Ringkasan Buku Teologi Perjanjian Baru 1 - Leon Moris || Tulisan-Tulisan Paulus
1.
Identitas
Buku
Judul : Teologi Perjanjian Baru
Pengarang : Leon Moris
Jumlah
Hal. : 506 Halaman
Penerbit : Gandum Mas
Tahun
Terbit : 2019
Cetakan
Ke- : Ke-6
2.
Ringkasan
Pendahuluan
Bultman
hanya menemukan teologi pada dua tempat, yakni pada tulisan Paulus dan Yohanes,
sedangkan amanat Yesus adalah petunjuk untuk Teologi PB dan bukan bagian dari
Teologi PB. Teologi PB adalah pemahaman seluk beluk Allah yang diungkapkan oleh
PB, atau yang mendasari PB, atau yang dpaat disimpulkan dari PB. Dalam PB
keyakinan teologis yang mendalam ialah bahwa Allah telah bertindak di dalam
diri Kristus. Tugas teologi adalah mengungkapkan mana ajaran teologis yang terdapat
dalam berbagai tulisan, bukan menerangkan kapan dan bagaimana para pengarang
mendapatkan ajaran tersebut. Walau seolah-olah terdapat kontradiksi dalam
penulis PB, perbedaan tersebut justru mengungkapkan keyakinan bahwa Allah telah
berfirman dan bertindak melalui Mesias-Nya. Studi teologi PB dapat didekati
melalui urutan kronologis kitab PB.
Bagian Pertama: Tulisan-tulisan Paulus
Paulus
akrab dengan dua dunia, yaitu dunia agama Yahudi dan dunia gama Helenisme. Ia
juga memiliki keistimewaan seperti berkebudayaan Yunani, seorang warga negara
Romawi dan sebagainya. Dalam semua suratnya, perbedaan tulisan itu dikarenakan
perbedaan lingkungan sang rasul dan berbedaan pikiran Paulus.
Allah sebagai pusat segalanya
Paulus
menaruh perhatian yang amat besar kepada Allah dan penggunaan nama Allah
olehnya sungguh luar biasa. Lebih dari 40% acuan pada Allah dalam PB berasal
dari Paulus yakni 548 kali dari 1314 kali. Tulisannya kira-kira mengisi
seperempat PB dan menyebut nama Allah sebanyak hampri setengah dari semua kata
“Allah” dalam PB. Bahkan dalam surat Roma ia memakai kata “Allah” sebanyak 153
kali atau rata-rata satu kali setiap 46 kata. Selain kata “Allah”, Paulus juga
memiliki rasa ketertarikan dengan kemuliaan. Hampir 47% penggunaan kata
tersebut dalam PB, yaitu 77 kali. Jadi paulus dapat berbicara tentang
sifat-sifat Allah, tetapi yang menjadi ciri khas tulisanya ialah bahwa dia
lebih sering bebicara tentang apa yang sedang dikerjakan Allah daripada tentang
kodrat dan keadaan-Nya.
Inti kebenaran agama Kristen adalah
bahwa Kristus telah menyerahkan diri-Nya kerena dosa-dosa manusia dan Dia
melakukannya menurut kehendak Allah Bapa. Terdapat alasan yang kuat untuk
menerima ajaran predestinasi dalam awal surat Paulus di Efesus. Predestinasi,
sebagai mana dilihat oleh Paulus memberikan jaminan untuk menjadi serupa dengan
gambar Anak-Nya. Allah telah menentukan dari semula dan telah memanggil orang
milik-Nya. Paulus memandang ini bukan sebagai pendorong untuk orang percaya
dapat bermalas-malsan. Namun predestinasi ini mengingatkan bahwa bagi orang
percaya berbuat baik bukanlah sebuah pilihan, melainkan sasaran yang untuknya
sudah ditetapkan dari semula.
Allah menghendaki untuk manusia
berbuat baik merupakan sikap Allah yang tidak acuh tak acuh terhadap cara hidup
manuisa. Paulus sering mengatakan bahwa setiap perbuatan manusia di catat di
hadapan Allah. Ketika orang membanggakan hukum Taurat namun melanggarnya tidak
hanya menjadikan orang tersebut munafik namun juga tidak menghormati Allah. Manusia
diminta untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukannya. Dosa
mengakibatkan penghukuman yang mempengaruhi seluruh umat manusia.
Dari tulisan Paulus tersebut
beberapa orang berpandangan bahwa Paulus memandang Allah sebagai maha agung,
menciptakan segala sesuatu dan yang sedang melaksanakan rencana-Nya dalam
ciptaan-Nya. Namun sebenarnya Paulus sedang menekankan pada kasih dan kepedulian-Nya.
