Kitab Yehezkiel
LATAR BELAKANG
Kata nabi dalam tradisi Kristen diyakini berasal
dari bahasa Ibrani “navi” yang berarti orang yang mewartakan pesan yang
diterimanya dari Roh Ilahi. Seorang nabi, terutama dalam Perjanjian Lama,
disebut ’mulut’ Yahweh karena mengumumkan pesan kepada manusia apa yang
dipesankan oleh Tuhan. Kata ”nabi”
sering diartikan dengan ”mengangkat”, “menunjuk”, atau “memanggil”. Kata nabi
apabila dipakai dalam bentuk pasif secara
etimologis bermakna orang yang dipanggil dan diutus Tuhan dengan suatu
tugas tertentu. Secara teologis nabi adalah orang yang berbicara atas nama
Tuhan, maka nabi bisa dikatakan legatus Divinus, seseorang yang diutus Tuhan.
Pada mulanya jabatan nabi dilaksanakan oleh para imam dari suku Lewi, yang
ditugaskan untuk mengajarkan serta menerapkan Hukum Taurat secara praktis dalam
kehidupan sehari-hari bangsa Isarel. Tetapi, dalam Hukum Taurat sendiri sudah
dibayangkan tentang perkembangan segolongan nabi tersendiri yang akan
meneruskan Firman Tuhan (Ul. 18:15-22). Maka, dengan kemerosotan pelayanan imam
yang makin besar.
Para nabi Israel mempunyai tempat yang unik dalam sejarah bangsa Israel. Bahkan, itu adalah tempat yang paling unik di seluruh Timur Tengah pada zaman Perjanjian Lama, dan karena tulisan-tulisan mereka, pengaruh mereka sangat penting dalam sejarah dunia. Satu alasan bagi kebesaran para nabi adalah bahwa mereka adalah orang-orang yang mendapat panggilan khusus. Mereka tidak memperoleh kedudukannya berdasarkan warisan, karena dilahirkan dalam keluarga para nabi dan begitu juga pula anak seorang nabi tidak akan otomatis menjadi nabi hanya karena dia anak seorang nabi. Setiap nabi dipilih secara khusus oleh Allah dan dipanggil untuk melakukan suatu pekerjaan yang ditetapkan Allah baginya. Para nabi adalah orang-orang yang dipilih dari antara banyak orang. Inilah yang membuat kedudukan mereka menjadi terhormat. Panggilan untuk menjadi nabi sering kali meliputi beberapa aspek persiapan bagi pekerjaan yang akan datang. Musa dibekali dengan beberapa tanda untuk menunjukkan kekuasaannya (Kel. 4:1-9), dan didampingi oleh Harun abangnya sebagai jurubicarannya. Bibir Yesaya di sucikan dengan bara api yang diambil langsung dari atas mezbah dan disentuhkan pada bibirnya. Pengakuan tentang para nabi terdapat dalam Ulangan 18:9-22. Kedelapan ayat yang pertama dalam pasal ini mengatur segala sesuatu tentang hak dan kewajiban kaum Lewi, tetapi mulai ayat 9 ada suatu perubahan yang menyatakan pengakuan akan kenabian. Musa, mengatakan bahwa setelah bangsa itu masuk ke Kanaan janganlah mereka mencoba menghubungi Allah dengan bantuan ilmu tenung seperti kebiasaan bangsa-bangsa lain karena itu merupakan kekejian bagi Tuhan tetapi sebagai gantinya Allah akan memberi suatu komunikasi ilahi melalui seorang nabi. Salah satu alasan mengapa jabatan kenabian tidak cocok untuk diwariskan adalah karena nabi haruslah seorang yang beul-betul istimewa. Karena tidak setiap orang akan menjadi nabi, berbeda dengan jabatan imam.
1.
