Ringkasan Buku Teologi Perjanjian Baru 1 - Leon Moris || Kitab-Kitab Injil Sinoptis dan Kisah Para Rasul
Bagian Kedua: Kitab-Kitab Injil Sinoptis dan Kisah Para Rasul
Kitab
Injil memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang Yesus, sehingga dalam
memahami kitab Injil haruslah sebgai yang memberikan apa yang pada dasarnya di
katakan dan dikerjakan oleh Yesus. Kitab Injil tidaklah memberikan informasi
tentang pengaruh-pengaruh yang telah membentuk Yesus selama masa kecil-Nya
dantidka memberitahukan apa-apa tentang kehiudapan-Nya sebelum pelayanan-Nya di
depan umum, kecuali kisah ketika Yesus berusia dua belas tahun.
Injil Markus
Markus menulis tentang suatu yang
dikerjakan sendiri oleh Allah dan Yesus lah yang memberitakan kepada manusia
kabar baik itu. Markus tidak menceritakan suatu akhir yang penuh kemenangan. Ia
menggambarkan gurunya dengan menandaskan dua hal berikut: Yesus adalah
benar-benar manusia tetapi Ia juga Anak Allah yang kuat. Untuk dapat memahami
ajaran Markus perlu memandang Yesus sebagai manusia sejati – sebagai Anak Allah
yang kuat yang menjadi manusia. Namun yang lebih penting dari semua penekanan
Markus adalah pada kematian Yesus sedangkan kebanyakan ajaran Yesus tidak
bicarakan olehnya. Markus mengawali Injilnya dengan menyebut Yesus sebagai Anak
Allah namun dalam tulisan ini para muridnya tidak mengunakan gelar ini. Selain
itu, markus juga menggunakan isitilah Kristus sebanyak 7 kali dalam seluruh
injilnya. Markus memandang Yesus sebagaian Mesias, namun ia tidak menekankannya
dalam injilnya, tetapi kebenaran ini ada didalamnya.
Pengajaran yang disukai Yesus dalam
pengajaran-Nya adalah Kerajaan Allah. Namun tema ini tidak terlalu menolok di
Injil Markus. Tema lain yang dibahas adalah iman, yang mana iman adalah sikap
yang tepat terhadap Yesus, dan dalam keseluruhan Injil ini yang paling penting
adalah iman yang percaya kepada Yesus yang tendah hati dalam semua segi
kehidupan. Bagian akhir Injil ialah makna salib dan perjamuan untuk
mengingatnya. Bagi Markus bagian ini bukanlah suatu hal yang suram manun suatu
kemenangan yang luar biasa.
Injil Matius
Matius banyak menujukkan ajaran
Kristus dan juga menaruh rasa hormat yang lebih bersar sehingga menghilangkan
ayat-ayat tentang kemarahan Yesus. Silsilah dalam pembukaan Matius menjelaskan
tentang kemanusiaaan Yesus. Yohanes pembabtis memiliki peran yang penting dan
Yesus menyebutnya sebagai yang terbesar di anatara mereka yang dilahirkan dari
perempuan. Dalam pandangan Matius Allah adalah penuh kuasa, Allah yang terus
menerus aktif dalam dan yang melaksanakan kehendak-Nya yang mulia. Ajaran pokok
Matius tentang Allah mengatakan bahwa Allah itu murah hati dan penuh kasih.
Matius juga memandang bahwa Allah memperhatikan doa-doa manusia. Tentang
pribadi Yesus, Matius memandang Yesus sebagai oknum yang mengerjakan mukjizat-mukjizat.
Keagungan Yesus tampak dalam pernyataan bahwa Ia akan datang dalam kemuliaan
pada akhir zaman. Dalam diri Yesus terlihat Allah datang untuk mengadakan
keselamatan manusia. Matius lebih sering menggunakan konsep Anak Allah dibandingkan dengan penulis
lain. Matius menekankan bahwa Yesus memiliki hubungan yang unik dengan Allah. Sebagai
Anak Manusia, Matius lebih banyak menuliskan tentang misi Yesus. Dalam Matius,
isitlah Kristus jelas merupakan suatu gelar, barangkali dengan pengecualian
pada pembukaan Injil, dimana istilah ini kemungkinan merupakan nama diri. Jika
di lihat dalam Alkitab bahasa Inggis tak pernah istilah Kristus tanpa kata
sandang the kecuali jika para
pencemooh yang memanggil. Bagi Matius kata ini berarti yang diurapi.