Pemilihan Allah merupakan buah dari kasih Allah
untuk penyelamatan manusia. Allah adalah Allah yang penuh dengan belas
kasihan yang menjangkau orang-orang yang tak kayak, berdosa dan tak berdaya. Allah
begitu kasih tidak akan membiarkan orang berdosa binasa. Allah dipandang
sebagai Allah yang aktif dengan segala masam cara dalam karya penyelamatan oleh
Kristus, terutama sebagai pemrakarsa semuanya itu. Keselamatan adalah oleh
kasih karunia terdapat diseluruh PB, dan kasih karunia ini adalah kasih karunia
Allah. Allah dipandang aktif berkarya dalam berbagia aspek kehidupan bersama
dari orang-orang yang sudah diselamatkan. Keselamatan bukan hanya suatu hak
istimewa melainkan juga suatu tanggung jawab, khususnya tanggung jawab terhadap
Allah. Orang percaya harus ingat bahwa ada perintah Tuhan dan bahkan kebebasan
orang Kristen tidak berarti bahwa mereka bebasa dari hukuman Allah. Dalam 1
Korintus, kerajaan Allah itu menyangkut soal kualitas atau sifat yang direstui
Allah dan bukan soal keinginan manusiawi. Namun ini bukan berarti bahwa usaha
manusia itu tidak mendapat tempat, tetapi usaha manusia itu bukanlah yang
paling penting tetapi Allahlah yang menilai orang apakah ia layak masuk
kerajaannya atau tidak.
Yesus Kristus Tuhan Kita
Banyak orang Kristen mengatakan
bahwa Juruslamatnya ialah Kristus, tanpa disadari ungkapan tersebut diwarisi
dari Paulus. Kata Kristus adalah transliterasi sebauh kata Yunani yang berarti
diurapi, sama seperti kata Mesias dalam transliterasi Ibrani. Paulus sering
menggunakan gelar ini, walaupun demikian Paulus juga memakai nama manusiawi
yaitu Yesus sebanyak 214 kali, lebih sering dibanding penulis manapun kecualai
Yohanes yang memakai 237 kali. Yesus sebagai Juruslamat merupakan gelar yang
tertinggi sebab terdapat juga ungkapan Allah Juruslamat manusia. Dari
pernyataan Paulus, Yesus juga adalah benar-benar manusia dan bukan dipahami
sebagai paham dosetis yang mengatakan bahwa Yesus kelihatan manusia tetapi
sebenarnya bukan. Bagi Paulus, Yesus itu benar-benar seorang manusia. Namun
Yesus juga sejajar degan Allah. Dia pemimpin tertinggi Gereja, tetai juga lebih
tinggi dari itu. Dia adalah wakil Allah dalam menciptakan jagat raya, dan Dia
penguasa tertinggi atas segala penguasa, baik di langit maupun di bumi. Yesus
merupakan pusat pemberitaan yang disampaikan Paulus. Hal ini tidak berarti
bahwa mengatakan dengan kata-kata dengan tegas bahwa Kristus itu Allah, tetapi
pemberitaan itu hampir-hampir merupakan penghayatan iman tesebut. Apa yang
dikerjakan Kristus, khususya dengan kematian-Nya yang menghasilkan pendamaian,
dan apa yang dinyatakan Kristus kepada Paulus, semua inilah yang merupakan inti
dan pusat bukan hanya dari pemberitaan Paulus, tetapi juga dari seluruh cara
berpikir dan cara hidupnya. Dan yang menjadi pusat segala-galanya adalah
Kristus. Namun dapat dikatakan ada kemungkinan bahwa Yesus Kristuslah yang
disebut Allah. Kasih Kristus erat sekali hubungannya dengan kasih Bapa dan
bahwa konsepsi ini dominan. Paulus sampai dapat memahami arti kasih, ketika dia
berdiri di depan salib, kasih yang merupakan kasih Allah dan juga kasih
Kristus; kasih itu adalah kasih Allah di dalam Kristus. Segala sesuatu yang
lain menjadi kurang berarti di hadapan kasih yang agung ini. Kristus
mengerjakan keselamatan bagi dunia, bagi Paulus merupakan tanda keagungan
Kristus. Salah satu ungkapan yang paling disukai oleh Paulus adalah dalam Kristus dengan variasi seperti dalam Tuhan, dalam Kristus Yesus dan dalam Dia. Dalam Kristus Yesus, Paulus
menjadi bapa bagi orang Kristen di Korintus melalui Injil. Bagi Paulus Kristus
adalah yang tertinggi, Dia adalah Tuhan dari segala sesuatu dan Tuhan semua
orang. Kekuasaan-Nya sebagai Tuhan melampaui dunia ini dan melampaui kehidupan
ini, yakni sampai ke surga dan bersifat kekal abadi.
