia datang menyelamatkan dan memberikan kepada kita kehidupan yang baru di dalam Dia._ *Lebih dari itu, Ia juga yang memperlengkapi kita dengan segala yang terbaik, di atas segalanya, Ia memberikan janji yang abadi, yang akan terus berjalan secara turun temurun.* _*Apa yang terbaik yang kita nikmati saat ini, tak akan berhenti hanya pada diri kita saja, namun itu akan mengalir kepada keturunan kita yang akan datang.*_ JanjiNya: *"Semua anakmu akan menjadi murid Tuhan, dan besarlah kesejahteraan mereka."* (Yesaya 54:13)
*Yakini saja bahwa perjanjian damaiNya itu berlaku dari generasi ke generasi selanjutnya,* _Tuhan mengerti bahwa kita banyak memikirkan kelangsungan hidup anak cucu kita nantinya, karena kita melihat bahwa perkembangan zaman tidak membuat semua bertambah baik, tetapi malah membuat segala kebaikan semakin mudah rusak dan menjadi jahat. Kita merasakan di masa kita saja, kejahatan telah demikian buruknya, bagaimana dengan nanti? *Tetapi Tuhan tidak menginginkan kita dirundung kekuatiran dan kegelisahan, Ia mau kita mempercayakan segalanya ke dalam tanganNya. Itu sebabnya ia memberikan perjanjian yang bukan hanya menjamin hidup kita saja, namun juga keturunan kita kelak.*_
_*Perhatikanlah bagaimana Tuhan telah memelihara hidup kita sampai kepada hari ini, melewati masa-masa yang tidak pasti, yang mengerikan, yang seakan tiada harapan, namun kita masih ada dalam iman yang semakin kuat kepadaNya.*_ *Jadi jika kita telah melalui semua bersama denganNya, dan aman, maka yakinlah bahwa Ia juga mampu memelihara hidup anak cucu kita bahkan sampai ke generasi selanjutnya, dengan sempurna.* JanjiNya dalam Mazmur 113:1-3 katakan: *"Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati. Harta dan kekayaan ada dalam rumahnya, kebajikannya tetap untuk selamanya."*
_*Hanya ikuti saja perintahNya, karena itu yang menghidupkan kita dan keluarga kita!*_ Mazmur 37:25-26, lebih meyakinkan kita lagi, katanya: *"Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat."* _*Percaya saja pada kemurahan Tuhan yang berlaku secara turun temurun atas kita yang takut akan Dia dan yang hidup dalam kebenaranNya.*_ Mazmur 103:17 katakan: *"Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu."*
Itu sebabnya kita pun dapat mengatakan kemenangan besar, seperti yang Daud katakan: *"Bukankah seperti itu keluargaku di hadapan Allah? Sebab Ia menegakkan bagiku suatu perjanjian kekal, teratur dalam segala-galanya dan terjamin. Sebab segala keselamatanku dan segala kesukaanku bukankah Dia yang menumbuhkannya?"* (2 Samuel 23:5).
*HIDUP KITA ISTIMEWA DI TANGAN TUHAN*
Tahun 1818, Louis, bocah Prancis berumur 9 tahun duduk dalam bengkel pembuatan pakaian kuda milik ayahnya.
Louis mulai jatuh cinta pada pekerjaan ayahnya, dan saat ia mengungkapkan keinginannya untuk meneruskan karya-karya ayahnya,
Sang ayah berkata, "Mengapa tidak mulai dari sekarang?"
Sambil menggambar sebuah pola pada sepotong kulit, mengambil pahat dan martil kemudian menyerahkannya kepada Louis untuk langsung mengerjakannya.
Louis mencobanya dengan senang hati, tapi pukulan martil yang tidak tepat menghujam matanya, sayangnya peristiwa itu terulang kembali di kemudian hari, kedua mata Louis pun menjadi buta.
Louis tak pernah menduga bahwa musibah yang menimpanya justru mendatangkan berkat bagi jutaan orang buta di seluruh dunia.
Sebelumnya Louis hanya bercita-cita meneruskan usaha ayahnya, tetapi TUHAN telah menjadikannya ia seorang yang luar biasa, yaitu LOUIS BRAILLE SI PEMBUKA DUNIA MELALUI TULISAN.
Adakah saat ini kita tengah bersedih hati karena kehilangan harapan untuk menghadapi hari esok ?
Dalam dunia hidup sering sekali tampak tidak adil kepada kita, tak selamanya kebaikan yang kita kerjakan BERBUAH HASIL yang menyenangkan HATI dan mendatangkan SUKACITA, terkadang maksud-maksud baik kita justru berakhir dengan AIR MATA dan KESEDIHAN,
tapi TUHAN turut merasakan juga apa yang kita rasakan.
TUHAN selalu Punya Banyak Cara untuk membuat Airmata kita beramgsur-angsur menyusut, dan kejutan-NYA seringkali hadir di kehidupan ini, serta membuat kita benar-benar merasa seperti Menang Undian.
PERCAYALAH AIR MATA KITA SELALU DITAMPUNG DALAM KIRBAT-NYA.