Matius menyebutkan Anak Daud sebanyak 9x, yang mana hal ini
menunjukkan bahwa Ia adalah Anak Daud menunjukkan beberapa aspek penting dari
pribadi dan karya-Nya; gelar itu menunjukkan keagungan-Nya. Namun itu tidak
berarti bahwa Ia dalam sesuatu hal lebih rendah daripada Daud. Tentang kerajaan
Allah , Matius lebih sedikit membahasnya dibandingkan dengan Markus. Perumpamaan-perumpamaan
menjadi suatu studi yang hidup dan menarik dan menampilkan aspek-aspek penting
dari Kerajaan. Perumpamaan juga mengajarkan bahwa penggenapan segala aspek
Kerajaan itu mengunggu parousia Yesus
yang akan terjadi pada suatu saat yang tidak diketahui orang. Matius mengisi
sepertujuh dari Injilnya dengan kisah tentang penyaliban dan kebangkitan. Matius
mencatat suatu ucapan penting yang mengungkapkan makna kematian Yesus, yakni
mengenai perjamuan terakhir. Matius amat mendasakan peranan Yesus sebagai Guru;
hal ini tampak dari banyaknya aaran dalam Injilnya. Menjadi murid berarti
balajar dan Matisu juga menjelaskan bagaimana para murid memperoleh banyak
ajaran penting dari Yesus.
Suatu kalii Yesus mengutus kedua
belas rasul untuk berkeliling memberitakan Injil. Akan tetapi mereka tidak
boleh terlalu mengharapkan penyambutan yang hangat; mereka bagikan domba ke
tengah-tengah serigala (10:16). Matius biasa dianggap lebih memperhatikan
jemaat dari pada penulis Injil lainnya. Matius merupakan produk dari dan untuk
suatu komunitas. Selaras dengan hal ini adalah kenyataan bahwa ia menaruh
perhatian istimewa kepada saudara-saudara seiman.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Doktrin Tentang
Allah
Pada
umumnya orang sepakat bahwa pengarang yang sama telah menulis Injil Lukas dan
Kisah Para Rasul. Lukas tidak membuat diskusi panjang dan lebar, akan tetapi ia
menulis mengenai peristiwa-peristiwa yang dia pilih dair kehidupan Kristus dan
dari apa yang terjadi di kalangan jemaat meula-mula dengna cara sedemikian
rupa, sehingga ia sengat menolong dalam penyelidikan teologi. Lukas menjelaskan
bahwa yang maha kuasa adalah Allah dan kuasa itu juga yang dimaksudkan dalam
pernyataan bawa Anak Manusia akan datang di atas awan-awan.
Kerajaan Allah merupakan konsep yang
penting dari semua Injil. Perhatian khusu Lukas pada tema Kerajaan nyata juga
dalam cara Lukas mengawali kisah pemberian makan 5000 orang. Yang patut diatat
adalah Lukas tetap mengacu pada Kerajaan
Allah ketika ia menulis Kisah Para Rasul. Adalah bagian yang sangat penting
bahwa kematian, kebangkitan, dan kenaikan Yesus adalah karya Allah sendiri. Allah
tidak hanya berkerja melalui Yesus, tetapi Ia terus bekerja melalui para
pengikut Yesus. Lukas melihat segala sesuatu yang menimpa diri Yesus itu
sebagai tindakan Allah yang sudah diramalkan jauh sebelumnya dan yang diketaui
oleh Yesus selama pelayanan-Nya. Tentu saja kasih karunia Allah merupakan salah
satu istilah kristiani yang penting, satu istilah yang khas Paulus.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Ajaran Mengenai
Kristus
Lukas
masih menggunakan sejumlah gelar yang terdapat di Matius dan Markus. Gelar Anak
Allah, Anak Manusia dan anak Daud masih digunakannya. Bagi Lukas gelar Kristus
itu penting untuk pemahamannya tentang karya Allah melalui Yesus. Kristus harus
menderita untuk mendatangkan keselamatan dan ia memeritahukan sejumlah
peristiwa di mana para pewarta Injil meminta agar orang beriman kepada Kristus.
Mengutamakan percaya kepada Kristus itu sangat penting karena yang dilihat di
dalam diri-Nya tidak lain dan tidak bukan adalah tindakan Allah sendiri.
Gelar yang sering dipakai Lukas
untuk Yesus adalah Tuhan. Ciri penting dalam penggunaan istilah itu oleh Lukas
adalah cara dia mengunakannya dalam cerita, seperti dalam pernyataan dan ketika Tuhan melihat janda itu (7:13).
Lukas juga menggunakan gelar-gelar lain seperti halnya Guru, Juruslamat, Raja, Hamba, Yang Benar, Hakim atas orang yang hidup
dan yang mati, batu yang dibuang, dan nabi.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Keselamatan dari
Allah kita
Lukas mengisahkan rencana Allah pada
waktu Yesus berada di Getsmani dan berdoa.
Salib bukanlah kekalahan Allah, melainkan pelaksanaan apa yang telah
direncanakan-Nya. Paling sering keharusan menurut rencana Allah ini dihubungkan
dengan keharusan bagi Yesus untuk menderita. Kadang Lukas mengemukakan pendapat
bahwa ada keharusan ilahi di dalam pelayanan yang harus diberikan oleh orang
Kristen biasa.
