Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Menjadi Alat Tuhan Yang Efektif || Yeremia 1:4-8



 Menjadi Alat Tuhan yang Efektif

Yeremia 1:4-8

Berbicara tentang panggilan hidup kita dihadapan Tuhan, berarti itu berbicara tentang hidup kita yang menjadi ‘Alat’ Tuhan untuk memperluas kerajaan-Nya. ada dua kata yang sering dipakai untuk menggambarkan bagian ini yaitu Alat (instrumen) atau hiasan (ornamen). Sebagai contoh jam dinding. Jam dinding adalah alat penunjuk waktu, tapi jika jam dindingnya dalam kondisi mati maka dia hanya menjadi hiasan bukan menjadi alat. 

Dalam kehidupan kita, Allah menciptakan kita dengan sebuah tugas, yaitu untuk menjadi ‘alat’; kemuliaan-Nya. untuk itu kita harus menjadi alat yang dapat berfungsi dengan baik. Apabila kita tidak berfungsi sesuai kehendak Tuhan, maka kehidupan kita tidak lebih dari sekedar hiasan di dunia ini. 

Bagaimana caranya supaya kehidupan kita bisa menjadi alat-Nya yang efektif?

1. Allah memberikan sebuah potensi dalam diri kita

Kita perlu menyadari bahwa Allah menciptakan kita dengan sebuah potensi, talenta, bakat, kemampuan, dll. Allah menghendaki supaya kita menggunakan segenap potensi tersebut untuk kemuliaan-Nya. dalam Mat 25:14-30 disana kita dapat melihat sebuah perumpamaan yang menarik yaitu ada 3 orang hamba yang masing-masing diberikan talenta yang berbeda-beda. Yang dapat kita pelajari dari perumpamaan ini bukan hanya melihat berapa jumlah talenta yang mereka miliki namun tuntutan untuk mengembangkan talentanya sesuai dengan potensi yang dimilikinya.  

Demikian juga dalam kehidupan kita, Tuhan menciptakan kita dengan sebuah potensi serta kemampuan yang berbeda-beda dan tentunya Tuhan juga mau supaya kita mengembangkan semua potensi tersebut sesuai dengan apa yang telah Tuhan percayakan pada kita. perlu kita ingat bahwa Tuhan mau kita ini menjadi alat yang efektif, yang berfungsi dengan baik bukan hanya sekedar menjadi hiasan.

2. Perlu tersambung dengan sumber

Teman-teman tentunya semua punya barang elektronik kan, nah ada sebuah pelajaran menarik yang dapat kita pelajari dari sebuah barang elektronik yaitu, seberapapun canggihnya barang elektronik tersebut jika tidak tersambung dengan listrik maka tidak bisa nyala atau tidak bisa hidup, tidak bisa berfungsi. Arus listrik bagi barang-barang elektronik merupakan sebuah sumber kehidiupan supaya barang tersebut bisa berfungsi. Tanpa arus listrik, barang-barang tersebut tidak lebih dari hiasan saja. (contoh jika hp batrainya habis pasti di carger supaya bisa hidup kembali).

Didalam kehidupan kita juga seperti itu teman-teman. Supaya hidup kita bisa berfungsi dengan baik maka kita harus tersambung dengan sumber hidup kita. nah siapa yang menjadi sumber hidup kita? tentunya kita sudah tau lah ya bahwa sumber kehidupan kita ialah Tuhan. jadi kita harus senantiasa memiliki hubungn, relasi yang dekat dengan Tuhan karena Tuhanlah sumber dari kehidupan kita. tanpa keintiman dengan Tuhan, maka kita tidak akan mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya dalam kehidupan kita. tanpa keintiman dengan Tuhan maka kita tidak mungkin dapat menjadi ‘alat’ yang berfungsi sesuai dengan tujuan pencipta kita. 


3. Adanya sebuah proses dan perlu ketaatan untuk di proses

Untuk dapat menjadi alat yang efektif, maka sebuauh alat itu perlu minimal melalui dua tahapan proses yaitu proses pembuatan dan proses pengujian. Pertama, proses pembuatan. Alat tersebut dijadikan dengan bentuk dan karakteristik yang sesuai dengan kehendak yang menciptakannya. Tahap kedua ialah proses pengujian yaitu memastikan semua peralatan yang sudah di bentuk tersebut dapat berfungsi sesuai dengan tujuannya atau tidak. proses pengujian diperlukan supaya mengetahui apakah produk tersebut layak atau tidak. 

