Ringkasan Buku Teologi Dasar 1 - Charles C. Ryrie || Dosa
Kejatuhan manusia
Pandangan
mengenai keabsahan catatan peristiwa kejatuhan manusia di Kej. 3 dikelompokkan
dalam tiga golongan: sebagian mengatakan bahwa hal tersebut adalah legenda
sehingga kenyataan yang dipaparkan adalah tidak benar, yang lainnya mau
mempertahankan kebenaran dari kisah kejatuhan tanpa harus menerima kebenaran
sejarahnya. Banyak yang beranggapan peristiwa itu hanya serta merupakan
kebenaran sejarah.
Allah
memberikan kuasa dalam pengetahuan dan akal yang memampukan ia untuk memberi
nama pada hewan dan berpikir mengani hubungannya dengan Hawa dan dengan dirinya
sendiri. Hakikat moral Adam sebelum kejatuhan adalah ia tidak berdosa. Tanggung
jawab yang diberikan Tuhan kepada Adam adalah berkuasa atas bumi dan menikamati
hasil pemeliharaan Taman Eden.
Pada
mulanya ujian adalah untuk menyatakan apakah Adam dan Hawa akan mentaati Allah
atau tidak. Cara khusu yang dapat mereka buktikan ialah dengan jalan tak
memakan buah larangan, yaitu buah dari pohon pengetahuan yang tentang yang baik
dan yang jahat. Karena kepalsuan iblis akhirnya Hawa memakan buah larangan dan
memberikannya juga kepada Adam. Alam berfikir Hawa dipenuhi oleh rasionalisasi
bahwa adalah sebagai seorang tanggung jawab istri menyediakan apa yang baik bagi
Adam.
Hukuman
yang diberikan Allah karena pengagaran tersebut: kepada manusia, rasa bersalah
yang dinyatakari dengan membuat cawat dan kehilangan persekutuan dengan Allah
yang dibuktikan dengan menyembunyikan diri dari Allah. Kepada ular, dikutuk
untuk marayap bahkan sampai pada kedaan kerajaan seribu tahun damai nanti.
Kepada Iblis, keturunan iblis dan wanita akan terdapat permusuhan dan
kebinaasan untuk iblis. Kepada Hawa dan wanita, Allah akan melipat gandakan
kesusahan wanita dalam kehamilan, wanita akan berahi kepada suaminya dan wanita
akan dukuasai oleh pria. Kepada Adam dan pria, kutukan atas bumi yang tidak
akan menghasilkan hasil, kematian Adam dan manusia yang akan kembali menjadi
tanah serta pengusiran Adam dari taman Eden.
Konsep Alkitab tentang dosa
Konsep
Alkitab tentang dosa berasal dari tinjauan terhadap istilah dosa yang digunakan
dalam PL maupun PB. Kata khata muncul
sebanyak 522 kali dalam PL yang berarti tidak mengenai sasaran, dan sepadan
dengan kata Yunani hamartano. Kata ra digunakan sekitar 444 kali dalam PL
yang sepadan dengan kata Yunani kakos dan
poneros yang arti utamanya ialah
menghentikan atau menghancurkan. Kata pasha
berarti memberontak dan juga pelanggaran. Kata awon berarti perbatan salah maupun rasa bersalah yang dalam
pemikiran Ibrani sangat bertautan. Kata shagag
berarti melakukan kesalahan atau menyimpang seperti yang mungkin dilakukan
seekor domba atau seorang pemabuk. Kata asham
berarti rasa bersalah di hadapan Allah. Kata rasha berari kejahatan, lawan dari kebenaran. Kata taah berati menyimpang, tersesat. Dengan
demikain dapat ditarik kesimpulan tentang dosa dalam PL: dosa bisa berupa
bentuk dan karena penggunaan kata yang beraneka ragam itu, maka seorang Israel
dapat menyadari perbuatan dosa khusus yang dilakukan. Dosa adalah hal yang
bertentangan dengan norma dan pada dasarnyaaa dosa merupakan ketidak taatan
kepada Allah. Karena ketidak taatan mencakup pemikiran positif maupun negatif,
maka dosa merupakan perbuatan aktif terhadap apa yang salah dan bukan hanya
sebagai tindakan peniaadaan secara pasif terhadap hal yang benar.