PENGERTIAN
NABI
Dalam Perjanjian Lama ada tiga istilah yang dipakai untuk menjelaskan tentang seorang nabi, yaitu
Ro’eh: berarti seseorang yang dapat melihat sesuatu dari Tuhan. Apa yang mereka lihat menjadi inti berita dari pemberitaan mereka. Mereka tidak menyampaikan apa yang berasal dari mereka sendiri, tetapi yang mereka terima dari Allah. Istilah ini menjadi istilah bagi seorang nabi sebagai (pelihat)
Khozeh: istilah ini juga dapat di artikan sebagai “pelihat” yang menunjuk kepada sebuah penglihatan secara harafiah dengan mata. Istilah ini dipakai misalnya kepada nabi Gad sebagai “pelihat” Daud.
Nabi: merupakan istilah yang umum dipakai dan terbanyak dalam Perjanjian Lama (kira-kira 300 kali). Artinya tidak terlalu jelas, tetapi arti secara umum bagi nabi adalah sebagai juru bicara Allah yang bertugas untuk meneruskan berita yang diterimanya dari Allah (Kel. 4:14-16; 7:1; 1 Sam. 9:10; Yes. 44:23)
Nabi adalah orang yang berbicara bagi Tuhan dengan keterlibatan perasaan yang kuat. Tugas mereka bukan hanya menyampaikan berita; mereka harus menyampaikan pesan-pesan vital yang akan mengubah hidup. Mereka harus berbicara penuh semangat. Jadi tepatlah untuk menyimpulkan bahwa makna seutuhnya dari “bernubuat” adalah “berbicara bagi Tuhan dengan penuh semangat”
TUGAS NABI
Pada tahun 593 SM, Yehezkiel menerima panggilan untuk melayaniYahweh sebagai seorang nabi. Pada tahun itu, ia berusia tiga puluh tahun, dan apabila ia berada di Yerusalem, ia tentunya sudah bergabung dengan ayahnya Busi yang melayani Tuhan di Bait Suci. Namun, ia berada di tempat pengasingan dan merespons panggilan untuk melayani Tuhan sebagai nabi-penjaga.
1.1 Yehezkiel: Seorang Imam, Nabi dan Penjaga Israel
Pada
tahun 593 BC, Yehezkiel menerima panggilan Allah untuk melayani sebagai nabi.
Dan pada usianya yang ke 30 tahun, ia kembali ke Yerusalem dan melayani bersama
Buzi ayahnya. Yehezkiel, sebagai seorang imam mendapat suatu visi tentang
kemuliaan Allah di pembuangan. Dia menyaksikan kemuliaan Allah di pembuangan
seperti halnya Musa (Kel.33:18, 34:29-35) dan seperti Yesaya (6:1-5). Namun
penyataan Allah pada Musa di Gunung Sinai berbeda dengan penglihatan yang
diterima oleh Yehezkiel. Pada konteks Musa, Israel melihat ke depan kepada masa
yang akan datang, ke negeroi perjanjian. Sebaliknya penglihatan Yehezkiel dalam
konteks pembuangan sebagai suatu gambaran dari ketidak hadiran Allah di
tengah-tengah umat-Nya. Meskipun Yehezkiel diliputi oleh suatu keagungan dan
semarak kehadiran Allah, tetapi dalam waktu yang sama nabi berada dalam suatu
pergumulan yang dalam tentang keadaan bangsanya.
