HIKMAT DALAM KITAB AMSAL DAN KONTRIBUSINYA BAGI PEMUDA MASA KINI
Bab I
Pendahuluan
1.1
Latar
Belakang
Dalam
kenegaraan pemuda menempati peran yang strategis dari setiap peristiwa, sehingga
bisa dikatakan mereka adalah tulang punggung dan generasi penerus bangsa.[1] Walaupun
tidak sedikit yang karena terlalu aktif, mereka malah mengkritik dan bahkan
melakukan perusakan ketika tidak setuju dengan suatu keputusan yang di ambil
oleh pemerintah. Hal itu mereka lakukan karena belum memahami tentang cara menyampaikan
pendapat yang baik dan benar. Sehingga mereka melakukan apa yang mereka suka
dengan sembarangan.
Masa
remaja merupakan suatu kelangsungan hidup dari tarap kehidupan yang harus
dilalui manusia. Mengingat hal tersebut, maka pembentukan spiritual bagi anak
remajapun sangat penting. Sehingga dalam hal ini peran orang tua dan gereja
sangat diperlukan dalam pembinaan kerohanian kaum muda.[2]
Seorang
pemuda haruslah sudah memiliki pemikiran yang terbuka dan memikirkan sebab
akibat dari suatu hal yang akan diambil sebelum mereka bertindak. Sebagai
pemuda yang telah ditebus dan hidup di dalam Kristus, pemuda Kristen haruslah
bisa menjadi contoh dan teladan bagi semua pemuda pada umumnya, sehingga ada
perbedaan antara pemuda Kristen dan pemuda yang belum percaya Kristus. Pemuda
Kristen akan diberkati dan dibuat berhasil segala pekerjaannya, jika mereka
melakukan kehendak Tuhan. Walaupun banyak juga pemuda di luar Kristen yang pandai
dan berhasil dengan mengandalkan akal mereka dibanding dengan pemuda Kristen. Dalam
Amsal 1:7 dikatakan bahwa “Takut akan Tuhan adalah permulaan pengetahuan,
tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan”, awal mula hikmat adalah takut
akan Tuhan. Dengan adanya takut akan Tuhan dan hikmat dalam diri seorang anak
muda akan membuat hidup mereka menjadi seseorang yang berbeda dengan dunia. Namun
dalam dunia sekarang ini, masih banyak anak muda yang seolah-olah tidak
memiliki hikmat sebab hak itu tidak nampak dalam kehidupan mereka sehari-hari,
dimana seharusnya mereka bisa menjadi teladan ditengah-tengah dunai ini.
Untuk
memunculkan generasi muda Kristen yang berbeda dengan dunia diperlukan hikmat
yang dari pada Tuhan. Dalam Kitab Amsal terdapat berbagai-bagi hikmat, namun
masih terdapat kesalah pahaman mengenai pengertian hikmat yang ada di dalam
Kitab Amsal, Sehingga dalam penerapan hikmat disalah artikan juga. Dan hal
inilah yang akhirnya mengakibatkan para kaum muda berbuat kesalahan pada masa
mudanya dengan melakukan kejahatan. Untuk itu diperlukan pemahaman tentang
hikmat Allah dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari agar bisa terealisai dan
berdampak dengan sesuai.
1.2
Pengertian
Hikmat
Kata
hikmat berasal dari bahasa Ibrani yang menunjuk pada kata hikmat yaitu “hokmah”
(hikmat), “bina” (pengetahuan), “tevuna” (kebijaksanaan) dimana semuanya
menunjukkan pada hal praktis konkret bukan sekedar teoritis.[3] Hikmat
merupakan konsep yang sangat kaya, hikmat adalah keterampilan yang dibutuhkan
untuk hidup. Hikmat adalah pengetahuan praktis yang menolong seseorang untuk
bertindak dan bertutur kata dalam situasi-situasi yang berbeda. Hikmat
berkaitan untuk menghindari masalah yang muncul. Hikmat juga terkait dengan mengartikan
ucapan dan tulisan orang lain agar sanggup memberikan reaksi yang tepat dengan
apa yang orang lain katakan.
