Resensi Buku - Kepemimpinan Visioner “Menciptakan Kesadaran Akan Arah DanTujuan Di Dalam Organisasi” (part 2)
Resensi Buku - Kepemimpinan Visioner “Menciptakan Kesadaran Akan Arah DanTujuan Di Dalam Organisasi”
Bagian III
Mewujudkan: Menterjemahan Visi Dalam Tindakan
Seorang
pemimpin dapat menjadi seorang juru bicara bagia sebuah visi dengan
menghubungkan visi dengan orang-orang lain melalui cara-cara persuasif yang
dapat mempengaruhi mereka untuk mengubah persepsi tentang apa yang penting bagi
mereka dan bagi organisasi. Untuk mendapatkan komitmen dari sebuah visi baru
ialah mendapat dukungan luas dengan menghadirkan visi tersebut dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat membangkitkan keinginan orang untuk ikut serta
dan secara bebas memilih untuk bertindak demikian. Seorang pemimpin dapat
membuat orang lain yakin akan visinya dengan mengunakan tiga tugas utama
seorang pemimpin sebagia juru bicara, jaringan, dan menghidupkan mimpi(personifikasi
visi). Dalam hal ini pemimpin dapat mengkomunikasikan visinya dengan berbagai
media, ia dapat secara lengsung menyampaikan sebuah pidato atau ia dapat
menggunakan media lain dengan menggunakan surat kabar, brosur, poster,
presentasi maupun dengan atrikel dalam media internet.
Tujuan
pemimpin sebagai agen perubahan adalah menghasilkan keputusan-keputusan
investasi dan perubahan-perubahan organisasional lainnya yang diperlukan dalam
merealisasikan visi. Perubahan merupakan perubahan konstan atau bahkan
akseleratif yang dihadapi oleh sebuah organisasi. Seorang pemimpin harus mampu mengendalikan
perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung berarti
memiliki otoritas untuk membuat kepuutsan-keputusan kunci mengenai organisasi.
Secara tidak langsung berarti dapat mempengaruhi perilaku orang lain dan
mengorientasikannya ke arah tujuan baru melalui konsultasi, pertisipasi,
persuasi, inspirasi dan imbalan. Dalam mencapai sebuah visi seorang pemimpin
harus mampu berfikir strategis dalam membentuk analisis strategis. Namun harus
dipastikan pemikiran strategis tersebut dapat meresapi seluruh organisasi mulai
dari awal hingga akhir dalam pengambilan keputusan. Dalam sebauh organisasi
terdapat sebuah iklim organsiasi yang terdiri dari struktur, proses dan budaya
yang secara kolektif menentukan fungsi-fungsi operasional.
Seorang
pemimpin juga dapat berperan sebagai seorang pelatih bagi visi dengan
memberdayakan orang-orang agar bertindak dalam visi yang baru untuk membantu
mempertahankan komitmen mereka terhadap visi tersebut. Beberapa pelatihan dapat
dilakukan secara empat mata, seperti halnya ketika melakukan pementoran.
Menurut pengertian praktis, pelatihan dalam kataitannya visi lebih berhubungan
dengan organisasi ketimbang dengan orang secara individu. Dengan membentuk
sebuah kelompok dan mengajarkan kelompok tersebut akan arti dan substansi visi,
maka kelompok tersebut akan membuat mereka dapat membagikan visi terebut kepada
orang lain juga untuk mempengaruhi mereka.
Mengikuti Perlombaan Yang Tiada Akhirnya: Proses Perumusan Kembali Visi
Sebuah
visi memang mungkin benar saat dirumusakan, tetapi jarang yang benar untuk
selamanya. Seni kepemimpinan visioner terletak pada pemantauan perubahan,
membuat koreksi yang perlu untuk mengetahui kapan melakukan inisiasi proses
pembentukan visi baru. Sebuah proses belajar yang dirancang untuk memelihara
sebauh organisasi dengan meningkatkan kemampuannya menghadapi masalah yang
terjadi. Dalam sabuah visi, belajar memelihara bermanfaat ketika organiasi
secara keseluruhan menyerap visi ke dalam etosnya, ideologinya, kebaikannya,
dan kemudian melakukan beberapa penyesuaian kecil terhadap kondisi-kondisi yang
berubah sambil tetap mengikuti arah baru. Jenis belajar dalam sebuah organisasi
diperlukan adaptasi dan pembaharuan. Namun yang terpenting, organisasi yang
belajar membutuhkan banyak umpan balik, yang hanya dapat diperoleh dengan
memantau dan mencatat secara teliti perkembangan visi.