Dalam
PB kata yang menjelaskan dosa adalah kata: akos,
yang menunjuk kepada keadaan fisik yang buruk seperti penyakit. Poneros, merupakan istilah dasar untuk
kejahatan dan hampir selalu menunjuk tentang kejahatan moral. Asebes, artinya tanpa Allah dan berarti
orang-orang yang murtad dari Allah. Enokhos,
berarti kesalahan dan biasanya menyatakan seseorang yang melakukan kejahatan
sehingga patut mendapat hukuman mati. Hamartia,
berati tidak mencapai sasaran dan sama seperti kata khata dalam PL. Adikia,
berarti setiap lingkah laku yang tidak benar dalam arti yang sangat luas. Anomos, seringkali ditejemahkan dengan
kedurhakaan yang juga berarti melanggar hukum dalam arti yang sangat luas. Parabates, artinya pelanggaran atau
orang berdosa. Agnoein, berhubungan
dengan ibadah yang keliru yang ditujukan kepada allah lain selain Allah yang
benar. Planao, berarti penyimpang
atau tesesat dalam arti sebagai perbuatan yang patut di cela. Kaptoma, berarti pelanggaran yang
dilakukan secara sengaja. Hipokrisis,
berarti menafsirkan secara keliri sebagaimana yang mungkin dilakukan suatu
ramalan, berpura-pura bertindak sebagaimana seorang aktor dan juga mengikuti
tafsiran yang jelas salah. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan tentang
dosa dalam PB: selalu ada ukuran yang jelas terhadap dosa yang dilakukan
seseorang. Sesungguhnya semua dosa adalah pemberontakan secara positif terhadap
Allah, dan suatu pelanggaran terhadap standar yang telah ditetapkan-Nya. kejahatan
dapat mengambil berbagai macam bentuk. Tanggung jawab manusia pasti dan dapat
dipahami secara jelas.
Dosa
adalah tidak mencapai sasaran, kebejatan, pemberontakan, kesalahan, memilih
jalan yang tidak benar, kejahatan, penyimpangan, keadaan tidak beriman,
perbuatan jahat, pelanggaran terhadap hukum, pelanggaran, kebodohan, dan
kesengajaan meninggalkan jalan kebenaran. Jadi sifat utama dosa adalah teletak
pada arahnya yang bertentangan dengan Allah.
Ajaran Kristus tentang dosa
Yesus
memakai semua kata utama untuk menunjukkan sejumlah dosa yang khusus, seperti:
menajiskan tempat kudus, kemunafikan, ketamakan, hujat, melanggar hukum,
kesombongan, menjadi batu sandungan, ketidaksetiaan, ketidaksopanan/pelanggaran
susila, tidak bebuah apa-apa, amarah, ucapan yang berdosa, pamer diri, kurang
beriman, sikap tidak bertanggung jawab dalam pelayanan, kurang berdoa.
Pengelompokan
dosa: pelanggaran terhadap Taurat Musa, dosa yang terbuka/terang-teangan, sikap
batin yang salah, ragi (dari orang farisi, dari orang saduki, dari orang
herodian). Jenis dosa yang sama ini penekannanya kepada hal lahiriah, ajaran
palsu, dan cara duniawi yang terlalu kelihatan dalam beberapa kelompok
keagamaan sekarang.
Dosa
bersumber dari iblis yang senantiasa menentang penerimaan terhadap pemberitaan
Injil, musuh yang menebarkan benih lalang di antara benih gandum yang baik dan
dengan demikian membuat banyak orang melaksanakan perkara-perkara yang
dirancangnya. Dunia iblis selalu berusaha menentang umat Allah, karena itu
sistem dunia ini merupakan suatu sumber dosa apabila manusa serupa dengan dunia
ini. Selain itu sumber dosa adalah hati, dimana dari dalam hatilah timbul
segala sesuatu. Dosa memisakan manusia dengan Allah dan semua orang adalah
berdosa. Akibat dari dosa, yakni:
mempengaruhi tujuan hidup manusia sehingga membuat mereka tersesat.