Karya Penyelamatan oleh Allah Melalui Kristus
Kedatangan Yesus mengajarkan kepada
Paulus beberapa hal penting mengenai makna keselamatan. Cara yang paling baik
untuk memahami makna keselamatan ialah dengan bertolak dari malapetaka yang di
dalamnya manusia melibatkan diri ketika mereka masuk ke dalam dosa. Salam
suratnya, Paulus mengunakan kata dosa “hamartia”
sebanyak 64 kali yang 48 diantara terdapat pada surat Roma. Dosa bukan hanya
sekedar kejahatan yang dilakukan, melainkan suatu kekuatan yang membelenggu
manusia. Lebih dari sekali Paulus berbicara tentang umat manusia pada umumnya
sebagai hamba dosa. Sebagimana
seorang budak di jual kepada seorang majikan, demikianlah manusia masuk kedalam
kuasa dosa. Mengenai dosa, Paulus mengatakan dua hal berikut: dosa tidak berhak
menguasai diri manusia dan biarpun demikian nyatanya dosa telah menguasai
manusia. Begitulah manusia, biarpun mungkin melayani hukum Allah dengan akal
budi, nyatanya dalam kedagingan manusia melayani hukum dosa. Untuk itu yang
terpenting adalah melaksanakan hukum Taurat dan bukan hanya mendengarnya saja. Paulus
juga membahas mengenai daging yang sering sekali berubah pengertiannya menjadi
apa yang berhubungan dengan hidup di dalam tubuh tetapi bertentangan dengan
dosa. Dalam arti ini daging erat sekali kaitannya dengan dosa. Paulus dengan
jelas menegaskan bahwa orang yang mementingkan daging akan menghadapi
kebinasaan akhir. Salah satu konsepsi dasar Paulus yang penting adalah hukum.
Ia memakai kata hukum sebanyak 119 kali, sehingga lebih dari setengah dari
seluruh penggunaan kata itu dalam PB yang mencapai jumlah 191. Kebanyakan yang
dimaksud Paulus adalah hukum yang diberikan Allah dengan perantaraan Musa.
Fungsi hukum Taurat bukanlah menghapus dosa, tetapi menunjukkan dosa apa
adanya. Hukum Taurat menampakkan dosa manusia secara gamblang dan dengan
demikian menunjukkan bahwa manusia membutuhkan keselamatan. Jika manusia dapat
memperoleh keselamatan oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus. Dosa
Adam mendatangkan kematian ke dalam dunia, karena Adam telah berdosa dan
manusia berada dalam persekutuan dengan Adam, maka manusia akan mati. Allah
tidak memandang dosa sebagai soal biasa, sehingga mau tidak mau dosa membawa
orang kepada apa yang disebut murka Allah.
Sangat jelas Allah tidak bersikap pasif terhadap dosa, meliankan dengan keras
menentangnya, suatu kebenaran yang diterangkan Paulus dengan memakai bahasa
lain ketika ia berbicara tentang orang yang jauh dari Allah atau sebagai seteru Allah. Adalah penting untuk
memperhatiakan dengan cara apapun kebenaran yang disampaikan oleh Paulus ketika
ia menggunaan istilah-istilah seperti murka dan penghakiman yang menunjukkan
bahwa Allah secara aktif menentang sepenuhnya setiap bentuk kejahatan.
Semua manusia akan menghadapi
penghakiman Allah, karena semua orang adalah manusia berdosa. Salah satu ciri
penting dari pengadilan itu adalah bahwa Sang Hakim adalah Kristus. Panghakiman
merupakan bagian penting dari pendapat Paulus. Orang Kristen maupun non-Kristen
harus bertanggung jawab kepada Allah. Dan Paulus menjelaskan bahwa jika apa
yang manusia miliki adalah prestasi yang buruk maka manusia akan mengalami
kesulitan yang besar pada hari penghakiman. Meskipun Paulus tidak secara
terang-terangan mengatakannya, namun pastilah jatuhnya manusia kedalam dosa
akan membawa dampak bagi seluruh ciptaan terutama bagi manusia.
Berkali-kali Paulus kembali pada
salib yang mendatangkan keselamatan bagi orang berdosa adalah kematian Kristus
yang membawa pendamaian dan bukan kehidupan-Nya yang harus diteladani itu. Terkadang
Paulus ingin menunjukkan bahwa kematian Kristus ada kaitannya dengan kematian
yang harus dialami oleh orang-orang berdosa. Kristus menggantikan orang berdosa
dan menanggung apa yang seharusnya ditanggung oleh orang berdosa. Kematian
Kristus teleh membebaskan manusia dari perbudakan Hukum Taurat. Dari sudut
pandang lain Paulus menjelaskan bagimana kematian Kristus menghasilkan
pembebasan. Allah bukan saja menyelamatkan orang berdosa, melainkan juga
menyelamatkan mereka yang berdosa dengan cara yang sesuai dengan kebenaran. Konsepsi
Paulus lainnya adalah pendamaian, suatu cara memandang salib yang tidak
ditemukan pada penulis PB lainnya. Akan tetapi tidaklah diperbolehkan
melebih-lebihkan pentingnya konsepsi tentang pendamaian dan juga tidaklah boleh
mengecilkan artinya.