Sebuah
visi dalam perjalanannya hendaklah sedapat mungkin di pantau atau diikuti
dengan baik. Memantau meiliputi pengumpulan informasi tetang sejauh mana visi
telah diimplementasikan di dalam organisasi dan mengukurnya dalam mencapai arah
yang baru. Sementara pemantauan diarahkan pada aktivitas intenal, pencatatan
perkembangan ditujukan untuk mengumpulkan informasi tentang efektifitas visi
dalam lingkungan eksternal termasuk menafsirkan perubahan dalam lingkungan yang
mungkin mengisyaratkan kebutuhan akan penyesuaian oleh organisasi atau barang
kali perumusan kembali visi.
Tidak
ada turan resmi yang menuntut sebuah visi harus direvisi, selama visi tersebut
masih tampak barjalan dengna baik dan kosisten dengan perkembangan dalam
lingkungan internal maupun eksternal, maka visi tersebut harus di perkuat. Tetapi
seorang pemimpin yang bijak tidak menunggu perubahan terjadi baru memikirkan
alternatifnya, namun secara terus-menerus dan berkesinambungan.
Sebuah
organisasi dapat berkemmbang pesat karena seorang pemimpinnya, karena menajer
atau karyawan yang mempunyai gagasan atau produk baru didorong untuk memimpin
pengembangan dan usaha pemasaran produk tersebut. Banyak organisasi yang
memberdayakan intrapreneurs dengan harapan menghasilkan orang-orang yang
menemukan produk baru dan mencari pasar bagi produk tersebut. Cara terbaik
untuk memastikan bahwa proses pembentukan visi hidup dan baik dalam organisasi
adalah dengan menggandakan jumlah pemimpin visioner pada semua tingkatan.
Seorang
visioner yang bijaksana haruslah melakukan hal-hal berikut ini: tidak melakukan
sebuah visi dengan sendirian, tidak berlebihan dalam idealisme, mengurangi
kemungkinan kejutan yang tidak menyenangkan, mewaspadai kelembaman organisasi,
jangan terlalu mengandalkan batas minimum, bersikap fleksibel dan sabar dalam
mengimplementasikan visi, dan jangan pernah merasa puas karena sebuah visi
dapat berjalan dengan baik. Tugas seorang pemimpin yang visioner adalah
menyusun arah serta persoalan sepakat dengannnya, untuk menyebarkan kepemipinan
visioner ke seluruh organisasi, untuk memberdayakan para anggota dalam
bertindak, untuk mendengar dan mengawasi umpan balik dan untuk selalu fokus
dalam membantu organisasi mencapai potensi terbesarnya.
Mengembangkan Kepemimpinan Visioner: Mengamankan Masa Depan
Untuk
menjadi seorang pemimpin yang visioner tidaklah perlu bingung untuk memikirkan
bagaimana caranya bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, namun memikirkan
jauh kedepan akan bagaimana cara menggapai visi tersebut. Sebuah organisasi
abad dua puluh satu memerlukan seorang pemimpin visioner karena organisasi yang
dipengaruhi oleh perubahan teknologi yang sangat cepat akan rusak jika tidak
ada pemahaman arah bersama. Kekuatan organisasi pada abad dua puluh satu
cenderung mengalir kepada mereka yang mempunyai kapasitas untuk menghadapi
tantangan dan mengispirasi para profesional yang sangat ahli. Pemimpin visioner
dalam organiasi yang dibebani dengan tugas menciptakan produk baru dan trobosan
pasar yang akan merupakan aliran utama dalam beroperasi di masa yang akan
datang. Organisasi abad dua puluh satu juga menekankan pepimpin visioner
sebagai agen perubahan, mempromosikan eksperimantasi, menciptakan perubahan, dan
menetapkan budaya perusahaan yang didalamnya keberanian mengambil resiko dan
partisipasi yang luas sangat dihargai. Keseimbangan antara visi dan aksi
mempunyai pengaruh untuk menciptakan masa depan.
Beberapa
pemimpin visioner bukanlah mereka yang mengikuti pelatihan atau pendidikan,
namun mereka adalah orang-orang yang memperlihatkan bagaimana memimpikan
impian, mendorong orang lain dengna visi mereka dan kemudian mewujudkannya. Walaupun
mereka bukan orang yang berpendidikan tinggi, mereka mau untuk terus belajar
dan berkreasi dengan apa yang mereka impikan sehingga cepat atau lambat visi
mereka mampu tercapai. Namun pembelajaran akan visi ini dapatlah di mulai sejak
dini sehingga para anak-anak saat mereka talah dewasa nanti dapat mewujudkan
visi tersebut karena telah terlatih sejak kecil.
Kepemimpinan Visioner Di Sektor Pemerintahan
Citra
populer dari lembaga-lembaga pemerintahan adalah mesin birokrasi yang tak
henti-hentinya memproses surat-surat, membuat berbagai keputusan, dan
memberikan pelayanan atas wewenang dari pengadilan atau lembaga-lembaga
ligeslatif. Namun dibaliknya terdapat sejumlah individu pegawai negri sipil
yang juga membutuhkan kepemimpinan seperti para pekerja di organisasi lain,
mereka membutuhkan visi yang menjadi pedoman dengan berbagai alasa. Dalam
sektor pemerintahan hal yang sama juga bisa diterapkan menggunakan metode
pengembangan visi dalam organisasi seperti halnya dengan audit visi.