Hikmat
atau hikmah adalah suatu pengertian dan pemahaman yang dalam mengenai orang,
barang, kejadian, atau situasi, yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan
persepsi, penilaian dan perbuatan sesuai pengertian tersebut.[4]
Hikmat
Allah adalah suatu dinamika pada masyarakat Israel kuno yang meliputi tiga
dimensi: pribadi, universal, dan kesusastraan. Dimensi pribadi ditandai oleh
kategori teologis dan praktis. Dimensi universal berhubungan dengan kategori
tertinggi dari teologi, yang menjelaskan hikmat sebagai sifat Allah sendiri.
Dimensi kesusastraan hanya merupakaan wahana dari gerakan hikmat yang
mengatakan berbagai rumusan dan ajaran dari hikmat bagi keturunan penerus.[5]
Hikmat
berbicara bukan seperti seorang ayah kepada yang memberi nasehat kepada
anaknya, atau seorang guru mengajar muridnya, tetapi hikmat itu sendiri
memberikan pengajaran kepada dunia.[6]
Bentuk
sastra dari hikmat, dapat dibagi menjadi dua, yaitu: hikmat dalam bentuk
pribahasa dan hikmat spekulatif yang bersifat perenungan atau pikiran. Dalam
bentuk pribahasa ucapan singkat dan penuh arti yang menyatakan ketentuan untuk
mendapatkan kebahagiaan pribadi dan kesejahterahan atau yang meringkas
penalaman dan membuat pengalaman yang tajam mengenai kehidupan. Dalam bentuk
perenungan berupa monolog, dialog atau kerangka yang menyelidiki
masalah-masalah pokok tentang keberadaan manusia, seperti arti kehidupan dan
masalah penderitaan.[7]
1.3
Hikmat
Menurut Alkitab
Dalam
Alkitab, hikmat dikaitkan dengan raja Salomo yang meminta hikmat Allah untuk
menjalankan pemerintahan. Kata hikmat sendiri disebutkan 222 kali dalam Alkitab
Ibrani. Dianggap sebagai salah satu sifat baik tertinggi di antara orang-orang
Israel bersama-sama dengan kebaikan dan keadilan. Baik Kitab Amsal maupun Kitab
Mazmur mendorong pembacanya untuk memperoleh dan meningkatkan hikmat.[8]
Tulisan-tulisan
hikmat bersifat meliputi seluruh dunia atau universal. Oleh sebab itu, hikmat
di negri Timur Tengah Kuno dan dalam Perjanjian Lama cenderung menekankan
keberhasilan dan kesejah terahan pribadi. Tema besar iman bangsa Israel –
pembebasan dari Mesir, hubungan perjanjian dengan Allah, ibadah yang resmi,
hari Tuhan – kurang memainkan peranan dalam tulisan-tulisan hikmat. Bahkan
hampir tidak terdapat keterangan mengenai sejarah Israel. Bagi Israel semua
hikmat bersumber dari Allah dan dapat diperoleh manusia hanya karena mereka
adalah ciptaan Allah, yang mampu menerima penyataan-Nya. Hikmat yang
berdasarkan keahlian atau kecerdasan manusia merupakan anugrah Allah, bagian
dari tata ciptaan-Nya. Tetapi, tanpa rasa hormat dan tunduk terhadap Allah,
hikmat dapat dihancurkan oleh keangkuhan dan kecongkakan.[9]
Hikmat
adalah milik Allah yang utuh dan mutlak, mencakup sempurna, luas dan lengkap
dalam setiap aspek kahidupan, mencakup semua kedaulatan dunia serta menggenapi
apa yang dipikirkan oleh Allah. Hikmat yang Alkitabiah serta bersifat agamawi
dan praktis bersal dari rasa takut akan Allah. Hikmat merupakan wujud dari
kemahahadiran Allah dalam dunia dan bekerja melalui setiap manusia yang ada di
dunia ini. hikmat merupakan kemahahadiran Tuhan yang menembus alam semesta dan
tatanan masyarakat manusia. Hikmat merupakan cara Allah berbicara, yang
tertulis dalam alam dan pengalaman manusia.[10]
Bab II
Isi
2.1 Pengertian Hikmat Menurut Kitab
Amsal
2.1.1
Pengantar
Kitab Amsal
Kitab
Amsal merupakan kumpulan tulisan dengan aneka ragam gaya yang berbeda-beda.