Kasih haruslah di lihat dalam
kematian Kristus yang mendamaikan itu. Tampak terlihat bahwa iman itu tidak ada
artinya apabila lepas dari kasih Kristus. Kasih dari awal hingga akhir
merupakan cara Paulus memandang Allah dalam Kristus dan kasih inilah yang
mendatangkan keselamatan.
Hidup dalam roh
Terdapat
dua perbedaan penting dalam cara orang Kristen memahami kehadiran Roh. Pertama
muncul dari kenyataan bahwa orang kuno pada umumnya menganggap roh ilahi itu
hanya turun ke atas segelintir orang yang terkemuka. Kedua berkenaan dengan
cara mengenal kehadiran Roh itu. Akan tetapi Paulus tempaknya lebih memandang
Roh sebagai suatu oknum. Memberikan karunia-karunia mirip dengan kegiatan
seseorang, lebih-lebih karena Paulus mengakhiri daftarnya dengan memberi
tahukan pembaca bahwa pembagian karunia itu terajadi seperti yang
dikehendaki-Nya. Jelaslah bagi Paulus, Roh itu adalah oknum yang nyata, yang
diam di dalam diri orang-orang beriman, menguatkan mereka untuk pelayanan,
mengajar mereka mengenai apa yang harus mereka katakan.
Paulus bebicara juga tentang
karunia-karunia tertentu dari Roh. Ada hanya satu Roh yang berkerja, tetapi aja
rupa-rupa karunia. Dari nada umum pembicaraan Paulus mengenai karunia-karunia
bahwa orang Korintus sangat menghargai karunia tersebut dan penggunaan karunia itu
membuat Gereja di Korintus menjadi sangat hidup. Karunia yang ada harus
dipergunakan untuk membangun. Karunia diberikan supaya kehidupan rohani orang
beriman dibangun dan bukan untuk digunakan bagi kepuasan diri sendiri. Jadi,
Roh itu aktif di dalam kehidupan orang beriman dan kehidupan gereja. Roh itu
melakukan hal-hal seperti bersaksi bersama roh, berdoa, menyucikan. Roh juga
memainakan peran dalam pemenaran dan dalam penyataan. Paulus mempunyai sejumlah
gambaran yang menarik tentang jemaat. Jemaat merupakan suatu bagunan dengna
Kristus sebagai dasarnya dan jemaat dibangun di atas dasar para rasul dan nabi.
Jemaat merupakan suatu persemakmuran yang terdiri atas kawan sewarga, umat
Allah, manusia baru.
Paulus tidaklah sering berbicara
mengenai sakramen, namun tidak berarti ia tidak menganggapnya tidak penting. Walaupun
Paulus tidak terlalu begitu membicarakan Perjamuan Kudus, namun Perjamuan Kudus
merupakan perbuatan yang sangat agung dan penting. Paulus juga menjelaskan makna
Perjamuan Kudus dengan merujuk pada PB yang telah dimulai oleh Kristus, dengan
mengatakan bahwa orang percaya mengambil bagian dalamnya untuk mengingat
Kristus dan dengan mengatakan bahwa dalam sakramen tersebut orang percaya
memberitakan kematian Kristus sampai Ia datang.
Iman merupakan sesuatu yang berasal dari Allah, sebab kepada setiap orang percaya Allah mengaruniakan suatu ukuran iman. Kehidupan Kristen berasal dari kasih, sebab yang pertama-tama menjadikan orang Kristen adalah kasih yang terlihat di Kalvari. Kasih adalah sifat yang harus dikejar dengan penuh semangat sebab kasih adalah dasar kehidupan Kristen. Paulus menaruh perhatian sangat bersar kepada penggenapan segala sesuatu, dan ia dengan cara tertentu menyinggug soal akhir zaman ini dalam semua suratnya, kecuali Filemon. Dengan demikian tentulah Paulus memiliki suatu teologi yang mendalam dan matang walaupun tidak diberikan secara sistematis. Paulus yakin bahwa Allah telah mengerjakan sesuatu yang mengagumkan dalam diri Kristus dan kepastian tentang hal itu meresapi seluruh pemikirannya. Kasih Allah merupakan realitas yang pernuh kuasa dan agung, dan kasih itu menimbulkan kasih dalam hati umat Allah.
Posting Komentar untuk "Ringkasan Buku Teologi Perjanjian Baru 1 - Leon Moris || Tulisan-Tulisan Paulus"