Audit
visi dilakukan dengan mengetahui tujuan organisasi saat ini, mengetahui nilai
yang diberikan organiasi bagi masyarakat, mengetahui karakter industrinya,
mengetahui posisi khusus organisasi dalam kelembagaan, mengetahui hal yang
dibutuhkan organisasi agar berhasil, mengetahui nilai dan budaya organisasi
dalam pengambilan kepustusan, mengetahui kelemahan dan kekuatannya, mengetahui
struktur organisasi saat ini dan dapatkah hal itu dipertahankan, mengetahui
apakah visinya dinyatakan secara jelas, mengetahui kemana arahnya dalam dekade
berikutnya, mengetahui apakah orang-orang yang terpenting dalam organisasi
mengetahui dan menyetujui arahnya.
Pada
hakekatnya, sebuah organisasi di sektor pemerintahan lebih responsif terhadap
pengaruh dan kepentingan rata-rata perusahaan swasta, sehingga penentuan
lingkungan hidup visi bagi lembaga seperti ini lebih kompleks. Akan tetapi, ini
adalah tantangan yang harus dihadapi jika lembaga ini memiliki harapan sukses menghadapi
kepentingan-kepentingan di atas dan tekanan politik jangka pendek serta
bergerak ke arah jangka panjang untuk melayani kepentingan masyarakat. Seorang
pemimpin hanya menetapkan kebutuhan akan sebuah visi baru bagi depertemennya,
tinggal bagaimana para anggota dapat merealisasikan masa depan organisasi akan
dikembangkan.
Sebuah konteks visi dapat dicapai dengan
menganalisa perubahan pokok yang mungkin terjadi dalam kepentingan organisasi
dimasa depan, menganalisis perubahan yang terjadi pada pihak terkait
organisasi, menganalisis perubahan yang tejadi pada lingkungan perekonomian
yang relevan di masa depan, menganalisis perubahan pokok yang terjadi dalam
lingkungan sosial, lingkungan politik, lingkungan teknologi dan
lingkungan-lingkungan yang lain, serta menganalisis perkembangan masa depan
yang paling berdampak pada pilihan visi dan seberapa besar probabilitas yang
terjadi.
Banyak
sekenario yang dapat dibuat dalam suatu susunan Departemen Pertamanan negara,
seperti skenario tekanan berat perekonomiannya, Jika tidak ada langkah-langkah
perbaikan produktivitas dan pengembangan ketrampilan angkatan kerja, maka
sebuah bisnis akan terus menurun; skenario perubahan nilai-nilai, Perubahan
nilai-nilai yang disebutkan ini ialah perubahan nilai sosial; dan skenario
revisionisme pemerintahan, sebuah semangat baru dalam aktivisme pemerintahan
akan menimbulkan era pembaharuan dan inovasi dalam pemberian pelayanan jasa
rekreasi masyarakat.
Walau
demikian tetaplah terdapat implikasi dengan berjalannya skenario ini. dengan
tekanan perekonomian yang berat sebuah depertemen cenderung untuk menderita dan
mengalami penurunan. Dengan perubahan nilai yang dominan dalam sebuah kualitas
hidup masyarakat maka sebuah lembaga memiliki bentuk marginal terhadap satu manfaat.
Terdapat
beberapa pilihan visi bagi sebuah lembaga pemerintahan; menjadi lembaga yang
efisien di bidangnya, mengutamakan akses dan diversitas pengguna, mengutamakan
pemeliharaan dan peningkatan lahan negara, berorientasi pada keluarga,
merangsang perkembangan sektor swasta, mengurangi biaya pemeliharaan,
mengutamakan pemberdayaan lokal dan fokus perkotaan.
1. Keunggulan dan kelemahan
- Keunggulan:
Terdapat
beberapa contoh langsung dalam teori yang telah dipaparkan sehingga pembaca di
bantu dengan contoh yang ada dalam memahami teori yang disampaikan. Contoh yang
di paparkan dilengkapi dengan data yang ada.
-
Kelemahan:
Contoh
serta teori yang dipaparkan terkadang sulit dimengerti karena berlatar belakang
budaya dan tempat yang jauh berbeda sehingga beberapa bagian pembaca dibuat
berfikir dengan alur penulis. Contoh yang dijelaskan bersifat khusu pada satu
organisasi sehingga jika di bendingkan dengan kehidupan sehari-hari sangat
berlainan.
Posting Komentar untuk "Resensi Buku - Kepemimpinan Visioner “Menciptakan Kesadaran Akan Arah DanTujuan Di Dalam Organisasi” (part 2)"