Para penulis tentang Lukas sering
menggunakan istilah bahasa Jerman Heigeschichte
untuk menunjukkan isi Injilnya. Bagi Lukas sejarah jemaat mula-mula juga
penting, biarpun tidak sepenting Yesus. Lukas banyak membicarakan perlunya
suatu perubahan yang radikal dalam seluruh cara hidup orang percaya. Bagi Lukas
semua orang harus bertanggungjawab kepada Allah, tatapi mereka selalu gagal
mewujudkan sepenuh jati diri mereka sebagaimana mestinya. Nada yang keras yang
mewarnai pewartaan Injil mula-mula dalam Kisah Para Rasul merupakan cara para
pewarta Injil untuk terus menerus menekankan besarnya tanggung jawab para
pendengar atas kematian Yesus.
Semua penulis PB satu sam alain
menghimbau agar orang-orang berdosa berpaing dari dosa mereka. Dengan adanya
penekanan pada pertobatan dalam ajaran Yesus, tidak mengheranan jika sejak
semula para pewarta Injil dari jemaat mula-mula mencari sikap ini. Pertobatan
harus sepenuh hati dan tuntutan akan pertobatan yang semacam itu timbul dari
keselamatan sepenuh hati yang sudah diperoleh Kristus bagi jemaat-Nya. Seperti
dalam kelima Injil lainnya, Lukas menjadikan kesengsaraan dan kematian Yesus
tema yang penting sekali dalam Injilnya. Suatu ciri khas Lukas yang patut di
catat adalah Kisah Perjalanan ke Yerusalem.
Seluruh Injil Lukas mengetengahkan
peperangan antara kebaikan dan kejahatan, antara Allah dan Iblis – suatu
pertempuran yang mencapai klimaksnya pada kayu salib. Kayu salib menuju kepada
kebangkitan, yakni kemenagan gemilang atas kejahatan. Ia mengawali Kisah Para
Rasul dengan memberitahu para pembacanya bahwa sudah kesengsaraan-Nya Yesus
membuktikan bahwa Ia hidup. Lukas mencatat tiga kali bahwa Yesus mati pada kayu
salib, hal ini merupakan sesuatu yang menarik untuk menyebut penyaliban, karena
istilah itu bukan cara yang lumrah untuk menyebut salib.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Roh Kudus
Lukas
mengawali tema ini sejak malaikat menyampaikan pesan kepada Zakaria bahwa anak
yang akan di dilahirkan baginya akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim
ibunya. Ada beberapa pernyataan penting yang menghubungkan Roh Kudus dengan
Yesus, seperti halnya dengan pada waktu Yesus di babtis, pencobaan di padang
gurun. Bagi Lukas peristiwa pada hari Pentakosta itu amat penting, karena Roh
itu sangat aktif membimbing dan mengarahkan orang beriman yang mula-mula. Lukas
memandang Roh sebagai bersifat hidup dan aktif, sebagai oknum yang
kehadiran-Nya menerangi dan membangkitkan semangat jemaat.
Injil Lukas dan Kisah Para Rasul: Kemuridan
Beberapa ajaran Yesus tentang
kemudiran sebagian besar terdapat dalam Injil Lukas. Lukas juga mengkaitan iman
dengan penyembuhan, iman dalam nama Yesus
berarti iman kepada seluruh keberadaan Yesus. Bagi Lukas iman adalah
fundamental, iman adalah jalan yang perlu agar orang bisa masuk ke dalam
keselamatan yang dibawa oleh Kristus. Yesus yang telah bangkit itu menyuruh
para pengikut-Nya untuk menjadi saksi-Nya di Yerusalem dan di seluruh Yudea. Perhatian
yang diberikan Lukas kepada universalisme Injil tidak terbatas pada lingkup
nasional dan geografis saja.
Mengenai para wanita Lukas
memasukkan kisah-kisah yang melibatkan para wanita, seperti janda di Nain yang
anak tunggalnya dibangkitkan Yesus dari antara orang mati. Para wanita sering
disebut dalam perumpamaan-perumpamaan, seperti seorang wanita yang menaruh ragi
ke dalam tiga sukat tepung. Sehingga jelaslah bahwa wanita memiliki peran yang
penting dalam kehidupan jemaat yang mula-mula. Jadi Lukas membantu melihat
perubahan-perubahan luar biasa pada status wanita yang diadakan oleh agama
Kristen.
Seperti para penulis Injil lainya,
Lukas juga mengisahkan tentang anak yang diambil oleh Yesus untuk mengajar para
murid-Nya tentang kerendahan hati (9:47). Melalui perhatian istimewa yang
diberikannya kepada anak-anak, Lukas mengarahkan perhatian pada aspek lain
universalisme yang terkandung dalam pemberitaan Kristen. Lukas juga mempunyai
perhatian khusus kepada kaum miskin yang merupakan ciri karyanya. Ajaran Lukas
tentang unversalisme tampak dari cara dia mengungkapkan kebenaran bahwa Kristus
membawa keselamatan bagi orang yang dipandang hina oleh dunia.
Posting Komentar untuk "Ringkasan Buku Teologi Perjanjian Baru 1 - Leon Moris || Kitab-Kitab Injil Sinoptis dan Kisah Para Rasul"