Sebagai
imam Allah, bertanggungjawab untuk mengajar serta mengaplikasikan berita
tentang kesalahan dan penghukuman melalui firman dan tindakan simbolis. Ia juga
membicarakan tentang transformasi gemilang untuk zaman baru, ditandai oleh
kembalinya kemuliaan Allah di bait-Nya. Yehezkiel juga sebagai juru bicara
Allah ditempat pembuangan. Yehezkiel melayani Tuhan sebagai alat perang-Nya.[2]
1.2 Yehezkiel: sebagai seorang Nabi
Berfungsi
sebagai juru bicara Allah di pembuangan. Yehezkiel melayani sebagai alat
peperangan di tangan Allah. Yehezkiel menerima gulungan kitab yang berisi
pnghakiman dan ratapan-ratapan (2:8-10). Berita ini memiliki “rasa yang sangat
pahit”, tetapi ketaatan Yehezkiel kepada Allah akan merubahnya menjadi sesuatu
1.3 Yehezkiel: melayani sebagai penjaga
Israel (3:17-21)
Dia
harus memperingatkan umat tentang apa yang telah dilakuakan oleh Allah di
Yerusalem sebagai Allah yang berdaulat (bebas) dalam penghakiman-Nya, dan
memanggil mereka untuk bertobat. Dalam penghakiman-Nya, (5:5-7:27) Yehezkiel
mendeklarasikan bahwa penderitaan yang mereka alami adalah akibat pelanggaran
mereka. Dalam fungsinya sebagai seorang penjaga bagi Isreael, Yehezkiel
menekankan tentang tanggung jawab setiap orang atas perbuatan-perbuatan mereka
(14:12-23; 18:23; 33:1-20 band. Yer. 31:29). Yehezkiel bertanggung jawab
terhadap umat Allah baik sebagai seorang Imam, nabi maupun penjaga bagi Israel,
tetapi setiap orang harus bertanggungjawab atas perbuatan-perbuatannya.
1.4 Yehezkiel: Hamba yang Menderita
Yehezkiel menjalankan kehidupan yang luar biasa di sepanjang sejarah Israel yang penuh teka-teki. Ia, seperti Yeremia, menderita dalam posisi sebagai pengganti dan dalam empatinya terhadap umat-Nya. Sekalipun Yehezkiel sudah berada dalam pembuangan, ia harus menjalani pengepungan, deportasi, dan pembuangan terhadap Yehuda (3:222-5:17). Melalui tindakan-tindakan dramatis dalam menanggung kesusuhan ses uai mandat penderitaan yang diberikan Allah, Yehezkiel terlibat langsung dengan penderitaan umat-Nya di Yehuda.
3.
KRITERIA
NABI
Ada
beberapa kriteria seorang nabi, yaitu:
1. Seorang
yang mempunyai hubungan erat dengan Allah dan menjadi orang kepercayaan-Nya
2. Seorang yang sependapat dengan Allah dan ikut merasakan penderitaan Allah karena dosa-dosa umat itu, karena ia memahami maksud, kehendak, dan keinginan Allah lebih dari pada orang lain
3. Seorang
yang sangat mengasihi umat Allah. Ketika umat itu menderita, hati nabi itu
merasa pedih.
4. Seorang
nabi mencari yang terbaik bagi umat itu, yaitu kepercayaan penuh pada Allah dan
setia kepada-Nya
5. Seorang
yang sangat peka terhadap dosa dan kejahatan dan tidak sabar terhadap
kekerasan, kejahatan, dan ketidakadilan.
6. Seorang
yang senantiasa menantang kekudusan dangkal dan lahiriah dari umat Allah dan
dengan susah payah berusaha mendorong ketaatan sunguh-sungguh kepada setiap
firman Allah yang telah dinyatakan dalam hukum-Nya.
7. Seorang yang mempunyai visi tentang masa depa
4.
CONTOH
NABI DALAM PL: YEHEZKIEL
LATAR BELAKANG
Latar belakang
sejarah Kitab Yehezkiel ialah Babel pada tahun-tahun awal pembuangan (593-571
SM). Nebukadnezar telah membawa tawanan orang Yahudi dari Yerusalem ke Babel
dalam tiga tahap:
1. Pada tahun 605 SM, pemuda-pemuda Yahudi pilihan dibawa
ke Babel, antara lain Daniel dan ketiga sahabatnya;
2. Pada tahun 597 SM, 10.000 tawanan dibawa ke Babel, di
antaranya Yehezkiel; dan,
3. Pada tahun 586 SM, pasukan Nebukadnezar telah
membinasakan kota dan Bait Sucinya, lalu membawa sebagian besar orang yang
tidak terbunuh ke Babel.