Amsal dalam bahasa Ibrani “masyal”
yang diambil dari akar kata yang berarti ‘menyerupai’ atau ‘dibandingkan dengan’
sehingga dapat diartikan Amsal pada mulanya mungkin merupakan semacam
perbandingan.[11]
Kitab
Amsal seharusnya berjudul misyle syelomo
(Amsal-amsal Salomo), yaitu menurut kata-kata dalam Amsal 1:1a. Kemudian judul
itu dipersingkat orang Yahudi menjadi misyle
(Amsal-amsal). Itulah sebabnya dalam
bahasa Indonesia kitab ini diberi judul ‘Amsal’. Menurut tradisi Yahudi, sesuai
dengan kata-kata yang tercantum dalam Amsal 1:1a, kitab ini ditulis oleh Raja
Salomo.[12]
Amsal
1-9 memiliki perbedaan gaya, karakteristik, dan tujuan, bila dibandingkan
dengan seluruh Kitab Amsal. Pada Amsal 1-9, pengajaran hikmat itu umumnya
disusun dalam bentuk unit yang besar-besar, dan berhubungan satu dengan lain.
Lagi pula, pengajaran hikmat dalam Amsal 10-31 bersifat teknis dan praktis,
didasarkan kepada pengalaman sehari-hari, berguna untuk mencapai keberhasilan
hidup.[13]
2.1.2
Hikmat
Menurut Amsal
Dalam
Amsal 1:7, dikatakan bahwa “Takut akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuaan...”,
dimana ‘takut akan Tuhan’ merupakan sebuah ekspresi yang umum dalam Kitab
Mazmur dan di tempat lain, frasa ini dipakai sebanyak empat belas kali dalam
Kitab Amsal. Contoh-contoh pemakaiannya terdapat Mazmur 115:11 dan Yesaya 11:2,
3, dimana takut akan Tuhan disebut sebagai ciri khas sang Mesias. Takut seperti
itu meliputi rasa kagum dan hormat kepada yang Mahakuasa. Ayub 28:28 pada
dasarnya merupakan defenisi ‘takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi
kejahatan itulah akal budi’. Amsal 8:13 mengandung arti serupa, ‘takut akan
tuhan adalah membenci kejahatan’.
Permulaan
pengetahuan bukan berarti yang ‘utama’ atau ‘inti’, seperti yang mungkin
ditunjukkan oleh akar kata tersebut dalam bahasa Ibrani, sebab Amsal 9:10
menggunakan sebuah kata yang khusus berarti ‘awal’ atau ‘permulaan’.
Sebaliknya, berarti langkah pertama untuk hidup bermoral adalah hubungan
manusia dengan Allah. Sedangkan kata ‘orang bodoh’ muncul delapan belas kali
dalam kitab Amsal; tujuh kali di tempat lain. Dalam Yesaya 35:8 ‘pandir’ jelas
berarti ‘bodoh’ sebagaimana lazimnya dalam bahasa Inggris. Tetapi Kitab Amsal
secara khusus memakai ‘orang bodoh’ untuk menunjuk kepada orang berdosa. Versi
bahasa Yunani, LXX secara tepat menterjemahkan ‘orang bodoh’ dengan orang yang
tidak takut kepada Allah’.[14]
Menurut
Kitab Amsal, hikmat/pengetahuan secara singkat dapat dipahami sebagai
ketrampilan/skil yang dibutuhkan untuk hidup (mencakup seluruh aspek kehidupan,
bukan hanya kognitif). Hikmat pertama-tama bukanlah kemampuan
intelektual/kognitif, tetapi kemampuan/ketrampilan untuk menjalani hidup, yaitu
seseorang yang dapat menjalani/mengatasi masalah hidupnya.
Pengetahuan
dan seluruh kehidupan seseorang disadari atas hubungannya dengan Tuhan.
Hubungan dengan Tuhan menghasilkan pengetahuan moral yang dapat menilai apa
yang benar (Am. 2:6-22) sehingga dapat ditujukkan sikap yang benar/etika
terhadap segala sesuatu. Hubungan yang harmonis dengan Tuhan akan mengakibatkan
keseimbangan hubungan manusia dengan sesamanya.