Mempengaruhi kehendak, mempengaruhi tubuh dengan mendatangkan penyakit atas
dosa-dosa, dan mempengaruhi orang lain. Pengampunan dosa dilakukan olehYesus
Anak Domba Allah yang menghapus dosa isi dunia. Sehingga orang yang telah
diampuni dosanya harus juga bersedia mengampuni kesalahan orang lain.
Eskatologi
tentang dosa, Yesus secara detail menjelaskan bahwa kuasa dosa akan terus
bekerja sampai bumi dihancurkan. Dosa akan menjadi penyebab peperangan pada
masa kesukaran besar. Dosa akan membuat orang saling mengkhianati dan membenci.
Masa kesukaran besar akan diwarnai dengan penipuan rohani yang hebat. Banyak
pemimpin akan menipu banyak orang dan antikris akan membawa ajaran palsu. Pengajaran
Yesus tetang dosa mencakup banyak aspek, teruatama soal jenis dan
spesifikasinya. Ia selalu menegaskan bahwa manusia betanggungjawab atas
dosa-dosanya sendiri, dan pengajarnan-Nya dikaitkan erat dengan dampak praktis
dosa.
Dosa warisan
Dosa
warisan dapat didefenisikan dengan keberadaan berdosa dari semua orang yangn
dibawa sejak lahir. Ada yang mengatakan bahwa semua orang mewarisi keberadaan
berdosa dari orang tua. Ada yang memahami bahwa dosa telah merusak seluruh
tabiat manusia. Yang lain lebih senang memakai istilah dosa asal karena dosa yang berasal dari Adam yang mengakibatkan
terjadinya kemerosotan moral. Dengan jelas Alkitab menyatakan bahwa seluruh
aspek keberadaan manusia telah rusak. Setiap segi keberadaan manusia dipengaruhi
oleh tabiat dosa. Pikiran dibutakan (2 Kor. 4:4), emosiya turut merosot dan
tercemar (Rm. 1:21), kehendaknya diperbudak oleh dosa (Rm. 6:20). Kerusakan
total berarti bahwa kerusakan terjadi dalam diri manusia dan meluas pada semua
aspek dalam tabiat dan kemampuannya; bahwa tidak ada sesuatu dalam diri manusia
yang membutnya layak untuk berhadapan dengan Allah yang benar. Hukuman akibat
dosa warisan adalah kematian rohani. Tedapat dua penawar yang diberikan Allah,
yaitu: hidup baru dalam Kristus Yesus dan karunia Roh Kudus yang memberi kuasa
kepada orang percaya sehingga dapat hidup bebas. Penyebaran dosa warisan dari
orang tua dan mereka sendiri dari orang tua mereka dan seterusnya.
Terdapat
beberapa sanggahan terhadap doktrin keselamatan dosa turunan ini. pelagianisme, membesar-besarkan jasa
perbuatan baik beserta dampaknya untuk mendapatkan keselamatan. Semi-pelagianisme, mengajarkan bahwa
manusia masih menyimpan sejumlah kebebasan yang dapat digunakan untuk
bekerjasama denggan kebaikan atau kemurahan hati Allah kedak manusa telah
dilumpuhkan dan tabiatnya telah dicemari akibat kejatuhan dalam dosa, namun
dirinya tidak sepenuhnya rusak. Sosiniaisme,
menyangkali keilahian Kristus, predestinasi, dosa asal, ketidakmampuan
mutak, dan penggantian hukuman dosa. Arminianisme,
Adam diciptakan dalam keadaan tanpa dosa, bukan kekudusan dan sebagainya. Neo-ortodoks, memandang dosa sebagai
hidup yang berpusat pada diri sendiri, bukan kepada Allah.