Dalam menjalani proses, dibutuhkan sebuah ketaatan untuk mmelalui proses tersebut. Tuhan tahu benar apa yang dilakukan-Nya kepada orang-orang yang dipilih-Nya. dalam kehidupan Yeremia pada awalnya ia memberikan banyak alasan kepada Tuhan ketika ia diutus oleh Tuhan, ia merasa tidak mampu namun pada akhirnya ia mau melaksanakan panggilan Tuhan ia mau taat kepada Tuhan karena ia juga percaya akan janji penyertaan-Nya. ada banyak juga contoh tokoh-tokoh dalam Alkitab yang dapat kita teladani ketaatannya contohnya saja Abraham, ia taat ketika Allah memerintahkan supaya dia pergi dari negerinya ke negeri yang akan Tuhan tunjukkan kepadanya. Disitu ada kata akan yang berarti tentunya Abraham belum tahu kemana Tuhan menyuruhnya pergi. Namun ia mau taat akan perintah Tuhan

Dalam kehidupan kita juga begitu, untuk dapat memenuhi panggilan Tuhan dan menjadi alat Tuhan yang efektif, maka Tuhan memproses kita. banyak hal yang dapat Tuhan jadikan sebagai proses dalam kehidupan kita baik melalui kejadian-kejadian dalam hidup kita baik yang enak atau tidak mengenakkan bagi kita. bahkan terkadang juga Tuhan memproses kita melalui permasalahan yang muncul dalam hidup kita. namun perlu kita ingat bahwa sekalipun Tuhan memproses kita dengan sedemikian rupa, percayalah bahwa selalu ada cara Tuhan dan pemeliharaan-Nya yang akan Ia nyatakan bagi kita ketika kita mau taat pada proses yang diberikannya. Orang-orang yang mau taat kepada Tuhan pada akhirnya Tuhan pakai menjadi orang-orang yang luar biasa . kita perlu memiliki ketaatan kepada Tuhan meskipun mungkin saat ini kita mengalami proses yang berat tapi kita perlu meyakini bahwa ketaatan kita terhadap proses yang Tuhan berikan akan menjadikan kita alat yang efektif di mata-Nya.


4. Melihat dari sudut pandang Allah

Hal keempat yang perlu kita perhatikan ketika berbicara tentang menjadi alat Tuhan yang efektif adalah perbedaan sudut pandang. Terkadang kita memiliki sudut pandang yang berbeda dengan Tuhan. untuk dapat menjadi alat yang berfungsi dengan baik, maka kita perlu melihat diri kita dari sudut pandang Allah. ketika Allah memanggil Yeremia untuk tentunya Allah tidak semata-mata sembarangan atau asal pilih saja. Namun tentunya Allah telah mengetahui potensi yang terkandung dalam dirinya dan Allah telah menyiapkan rencana bagi hidupnya. Ketika Allah memanggil Yeremia, ia malah mengatakan bahwa dirinya tidak bisa. Dia melihat dirinya dari sudut pandangnya sendiri. dia melihat kekurangan-kekurangannya bukan fokus pada rencana Tuhan yang indah bagi hidupnya. Apa yang menjadi fokus kita akan menentukan bagaimana kita adanya.

Jika kita seperti Yeremia, hanya terfokus pada kelemahan-kelemahan kita dan kita lupa bahwa kita juga memiliki potensi yang telah Tuhn berikan bagi kita, maka kita tidak akan menjadi alat yang efektif. Ketika Tuhan memanggil Yeremia dia mengatakan bahwa dia tidak pandai bicara, mungkin kita juga pernah mengalami hal yang sama dengan Yeremia kita banyak memberi alasan tidak bisa bicara, tidak percaya diri dll. Tapi tanpa disadari dengan memberi alasan yang sedemikian rupa itu berarti dia bisa berbicara bukan? Pandai berbicara dalam memberi alasan  . nah teman-teman cobalah kita melihat diri kita ini melalui sudut pandang Allah. Allah melihat kita ini sebagai ciptaan-Nya loh, ciptaan yang berharga. Jika kita hanya melihat diri kita melalui cara pandang kita sebagai manusia yang terbatas, maka kita tidak akan bisa berkembang, kita akan tetap stagnan pada kelemahan kita. jadi mulailah merubah cara pandang kita melalui cara pandang Allah sehingga kita mampu melaksanakan panggilannya dan mampu menjadi alat-Nya yang efektif. 


Nah teman-teman pada perenungan ini kita kembali diingatkan bahwa Tuhan menciptakan kita bukan hanya untuk menjadi ‘hiasan’ (ornamen) di duni ini tetapi Tuhan mau kita menjadi ‘alat’ Instrumen. Untuk itu marilah kita bersama-sama untuk hidup dengan selalu tersambung dengan Tuhan sebagai sumber hidup kita, siap menjalani proses serta taat melalui setiap proses yang ada dan ubahlah cara pandang kita pada cara pandang yang benar. Marilah kita menjadi alat Tuhan yang efektif bukan sekedar hiasan dunia. Amin.


Joko Prasetyo
Joko Prasetyo Pendiri dan Admin pikirankristen.com

Posting Komentar untuk "Menjadi Alat Tuhan Yang Efektif || Yeremia 1:4-8"