Pelayanan Yehezkiel sebagai nabi terjadi pada masa
sejarah PL yang paling gelap: tujuh tahun sebelum kebinasaan itu pada tahun 586
SM (593-586 SM) dan 15 tahun setelah kebinasaan itu (586-571 SM). Kitab ini mungkin selesai sekitar tahun 570 SM.
Yehezkiel, yang namanya berarti “Allah menguatkan”, berasal dari keluarga imam
(Yeh 1:3) dan tinggal di Yerusalem sepanjang 25 tahun pertama hidupnya. Dia sedang
dalam pendidikan untuk menjadi imam di Bait Suci ketika dibawa ke Babel pada
tahun 597 SM. Sekitar lima tahun kemudian, pada umur 30 tahun (Yeh 1:2-3), [4]Yehezkiel
menerima panggilan sebagai nabi dan penugasan ilahinya, setelah itu ia melayani
dengan setia selama sekurang-kurangnya 22 tahun (Yeh 29:17); Yehezkiel berusia
sekitar 17 tahun ketika Daniel dibawa pergi, sehingga keduanya kurang lebih
sama umurnya. Baik Yehezkiel maupun
Daniel merupakan rekan sezaman yang lebih muda daripada Yeremia dan
sangat mungkin banyak dipengaruhi oleh nabi Yerusalem
yang lebih tua ini (bd.Dan 9:2). Pada saat Yehezkiel tiba di Babel, Daniel
sudah terkenal sebagai orang yang memiliki hikmat nubuat yang luar biasa;
Yehezkiel menyebutnya tiga kali di dalam kitab ini (Yeh 14:14,20; Yeh 28:3).
Berbeda dengan Daniel, Yehezkiel berkeluarga (Yeh 24:15-18) dan hidup sebagai
warga biasa di antara para buangan Yahudi di tepi Sungai Kebar. (Yeh 1:1; Yeh
3:15,24; bd.Mazm 137:1).
Kitab Yehezkiel
adalah kitab yang ditulis pada masa pembuangan. Penulis kitab ini adalah
Yehezkiel sendiri. Ia memperkenalkan dirinya sebagai seorang imam, anak Busi
(Yehezkiel 1:3). Ia mendapat penglihatan serta panggilannya sebagai nabi pada
tahun yang ke-5 masa pembuangan (Yeh. 1:2). Penglihatan pertama didapatnya pada
tahun ke-5 masa pembuangan, dan nubuatnya terakhir dicatat pada tahun ke-27
masa pembuangan (Yeh. 29:17). Jadi, kemungkinan besar Yehezkiel melayani selama
kurun waktu 22:23 tahun. Di Babel ia tinggal di Tel Abib, di tepi Sungai Kebar
( Yeh. 3:15, 1:1, 8:1). Selama pelayanannya, Yehezkiel mengalami
pengalaman-pengalaman supranatural yang luar biasa. Ia mencatat bahwa Allah
pernah membawanya bolak-balik di alam roh dari Babel ke Yerusalem (Yehezkiel
8:1-11:25).
Situasi pada masa pembuangan tampaknya tidak terlalu berat bagi banyak orang Yahudi. Babel tidak bermaksud menghukum bangsa-bangsa taklukan, tetapi hanya mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mencegah revolusi. Asyur lebih kejam dengan memindahkan, menghancurkan dan mencerai-beraikan bangsa-bangsa taklukannya, sehingga mereka kehilangan jati diri sebagai bangsa melalui kawin campur dan bentuk-bentuk pembauran lainnya. Sebaliknya, Babel memindahkan bangsa-bangsa itu dalam kelompok-kelompok kecil dan membiarkan mereka memelihara jati diri bangsa mereka.