Pertalian dosa
Pertalian
disini dimaksudkan sebagai pertautan, perlimpahan, atau pengaitan sesuatu
terhadap seseorang. Terdapat tiga pertalian dasar: pertalian dosa Adam kepada
segala bangsa, Pertalian dosa manusia kepada Kristus, pertalian kebenaran Kristus
kepada orang percaya. Pengrtian tentang dipertalikan muncul dari penafsiran
terhadap arti semua orang telah berbuat
dosa. Terdapat dua pandangan historis untuk mengemukakan fakta bahwa semua
orang telah berbuat dosa ketika Adam berdosa. Pandangan representatif, Adam dianggap sebagai wakil seluruh umat
manusia, sehingga ketika ia berdosa, dosanya menjadi dasar pula untuk menghukum
semua umat manusia keturunannya. Pandangan
seminal, menganggap Adam memiliki benih bagi keturunannya, maka ketika ia
berbuat dosa, semua keturunannya berdosa. Jadi, dosa Adam dipertalikan kepada
setiap anggota umat manusia karena masing-masing sesungguhnya telah berdosa di
dalam Adam ketika Adam berdosa. Penularan dosa yang dipertalikan tidak melalui
perantara, karena Adam di dalam manusia, maka dosa Adam dipertalikan secara
langsung tidak melalui perantara. Hukuman akibat dosa pertalian adalah kematian
fisik (Rm. 5:13-14) sedangkan hukuman atas dosa warisan adalah kematian rohani.
Penawar bagi dosa yang dipertalikan adalah kebenaran Kristus yang
diperhitungkan kepada setiap orang percaya. Ketika seseorang percaya kepada
Yesus, kebenaran Kristus diperhitungkan atau dipertalikan kepada-Nya.
Dosa-dosa pribadi
Sifat
dosa pribadi adalah universal, dimana semua orang telah berbuat dosa secara
pribadi, kecuali bayi. Dosa pribadi tidak hanya meliputi hal yang diperbuat
secara terang-terangan, tetapi juga hal-hal yang dipikirkan.
Yesus
menggolongkan dosa Kayafas yang menyerahkan Yesus lebih besar dibanding dosa
Pilatus. Namun tidak berarti Yesus membebaskan Pilatus dari dosa. Perjanjian
Lama membedakan antara dosa kebodohan, pemberontakan atau pembangkangan.
Perjanjian Baru juga menyadari penggolongan dosa seperti yang terdapat di
Perjanjian Lama, seperti Luk. 12:47-48 yang mengemukakan tanggungan hukuman
yang lebih ringan atau berat. Gereja Roma Katilok juga membedakan antara dosa
ringan yang dapat di ampuni dan dosa kekal yang membawa kepada kematian.
Dosa
pribadi tidak ditularkan dari satu orang, tetapi setiap orang melakukan dosanya
sendiri. Akibat dari dosa pribadi yaitu hilangnya persekutuan yang harmonis.
Penawaran bagi dosa pribadi adalah pengampunan. Dengan kata lain pengampunan
secara juridis membawa orang yang sebelumnya tidak percaya ke dalam keluarga
Allah, sedangkan pengampunan bagi orang percaya memungkinkan hubungan yang
terputus untuk sementara waktu didalam keluarga Allah.
Orang kristen dan dosa
Standar
kehidupan orang Kristen adalah kesucian Allah. Tuntutan yang harus dipenuhi
adalah hidup dalam terang dan dengan pengalaman harus senantiasa hidup menjadi
dewasa. Hal inilah yang dikatakan kesempurnaan di dalam Alkitab. Musuh dari
orang percaya adalah dunia, daging dan sijahat. Iblis bediri sebagai kepala
ddan kuasa pengendali dunia, Ia bersandiwara atau mengenakan topeng dan memakai
berbagai taktik untuk mengalahkan orang percaya. Pertahanan untuk hal ini
yaitu, perlengkapan senjata Allah (Ef. 6:13-18), pengetahuan tentang strategi
iblis (2 Kor. 2:11), kesadaran atau kewaspadaan (1 Pet. 5:8). Daging
menghasilkan perbuatan yang diwarnai oleh hawa nafsu kedagingan dan hal itu
dapat memperhamba orang percaya. Keinginan daging dapat dikendalikan dengan
cara memandang diri telah tersalib bersama dengan Kristus. Iblis merencanakan
berbagai metode, menggunakan segala acam strategi dan mempekerjakan segala
makhluk yang bersifat supranatural untuk menjebak orang percaya. Ia terus
menerus mengganggu orang percaya, mencari kesempatan yang tepat untuk menyerang.
