Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dibalik Hajaran Tuhan

 

Renungan Doa Pagi


      *"DI BALIK HAJARAN TUHAN"*


Bapak/Ibu/Saudaraku sekalian yang kekasih,


     Allah kita bukan saja baik tetapi sangat baik. Allah Bapa kita lebih dari bapak di dunia ini, lebih dari kebaikan orangtua kita. Karenanya, jangan meragukan sama sekali. Kalau sekarang kita di dalam satu situasi di mana kita merasa keadaan kita malang, semua itu ada perhitungannya. Allah tidak mungkin bertindak tanpa perhitungan. Yang pertama; Allah pasti mengontrol segala keadaan, mengendalikan setiap situasi, artinya; tidak ada sesuatu yang boleh terjadi dalam hidup kita di luar izin dari Tuhan. Pasti semua diizinkan, diperkenan, bahkan didesain oleh Allah, itu yang pasti. 


     Jangan kita berpikir apa yang terjadi dalam hidup kita di luar kendali Tuhan, tidak mungkin. Karena Alkitab berkata dalam Roma 8:28, "Allah bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihi Tuhan". Allah bekerja dalam segala hal; bukan turut bekerja. Kata turut dalam teks aslinya tidak ada. "Allah bekerja dalam segala sesuatu". Jadi semua di dalam kontrol kendali Tuhan. Pasti semua ada hitungannya. Saya menggunakan kata "hitungannya" artinya; semua di dalam kebijaksanaan Allah. Allah yang Mahacerdas, Allah yang mengizinkan sesuatu terjadi di dalam hidup kita.


     Sering kita tidak mengerti, mengapa hal itu terjadi? Dan Allah membiarkan kita tidak mengerti. Tetapi kalau kita benar-benar bertanya, Allah pasti menjawab. Paling tidak jawaban yang pasti bisa kita tangkap adalah; Allah menghendaki kita sempurna. Mendatangkan kebaikan agar kita serupa dengan Yesus. 


     Untuk sementara waktu kita dihajar, disakiti, supaya kita dapat terhindar dari bencana, malapetaka yang lebih dahsyat, yang sangat dahsyat. Sama seperti orangtua yang memukul anak karena anak nakal, karena tidak mau sekolah, karena tidak mau bekerja. Semua itu ada hitungannya. Orangtua punya kebijaksanaan, kecerdasan, supaya anak tidak menjadi bodoh; jangan sampai tidak memiliki keahlian, jangan sampai menjadi orang malas. Tidak punya keahlian, malas, akhirnya nanti pasti melarat, nyolong, maling, menderita, tertindas. Ini kalau analoginya dengan kehidupan manusia pada umumnya. Bapa ingin menghindarkan kita dari api kekal. Jadi Bapa mengadakan atau mengizinkan perkara-perkara, kejadian-kejadian, yang menyakitkan, bisa melukai kita, membuat kita tidak nyaman; bukan karena Tuhan memang mau menyakiti atau melukai kita, tapi karena Tuhan mau menyembuhkan kita. Seperti pisau dokter yang membedah kulit untuk mengambil sesuatu yang tidak boleh ada di dalam tubuh kita, Allah melakukan hal itu.


     Dalam doa tadi saya sempat mengucapkan kalimat, "ampuni Bapa kesombongan kami." Kita itu tanpa sadar sombong, angkuh. Karena kita punya uang, karena kita punya relasi dengan pejabat, karena kita memiliki kekuatan fisik, kekuatan finansial dan lain-lain. Kita itu sombong, kita jadi angkuh. Dan lebih jahat lagi kalau sampai mengupayakan penderitaan orang atau kesusahan orang atau menyerang orang. Waduh, itu lebih jahat, itu pasti kuasa kegelapan mencengkeram seseorang, yang dengan kekuatan uang, kekuatan relasi pejabat, dia menyakiti sesama nya. Kita angkuh, kita sombong, kita lupa siapa kita dulu, bahkan kita ini bukan siapa-siapa. Kita ada ini karena Allah yang mengizinkan kita ada di bumi. Kita hidup memiliki jantung yang berdetak, nadi yang berdenyut, nafas hidup, tubuh yang baik, metabolisme yang sempurna; itu karena Tuhan semata-mata. Kita tidak menjaga perasaan Tuhan. Kita berbuat apa yang kita mau perbuat. Kita bicara, kita ngomong, apa yang kita mau bicara. Kita tulis sesuatu di media sosial yang kita mau tulis, yang penting kita puas, kita senang; kita tidak menjaga perasaan Tuhan. Apalagi kalau yang kita tulis itu menyerang orang, tidak sebut nama, tapi menggiring opini; itu jahat sekali, itu kuasa kegelapan, jangan kita melakukannya. Sering saya mengajak Saudara untuk diam, diam, diam.


     Khotbah saya pada beberapa hari yang lalu dengan judul: "The power of Silence" (kuasa berdiam diri). Kuasa diam, kuasa teduh, tenang. Hidup kita singkat, kita akan menghadap takhta pengadilan Allah. Allah memiliki proyeksi pandangan yang sempurna, yang jauh. Bukan hanya untuk sementara, tetapi untuk kekekalan. 


     Jadi, sekarang mari kita bersyukur di tengah-tengah keadaan kita yang genting, yang krisis, yang kritis, yang mencemaskan, menakutkan, bingung. Kita mau memandang Tuhan dan berkata, "Tuhan aku tak dapat berjalan sendiri dan aku tidak berani. Kalaupun ku harus jatuh hancur, ku jatuh di tangan-Mu."


     Kalau kita tidak tahu mengapa hal ini Tuhan izinkan terjadi, kita bisa berkata, "aku percaya pada-Mu Bapa, bahwa ini mendatangkan kebaikan untukku, agar aku terhindar dari api kekal neraka, agar aku memandang Engkau dan supaya aku masuk Kerajaan Surga, aku dimurnikan, didewasakan dan disempurnakan." Dan temukan apa maksud Tuhan dibalik semua kejadian yang Saudara alami. Tuhan pasti menjawabnya.


     Jangan takut terhadap apa pun yang sedang kita alami saat ini. Seperti yang tadi saya katakan; semua dalam kontrol Allah, dalam kendali Allah, dalam izin Tuhan bahkan dalam desain Tuhan yang sempurna, yang bijaksana yang Mahacerdas, agar kita bisa menjadi seseorang sesuai dengan apa yang Allah kehendaki dan Allah rencanakan. Pasrah, sumeleh lan sumarah, artinya; kita menyerah dan mengarahkan diri kita hanya kepada Tuhan. 


Demikianlah pesan Tuhan untuk kita pada kesempatan ini.


Tuhan Yesus memberkati

Joko Prasetyo
Joko Prasetyo Pendiri dan Admin pikirankristen.com

Posting Komentar untuk "Dibalik Hajaran Tuhan"