Sejarah Yehezkiel yang menyangkut dirinya telah diberikan ketika membahas nabi-nabi abad ketujuh, Yoyakim, raja Yehuda, yang dapat mempertahankan takhtanya pada waktu serangan pertama Nebukadnezar pada tahun 605 SM, saat Daniel ditawan, memberontak terhadap kerajaan Babilonia. Maka, Nebukadnezar datang lagi ke barat untuk memberinya hukuman yang setimpal. Pada mulanya Nebukadnezar hanya mengirim pasukan-pasukannya, dibantu oleh gerombolan-gerombolan Aram, moab dan Amon (II Raj. 24:2), untuk meredam pemberontakan itu. Tetapi pada akhirnya Nebukadnezar merasa perlu untuk mengadakan serangan besar-besaran dan memimpin sendiri pasukannya. Nebukadnezar berangkat dari Babilonia pada bulan Desember tahun 598, yaitu pada bulan yang sama ketika Yoyakim dikatakan meninggal dunia di Yerusalem. Berarti, Yoyakhin, putra dan pengganti Yoyakim, baru saja naik takhta ketika pasukan Babilonia tiba di Yerusalem. Serangan dilancarkan pada bulan Maret tahun 597 SM, dan Yerusalem jatuh ke tangan mereka tanpa banyak kesulitan. Yoyakhin ditawan bersama istri-istrinya dan hamba-hambanya.
Yehezkiel menunjukkan tahun pelayanannya dengan pasti. Dia ditawan pada gelombang
penawanan yang kedua, pada tahun 597 SM. Hal ini ditunjukkan dalam Yehezkiel
33:21 dimana sang nabi menyiratkan bahwa dia ditawan sebelas tahun sebelum
Yerusalem ditaklukkan, yaitu pada tahun 586 SM. Lalu dalam 40:1 dia berbicara
tentang suatu peristiwa yang terjadi pada tahun yang kedua puluh lima dari masa
pembuangannya, yaitu dalam “tahun keempat belas sesudah kota itu ditaklukkan.
Katika dia dibuang pada tahun 597 SM, Raja Yoyakhin juga ikut ditawan, bersama
sepuluh ribu orang lainnya (II Raj.
24:111-16). Yehezkiel menunjukkan
bahwa panggilan kepadanya untuk menjadi nabi datang pada “tahun kelima sesudah
Raja Yoyakhin dibuang” (1:2), yang berarti tahun 592 SM. Dia terus melayani
setidak-tidaknya sampai tahun yang kedua puluh tujuh setelah dibuang (29:17),
yaitu tahun 571 SM, berarti dia melayani selama sekurang-kurangnya dua puluh
tahun. Mungkin setelah itu dia masih melayani, tetapi itulah tanggal terakhir
yang tercatat di dalam kitabnya.
1. IDENTITAS KITAB YEHEZKIEL
1.1 Kitabnya
Kitab
Yehezkiel berasal dari zaman pembuangan, menurut kitab Yehezkiel sendiri, pesan
yang disampaikan oleh Nabi Yehezkiel datang dari Allah pada masa awal
pembuangan antara tahun 593 dan tahun 571 SM. Karena itu, kitab Yehezkiel
merupkan awal tahapan baru dari nubuat di Israel. Bentuk dan ciri-cirinya
berbeda dengan kitab-kitab para nabi yang dipelajari sejauh ini. Inilah salah
satu alasan para ahli mengalami kesukaran bila mencoba mengaitkan Kitab Yehezkiel
(maupun Zakharia dan Daniel) dengan norma yang mereka anggap berlaku bagi
nubuat di Israel.