Hubungan
takut akan Tuhan dengan pengetahuan: 1)Takut akan Tuhan dalam pengertian
positif berarti hubungan dengan Tuhan. 2)Relasi/hubungan yang akrab dengan
Tuhan menjadi sumber pengetahuan.
3)Seseorang yang memiliki pengetahuan pertama-tama adalah berarti seseorang
yang memiliki relasi dengan Tuhan bukan hanya sekedar pengetahuan kognitif.
Hikmat
memiliki arti yang lebih besar daripada sekedar mengetahui banyak. Hikmat
adalah suatu sikap dasar yang mempengaruhi setiap aspek kehidupan. Dasar dari
pengetahuan adalah takut akan Tuhan – memuliakan dan menghormati Allah, hidup
dalam kekaguman akan kuasa-Nya, dan mentaati firman-Nya. Iman kepada Allah
seharunya merupakan prinsip yang mengendalikan pemahaman tetang dunia, tentang
sikap dan tentang tindakan. Percaya kepada Allah, maka akan penuh hikmat.[15]
2.2 Manfaat Hikmat Bagi Kahidupan Orang
Percaya
Manfaat
dari hikmat bagi orang percaya ialah memberikan umur panjang yang memuaskan,
diperkenan Allah dan manusia, reputasi karena keputusan yang baik, sukses,
sehat dan kuat, kaya, terhormat, senang, damai sejahtera, perlindungan,
kekayaan, kehormatan, keadilan, kebenaran, kehidupan, persetujuan Allah,
pembelajaran terus menerus dan pemahaman.[16]
2.2.1
Sebagai
Sumber Pengetahuan
Dalam
Kitab Amsal 3:1, 11 dan 12, dikatakan bahwa penulis memperingatkan agar pembaca
kitab senantiasa mengingat ajaran dan didikan yang telah diajarkan kepadanya. Sebab
dari pengajaran yang telah disampaikan ia akan beroleh pengertian dan
pengetahuan. Jika di bandingkan dengan Amsal 1:7 jelaslah hal ini bahwa sumber
pengetahuan ialah takut akan Tuhan. Pengetahuan yang diperoleh akan memberikan
pengertian yang benar tentang takut akan Tuhan dan setiap orang yang membenci
pengetahuan secara langsung akan memiliki sikap takut akan Tuhan.
Dalam
Alkitab pengetahuan bukanlah sekedar pemahaman intelektual namun mencakup
hubungan personal. Bangsa Israel memiliki pengetahuan tentang Allah yang tidak
dimiliki oleh bangsa-bangsa lain.[17]
pengetahuan sejati hanya didapatkan manusia ketika manusia memiliki rasa takut
akan Tuhan, karena Tuhan itu sendiri adalah sumber pengetahuan sejati yang
diperlukan oleh setiap manusia. Untuk itu manusia perlu mengenal Allah dengan
benar, sehingga melalui pengenalain akan Allah itu pengetahuan yang sejati akan
ditambahkan kepadanya.
