Persembahan Yang Benar - Mazmur 95:1-2
PENYEMBAHAN YANG BENAR
Mazmur 95:1-2
Syalom bapak/ibu dan
sudara yang dikasihi Tuhan, satu tema yang menarik untuk kita merenungkan
bersama-sama pada kesempatan ini adalah “PENYEMBAHAN YANG BENAR”.
Sejenak terlintas dalam
benak saya, apakah saya sudah melakukan penyembahan yang benar, dan seperti apa
penyembahan yang benar?
Kitab mazmur kita
mengetahui bahwa kitab yang ditulis oleh Daud yang berisi narasi, puisi dan
pujian, pada kesempatan ini, kita bisa melihat bagaimana penyembahan yang benar
menurut Daud dalam mazmur 95:1-2. Penyembahan yang benar buka hanya dilihat dari
cara kita memuji Tuhan, tetapi lebih tepatnya mengenal siapa yang kita puji.
Daud adalah orang yang memiliki persekutuan yang baik dengan Tuhan, memiliki
pengalaman bersama dengan Tuhan, bahkan yang Daud takutkan dalam hidupnya
jikalau Tuhan meninggalkannya, berarti kita bisa menggambil kesimpulan bahwa
Daud memiliki hubungan yang Intim dengan Tuhan sehingga terlihat dari ucapan
syukur Daud yang dia naikan kepada Tuhan.
Di dalam sejarah
perjalanan bangsa Israel mulai dari zaman bapa Abraham, mereka hanya menenal
dan menyembah satu Allah yaitu YHWH, yang menciptakan langit, bumi dan segala
isinya. Namun mereka bukan hanya mengenal satu-satunya Allah, banyak
allah-allah lain yang mereka kenal yaitu allah dari bangsa-bangsa lain. Dalam
perjumpaan mereka dengan bangsa-bangsa lain, mereka juga hidup bersama di
antara mereka.
Tidak heran jika
beberapa dari antara orang Israel tergoda untuk ikut menyembah allah-allah lain
itu dan hal itu menimbulkan murka Allah. Mazmur Daud ini mengajarkan serta
mengajak dan mengharuskan bangsa Israel serta kita sebagai orang percaya untuk
menyembah hanya kepada satu-satunya Allah yang menciptakan langit dan bumi ini,
yaitu Allah. Agar kita semua menghormati serta menaatiNya dengan segenap hati.
Sebab Dialah yang memelihara kehidupan kita sejak dulu hingga saat ini bahkan
selama-lamanya.
1. Ungkapan syukur yang besar atas keselamatan dari Tuhan (ayat 1)
ungkapan syukur yang dinaikan melalui puji-pujian dan doa atas keselamatan dari pada Tuhan merupakan penyembahan kepada Tuhan. Dan dilanjutkan di ayat ke 2 “biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-soraklah baginya dengan nyanyian mazmur”. Pemazmur begitu hormat karna pemazmur tahu kepada siapa dia bersyukur.
Bukan kah terjadi dalam
kehidupan kita ketika melihat orang yang kita kagumi dan hargai atau orang yang
benar-benar berjasa dalam hidup kita tanpa disuruh dan diminta pasti hormat dan
melakukan apapun demi orang tersebut, demikian halnya pemazmur menuliskan bahwa
bersorak-soraklah bagi Tuhan sebab dia gunung batu dan keselamatan. Pada zaman
itu gunung atau batu merupakan tempat perlindungan yang aman jika ada
peperangan. Dan pemazmur memakai kata gunung batu keselamatan yaitu Tuhan telah
nmenjadi benteng keselamatan.
2. Pemazmur mengetahui Tuhan yang dia sembah (ayat 3)..
Ayat 4-5 Kuasa dunia ada di tangan Allah. Bukan hanya
kuasa manusiawi yang takut dan takluk kepada Allah Sang Pencipta, bahkan
penguasa dunia kegelapan pun ada ditanganNya (band. Ayat 3b). Umat Israel mengenal allah lain yang disembah
bangsa-bangsa disekitarnya; dewa Molokh penguasa bagian dalam bumi, dewa Baal
penguasa puncak-puncak tinggi, dewa Tiamat penguasa laut. Bangsa-bangsa lain
selalu mempersembahkan sesajen bagi dewa-dewa itu untuk keselamatan mereka.
Darat, gunung, laut dan
isi bumi adalah ciptaan Allah. Mustahil Allah harus tunduk pada ciptaan
tanganNya sendiri. Jika kita menyembah Allah yang menciptakan itu semua,
mengapa kita harus memberi sesajen bagi dewa laut, gunung, dan dewa-dewa
lainnya? Ada banyak orang percaya yang memakai jimat-jimat untuk keselamatan
dirinya. Ada jimat untuk pergi melaut,
ada jimat untuk pergi ke gunung, ada jimat untuk berperang, dll. Dan kalau pun
tidak memakai jimat masih ada orang percaya yang dipenuhi rasa takut memasuki
tempat-tempat tertentu, sehingga harus mengucapkan kata “permisi” atau
“santabi” kepada mahluk yang tidak jelas. Seharusnya, jika rasa takut itu
muncul maka yang harus dilakukan orang percaya adalah berdoa kepada Allah, Sang
Pencipta.
Worship dalam bahasa
ibrani ”Shachah” artinya berarti tengkurap, membungkuk, meringkuk, menjatuhkan
diri, tiarap, memohon dengan rendah hati, bertindak patuh, menghormati dan menunduk.
Orang yang menyembah
Allah memiliki kesediaan untuk dengan rela dan rendah hati mengasihi serta mengabdi
kepada-Nya. Menyembah Allah dalam roh dan kebenaran menunjuk pada sikap batin
atau sikap hati yang diwujudnyatakan dalam perilaku di sepanjang waktu dan di
mana pun berada, bukan sekadar menyelenggarakan liturgi dalam gereja.
Dalam menyembah Allah dalam
roh dan kebenaran, Allah menghendaki ibadah yang tidak terikat oleh ruang dan
waktu. Ini berarti bahwa ruang ibadah orang percaya meliputi segenap wilayah
hidup dan segenap waktunya. Ini adalah ibadah yang tidak terikat oleh sistem
dan aturan yang baku. Ini bukan berarti bahwa liturgi yang diselenggarakan itu
tidak perlu ketertiban. Tuhan hendak menunjukkan bahwa liturgi orang percaya
bukanlah seremonial seperti agama-agama pada umumnya. Tetapi penyembahan yang
benar ialah mengenal siapa yang kita sembah dan memiliki hubungan yang intim
denganNya dan terlihat dari cara kita hidup sehari-hari dalam keluarga,
lingkungan dan dimanapun.
Posting Komentar untuk "Persembahan Yang Benar - Mazmur 95:1-2"