Kitab
Yehezkiel terbagi menjadi tiga bagian: yang
pertama berupa pemberitahuan tentang kejatuhan Yerusalem yang akan segera
terjadi dan tertulis di saat ketika Yehezkiel di panggil dan kejatuhan kota itu
pada tahun 586 SM; kedua berisi
nubuat tentang bangsa-bangsa lain sebagaimana yang baru saja dibicarakan di
atas; dan ketiga berupa nubuat
tentang pemulihan Israel di masa yang akan datang. Para pakar golongan liberal
kadang-kadang menganggap Yehezkiel sebagai orang yang mentalnya tidak seimbang,
terutama karena cara dan seringnya menyebut-nyebut Roh Kudus dan
penggambarannya tentang Bait Allah pada zaman baru. Tetapi ketika diteliti
lebih dalam lagi tentang Yehezkiel maka tidak akan menemukan tanda-tanda
ketidakseimbangan mental Yehezkiel. Kitab ini justru menunjukkan penyusunan
yang sangat teratur, dan Yehezkiel bahkan menanggali banyak nubuatnya menurut
urutan kronologis yang sangat cermat. Dasar penanggalan ini selalu bertolak
dari saat ketika Yoyakhin ditawan.
Dalam
bagian pertama kitabnya, yang ditulis sebelum Yerusalem jatuh pada tahun 596
SM, Yehezkiel berbicara dnegan keras menentang dosa umat, baik yang masih
tinggal di Yehuda maupun yang sudah berada dalam pembuangan. Dosa-dosa yang
Yehezkiel sebutkan pada umumnya sama dengan yang dsebutkanoleh Yeremia, karena
Yeremia menulis dari Yerusalem pada saat yang sama ketika Yehezkiel menulis di
Babilonia. Yehezkiel mengecam keras para nabi palsu yang memberi pengharapan
dan ketenangan palsu kepada umat. Tetapi pada bagian terakhir Yehezkiel
memberikan pesan pengharapan tentang
masa depan yang penuh kemuliaan. Pengarang dari seluruh kitab ini adalah
Yehezkiel karena kenyaataannya bahwa tidak ada bantahan serius dalam kitab ini.
1.2 Pribadinya
Yehezkiel
anak Busi berasal dari keluarga imam (Yeh 1:3). Ia dibesarkan di Palestina,
mungkin di Yerusalem, dan dibawa ke Babel pada tahun 597 SM (Yeh. 33:21; 2 Raj.
24:11-16). Yehezkiel berusia dua puluh lima tahun pada saat itu, karena lima
tahun kemudian, pada usia yang ke tiga puluh tahun (Yeh. 1:1), ia dipanggil
Allah menjadi nabi. Yehezkiel berbahagia dalam pernikahannya (Yeh. 24:16).
Kematian istrinya secara mendadak, yang sudah dinyatakan oleh Allah sebelumnya,
dipakai sebagai isyarat bagi Sirael (Yeh. 24:15-24). Dalam pembuangan ia
tinggal di rumahnya sendiri.
Panggilannya
untuk menjadi nabi datang pada tahun 5 TSP ( =593 SM) dan keterangan waktu yang
terakhir dicatat dalam kitabnya adalah TSP 27 (-571 SM). Jadi, pelayanannya
berlangsung sekurang-kurangnya dua puluh tiga tahun.
a.
Status
Rohaninya.
Bukti-bukti
tentang kemantangan rohani Yehezkiel tidak sebanyak Daniel, tetapi dapat
diyakini bahwa Yehezkiel memiliki kelebihan penting. Salah satunya adalah
kerena dia dipilih oleh Allah untuk menjadi seorang nabi meskipun dia terlahir
sebagai seorang imam. Jelas sekali bahwa dia tidak pernah berpikir untuk
menjadi seorang nabi atau mempersiapkan diri bagi tugas tersebut, tetapi Tuhan
melihatnya memenuhi syarat untuk mengemban tugasnya.
b.
Bersikap
Sebagai Imam
Disamping
melakukan pekerjaannya sebagai nabi, yehezkiel tetap menunjukkan minatnya
sebagai nabi. Misalnya, kalau dalam 22:25 Yehezkiel berbicara tentang nabi
palsu dan cara-cara orang-orang itu menyesatkan, dalam 22:26 Yehezkiel juga
beebicara tentang para imam yang telah melanggar Hukum Taurat, menajiskan
hal-hal yang kudus bagi Tuhan, tanpa membedakan antara yang kudus dan yang
tidak kudus. Jadi, petunjuk yang lebih jelas dari sikapnya sebagai imam
terlihat pada caranya melukiskan Bait Allah masa depan secara demikian
mendetail (440-48).
c.