Orang percaya harus bergumul sungguh-sungguh untuk melawan iblis dan jangan
sekali-kali memandang rendah kuasanya.
Hukuman
bagi orang berdosa adalah menderita siksaan kekal dalam lautan api (Why.
20:15). Dosa merusak persekutuan, menyebabkan orang percaya kehilangan
sukacita, membuat orang percaya hidup dalam kegelapan dan mengakibatkan
kurangnya kepercayaan dalam doa. Bagi orang percaya yang terus-menerus berbuat
dosa maka akan mendapat hukuman penyakit, pengucilan dan kematian fisik.
Pencegahan
terhadap dosa dapat dilakukan dengan firman Allah, doa syafaat Kristus dan
kehadiran Roh Kudus. Firman Allah akan memberikan peringatan, dorongan,
kekuatan, dan bimbingan manakala menghadapi godaan. Salah satu doa Kristus
adalah agar manusia tidak berbuat dosa lagi. Kehadiran Roh Kudus membuat nyata
aspek posisi di dalam Kristus, mengajar, memimpin dalam doa, dan memberikan
kemampuan dalam melayani. Penawar dosa adalah pengakuan dosa dengan pertobatan
dan keingainan tulus untuk berubah. Orang percaya harus menggunakan kuasa yang
diberikan dengan menyenangkan Dia dan harus bergumul dan berpegang lebih giat
serta mengunakan setiap senjata yang telah diberikan. Namun diatas semuanya
itu, orang percaya harus membuat kemajuan dan menunjukkan pertumbuhan dalam
kehidupan.
1.
Kekurangan
-
Penulis tidak menjelaskan secara langsung/to the
poin, namun dalam beberapa hal penulis masih berputar-putar dalam
pembahasannya. Seperti halnya dengan pemahaman mengenai asal mula penciptaan
atau teori evolusi.
-
Penulis tidak menjelaskan beberapa bagian secara
mendalam, namun hanya sekedar poin-poin dan mencantumkan ayat referensi.
-
Penulis tidak mencantumkan daftar pustaka yang
dapat membantu para pembaca mencari buku yang menjadi rujukan jika dirasakan
kurang mendalam pembahasannya.
2.
Kelebihan
-
Penulis menjelaskan materi, dengan cukup
sistematis dengan urutan yang pas, shingga pembaca dimudahkan dalam memahami
buku ini. Semisalnya tentang malaikat, yang mana penulis menjelaskan mulai dari
keeradaan, penciptaan, sifat, organisasinya, hingga pelayanannya.
-
Penulis memberikan referensi ayat Alkitab dalam
setiap pembahasannya, sehingga semua pembahasan yang dibahas penulis bersifat
Alkitabiah.
-
Penulis memberikan rujukan langsung pada bahasan
yang dituliskan dan bukan pada daftar pustaka, sehingga dapat lebih memudahkan
pembaca untuk mengetahui referensi buku yang dipakai penulis serta pembaca
tidak meragukan apa yang ditulis penulis sebab telah dilandasi dengan rujukan
yang jelas.
-
Penulis enggunakan poin-poin dalam bahasannya
sehingga mudah di ingat.
-
Pada bagian lampiran penulis mencantumkan
defenisi istilah yang digunakan dalam pembahasan, sehingga ketika terdapat
kata-kata yang cukup sulit di pahami, pembaca dapat melihatnya dalam lampiran
tersebut untuk lebih memahami bahasan yang dibahas.
-
Penjelasan dari setiap bagian membuat para
pembaca lebih diperkuat lagi akan kepercayaannya, sehingga dapat memberikan
pemahaman kepada orang lain dan dapat menjawab pertanyaan mengenai bahasan yang
dibahas oleh penulis dalam bukunya.
Posting Komentar untuk "Ringkasan Buku Teologi Dasar 1 - Charles C. Ryrie || Dosa"