2.2.2
Sebagai
Sumber Berkat
Hikmat
pengetahuan dan pengenalan akan Allah akan membuat manusia memiliki umur yang
panjang, sebab orang hidup sesuai ketepan Allah akan dikaruniakan umur yang
panjang dan sejahterah. Selain itu kasih dan penghargaan dari Allah dan manusia
akan mengikuti dengan adanya hikmat. Terdapat beberapa anggapan bahwa orang
yang tidak mendapatkan berkat ini adalah orang yang kurang berhikmat, namun
pada kenyataannya hal ini belumlah bisa dipastikan dengan pasti. Sebab,
seringkali dosa menghalangi manusia memperoleh berkat ini. Dalam dunia yang
sempurna, perilaku bijak dan hidup penuh hikmat akan selalu mendatangkan
berkat-berkat, walau tidak selalu sebab dosa-dosa manusia. Akan tetepi ketika
Yesus datang dan memulihkan kerajaan-Nya, berkat itu akan sampai. Dan setiap
orang percaya harus yakin bahwa hikmat pada akhrinya membawa berkat.[18]
2.2.3
Sebagai
Sumber Kehidupan
Hikmat
menjadi penuntun dalam kehidupan sehingga setiap orang yang berpegang padanya
akan memperoleh kebahagiaan. Manusia yang bersandar pada-Nya akan memiliki
hidup karena Tuhan itu sendiri adala sumber kehidupan manusia. Untuk menemukan
tujuan hidup haruslah melihat pada Firman Allah, hikmat Allah dan harus
membangun kehdiupan diatas kebenaran-kebenaran kekal.[19]
2.2.4
Sebagai
Suatu harta Yang Tak Ternilai
Hikmat
mendahului kepadaian dan keuntungan yang diperoleh dari pada hikmat melabihi
harta benda apapun, sebab tidak ada yang dapat menyamainya. Hikmat memberikan
pembinaan tentang kemasyarakatan yang baik. Citra manusia yang realistis dan
kesadaran akan batas-batas hikmat itu sendiri, dapat disebut sebagai yang
terpenting di antara – suatu sumbangan umat Israel yang tidak ternilai
harganya.[20]
Bab III
Pembahasan
3.1 Kontribusi Hikmat Bagi Kaum Muda
Masa Kini
Dalam
kehidupan orang percaya, hikmat mampu membimbing seorang muda untuk tidak lagi
melakukan hal-hal yang sia-sia yang hanya dilakukan untuk memuaskan keinginan
semata. Memberikan pengajaran yang
menyangkut etika, sopan santun dan larangan keras terhadap seksual sebelum
pernikahan. Hikmat juga memberikan pemahaan akan kebenaran, keadilan,
kejujuran, kebaikan, kelemah lembutan dan sebagainya. Yang dapat membuat
seserorang semakin tunduk akan perintah Tuhan dan tidak lagi menyimpang dari
jalan Tuhan.
Hikmat
juga memberikan pengenalan akan Tuhan dengan sungguh-sungguh, sebab dengan
hikmat seseorang akan memiliki rasa takut akan Tuhan dan akan mengenal Tuhan
dengan lebih sungguh-sungguh lagi. Pengenalan akan Tuhan juga akan membuat
seseorang menjadikan Tuhan sebagai sandaran hidupnya. Bersandar pada Tuhan
berarti mengenal Dia melalui firman-Nya, doa, dan melalui nasehat orang lain.[21]
Orang Kristen yang sungguh-sungguh bersandar pada Tuhan akan sehat dan
bijaksana. Amsal juga berkata bahwa orang yang bijak akan mewarisi kehormatan.
Kepercayaan yang juga meliputi kepercayaan kepada Allah, mengakui Dia dalam
segala bidang kehidupan, dan takut akan Dia.[22]
Berjalan
dengan jujur merupakan sebuah bukti ketaatan, tetapi mengikuti jalan yang sesat
adalah bukti ketidak taatan kepada Tuhan.[23]
Menjauhi kejahatan dan memiliki hati yang benar merupakaan kontribusi hikmat
dalam hidup kaum muda. Dimana hikmat tersebut membuat hubungan mereka semakin
dekat dengan Tuhan sehingga pemahaman mereka akan hidup menjadi lebih terbuka sehingga
mereka tidak lagi melakukan kejahatan dan tidak melakukan dosa, melainkan mereka
akan melakukan kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Sebab kejahatan merupakan
tindakan pemberontakan terhadap Tuhan, namun jika mereka memiliki hubungan yang
baik dengan Tuhan, mereka tidak akan menentang terhadap perintahnya.
Bab IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Hikmat
adalah pengetahuan praktis yang menolong seseorang untuk beritndak dan bertutur
kata dalam situasi-situasi yang berbeda. Hikmat adalah milik Allah yang utuh
dan mutlak, mencakup sempurna, luas dan lengkap dalam kehidupan, mencakup semua
kedaulatan dunia serta menggenapi apa yang dipikirkan oleh Allah. Hikmat dalam
Kitab Amsal dipahami sebagai keterampilan atau skil dalam menjalani hidup,
dalam mengatasi berbagai permasalahan kehidupan.