Kemurahan
Hati dan Keluhuran Budi
Bahwa Yehezkiel adalah seorang yang murah hati secara umum terlihat pada kerelaannya untuk membaktikan diri bagi pelayanan di tengah-tengah umat yang sedang dalam pembuangan.
d.
Pengetahuan
tentang Dunia
Yehezkiel juga sangat luas
pengetahuannya tentang dunia di sekitarnya. Salah satu hal yang membuat para
pakar golongan liberal mengagumi nabi-nabi Ibrani adalah pengetahuan mereka yang sangat luas tentang
dunia. Pada umumnya, orang-orang pada zaman itu hanya menaruh perhatian pada kepentingan nya sendiri, dan dunia
mereka hanya terbatas di sekitar masyarakat
di tempat mereka tinggal.
BAB
III
RELEVANSI TUGAS PL BAGI HAMBA TUHAN
MASA KINI
a. Peringatan
Allah kepada manusia
Hukuman Allah tetap berlaku dari dulu sampai
sekarang bagi orang yang menyimpang dari ketetapan-ketetapan Allah atau
firmannya. Bahkan bagi setiap pemimpin-pemimpin rohani khususnya dalam gereja,
seperti Pendeta, Penatua, Majelis jemaat tidak dibolehkan untuk bermain-main
dan mengelabui Tuhan dalam suatu pelayanan. Tuhan selalu konsisten akan menghukum
siapa saja yang mulai menyimpang dari ketetapan-ketetapan-Nya atau yang tidak
setia dan taat akan perintah-Nya
b. Hamba
Tuhan harus memiliki motivasi yang benar dalam suatu pelayanan
Hamba Tuhan harus senantiasa memiliki motivasi yang
jelas dalam pelayanan dan menjadi hamba yang siap sedia untuk melayani dalam
menjangkau jiwa-jiwa yang masih belum mengenal Tuhan secara benar dan jelas. Seorang
hamba Tuhan harus bisa menjadi contoh bagi semua orang yang didasari dengan
tingkah dan perbuatan hidup dalam setiap pelayanan.
c.
Kemulian Allah Nyata bagi umat-Nya
Allah berjanji untuk menyatakan kemuliaan-Nya dalam penghakiman atas pemberontakan dan di dalam penetapan kerajaan-Nya di antara umat-Nya (ay. 21 band. Yes. 40:5). Visi tentang oposisi, tentang kemenangan Allah atas musuh-musuh-Nya sebagai suatu dorongan atau semangat kepada orang-orang yang tetap setia kepada Allah untuk menantikan penebusan Allah.
Daftar Pustaka
1. Pengantar Kitab-kitab Puisi dan nabi-nabi besar, Pdt. Dr. A. L. Jantje Haans dan Ferry Simanjuntak, M.Th, Kompleks Green Gate, cetak ke-I, Maret 2015
2. Costen J. Harrel, The Prophets of Israel (Nashville, Tenn, USA: Cokesbury Press, 1933), hlm. 164.
3. Berthold Anton Pariera, Nabi-NabiPerintis (Yogyakarta: Kanisius, 1984), hlm. 18.)
4. J. Wood, Leon. Nabi-Nabi Israel, terj. Tim Gandum Mas (Malang: Gandum Mas, 2005
5. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid II, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2005
6. Wilson, Robert R., Prophecy and Society in
Ancient Israel, Philadelphia: Fortress Press, 1980.
7. Dr.
Christoph Barth, Teologi Perjanjian Lama 2, Jakarta Gunung mulia, 2010
8. WS.
LaSor, et al. Pengantar Perjanjian Lama 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007)
9. W.S.
Lasor&D.A Hubbard&F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama1 Taurat dan
sejarah, Jakarta gunung mulia, 2008
Posting Komentar untuk "Kitab Yehezkiel"