JANGAN BIARKAN SEMANGAT KITA PATAH KARENA COBAAN HIDUP, BANGKITKANLAH SEMANGAT KITA, JADIKAN HIDUP KITA ISTIMEWA DI TANGAN TUHAN.
”Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.”
(Yeremia 29:11)
JANJI TUHAN SELALU DI TEPATI
Terlambat bukanlah kata kerja yang menyenangkan, hal tersebut biasanya mendatangkan kekecewaan.
Kata terlambat juga berkaitan dengan sebuah komitmen yang tidak di penuhi, sebagai contoh ketika kita janji bertemu dengan seseorang dan orang tersebut terlambat datang, maka kita akan kecewa, tentu saja orang tersebut pasti memiliki alasannya sendiri.
Kadangkala kita seringkali berpikir bahwa TUHAN terlambat untuk menolong kita, atau menepati janji-NYA, bahkan ada yang kecewa dan marah kepada TUHAN karenanya, namun Alkitab menyatakan bahwa janji TUHAN adalah janji yang murni dan yang teruji.
Jadi bagaimana hal tersebut bisa terjadi?
Permasalahannya tentu bukan pada TUHAN;
Ada hal yang perlu kita selidiki lagi, yaitu Hati kita.
TUHAN tidak pernah terlambat, jika sesuatu sepertinya "terlambat", maka yang harus kita periksa adalah kita, menggunakan alat ukurnya apa?
Waktunya TUHAN atau waktunya kita sendiri?
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya.”
(2Petrus 3:9)
Seperti yang di katakan Pengkotbah,
kita sebagai manusia seringkali tidak dapat menyelami apa yang sedang TUHAN lakukan, padahal tidak sekalipun TUHAN bermaksud jahat kepada kita,
DIA merancangkan segala sesuatunya indah pada waktunya.
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
(Pengkotbah 3:11)
Mari kita menjaga sikap hati kita agar tetap benar di Hadapan TUHAN,
Percayalah bahwa Waktu TUHAN tak pernah salah,
DIA tak pernah mengabaikan seruan anak²NYA.
Cara dan waktu TUHAN yang tidak sama dengan cara dan waktu kitalah yang membuat sepertinya TUHAN terlambat bekerja;
TUHAN selalu menjawab seruan hati kita, namun dengan cara-NYA dan waktu-NYA, bukan dengan cara kita dan waktu kita.
“Adapun Allah, jalan-Nya sempurna;
janji Tuhan adalah murni;
Dia menjadi perisai bagi semua orang
yang berlindung pada-Nya.”
(Mazmur 18:31)
Dalam Pimpinan Tuhan
Baca: Keluaran 13:17-22
*DLM TUHAN, PIMPINAN-NYA SETIAP HARI ITU CUKUP BAGI KITA,*
Keluaran 13:21 "TUHAN berjln di depan mrk, pd siang hari dlm tiang awan utk menuntun mrk di jln, & pd wkt malam dlm tiang api utk menerangi mrk, shg mrk dpt berjln siang & malam"
Gambar atau foto itu membuat sy tersenyum. Bernada jenaka sekaligus menyapa. Khususnya di hari2 tatkala semua org mengajukan pertanyaan— entah terucap atau hanya terbisik dlm desah lirih—“Sampai kapan badai ini berlalu?” “Sampai kapan bencana wabah ini berakhir?”
Kehidupan ini banyak bersesuaian dgn perjlnan Israel di gurun sesdh meninggalkan Mesir. Menyimpan segudang rahasia yg mengundang seribu tanya. Bahkan tak jarang lintasannya tak spt yg kita sangka. Berdasarkan hikmat-Nya, Tuhan membuat kita layaknya menempuh jln berputar (ay. 18). Serasa tak kunjung tiba menemui ujungnya. Ttpi, berita baiknya ialah Tuhan berjalan bersama, bahkan di depan kita. Bahkan, pimpinan-Nya itu berlangsung harian. Melalui “tiang awan” & “tiang api” sbg tanda penyertaan-Nya siang & malam (ay. 21). Sehari ke sehari. Spy umat-Nya belajar utk percaya & bersandar pd pimpinan-Nya.
Gambar tadi melukiskan sisi belakang dari seorg anak kecil sdg dibonceng ayahnya dgn sepeda motor. Masalahnya, ayahnya berbadan amat besar. Punggung lebarnya membuat pandangan anak itu ke depan tertutup sama sekali. Terpampang tulisan di situ, “Walau kau tak melihat yg di depan, percaya sj pd si pengemudi.” Pesannya sungguh benar! Kendati kita blm tahu sgl yg tjd di depan—kapan berakhirnya jln sukar & berliku ini—syukurlah itu bukan perkara utama. Sebab, yg utama ialah siapa Pengemudi hidup kita! Percayalah pdNya!
DLM TUHAN, PIMPINAN-NYA SETIAP HARI ITU CUKUP BAGI KITA,
Posting Komentar untuk "Kumpulan Renungan Tentang Penyertaan Tuhan"