Setiap
orang percaya harusah bisa menjadi teladan dalam kehidupannya dan tidak menjadi
serupa dengan dunia. Hikmat bukan sekedar intelektual atau kognitif, namun
berdampak pada kehidupan sehari-hari. Hikmat lebih berbicara mengenai hubungan
atau relasi seseorang dengan Tuhan. Dengan hikmat seorang muda dapat memperoleh
pengetahuan, berkat, hidup serta harta yang tak ternilai. Hikmat memberikan
pemahaman akan kebenaran, keadilan, kejujuran, kebaikan, kelemah lembutanm
pengenalan akan Tuhan, bersandar pada Tuhan, ketaatan, serta menjauhi
kejahatan.
Hikmat
membimbing kehidupan kaum muda sehingga mereka menjauhi kejahatan dan melakukan
kebaikan. Seluruh kehidupannya didasarkan rasa takut akan Tuhan yang
berdasarkan hubungan bukan karena takut akan hukuman atas dosa-dosa.
Daftar Pustaka
Yohanes
S. Widada dkk. 2008. Revolusi Politik
Kaum Muda. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Bullock,
C. Hassell. 2003. Kitab-kitab Puisi Dalam
Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas.
Alden,
Robert L. 2011. Tafsir Praktis Kitab
Amsal. Malang: Literatur SAAT.
Sinulingga,
Risnawati. 2007. Tafsir Kitab Amsal.
Jakarta: Gunung Mulia.
Roswita
Ndraha dan Julianto Simanjutak. 2009. 9
Masalah Utama Remaja. Jakarta: Yayasan Peduli Konseling Indonesia.
Tremper
Longman III. 2007. Hikmat dan Hidup
Sukses. Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab
laSor,
W.S., Et.al. 2007. Pengantar Perjanjian
Lama 2. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sinulingga,
Risnawaty. 2007. Tafsir Alkitab: Kitab
Amsal 1-9. Jakarta: Gunung Mulia.
Charles
F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison. 2005. Tafsiran
Alkitab Wycliffe. Malang: Gangum Mas.
Wikipedia/hikmat
diakses pada hari selasa, 5 november 2019 pukul 08:05.
___.
Alkitab Penuntun Seri Life. Malang:
Gandum Mas.
W.R.F.
2007. Kamus Alkitab. Jakarta: BPK
Gunung Mulia.
Strong, Jemes. 1990. The Strong’s Exhaustive Concordance Of The Bible.
America: Thomas Nelson Publishers.
Barth, Christoph. 2005. Teologia Perjanjian Lama 3. Jakarta:
Gunung Mulia.
____. 1976.
Tafsir Alkitab Masa Kini 2. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
[2] Roswita
Ndraha dan Julianto Simanjutak, 9 Masalah
Utama Remaja. (Jakarta: Yayasan Peduli Konseling Indonesia, 2009), Viii.
[3] Tremper
Longman III, Hikmat dan Hidup Sukses.
(Jakarta: Persekutuan Pembaca Alkitab, 2007), 5.
[4]
Wikipedia/hikmat diakses pada hari selasa, 5 november 2019 pukul 08:05.
[5] C.
Hassell Bullock, Kitab-kitab Puisi Dalam
Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2003), 25.
[6] Robert
L. Alden, Tafsir Praktis Kitab Amsal.
(Malang: Literatur SAAT, 2011), 87.
[7] laSor,
W.S., Et.al, Pengantar Perjanjian Lama 2.
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007), 72
[8]
Wikipedia/hikmat diakses pada hari selasa 19 November 2019 pada pukul 15:52.
[9] Ibid.,
85-86.
[10] C.
Hassell Bullock, Kitab-Kitab Puisi Dalam
Perjanjian Lama. (Malang: Gandum Mas, 2003), 30.
[11] Ibid.,
89.
[12]
Risnawaty Sinulingga, Tafsir Alkitab:
Kitab Amsal 1-9. (Jakarta: Gunung Mulia, 2007), 1.
[13] Ibid.,
3.
[14] Charles
F. Pfeiffer dan Everett F. Harrison, Tafsiran
Alkitab Wycliffe. (Malang: Gangum Mas, 2005), 295-296.
[15] Alkitab
Penuntun Seri Life. (Malang: Gandum Mas),1236.
[16] Ibid.,
1243.
[17] W.R.F. Kamus Alkitab (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2007), 330.
[18] Ibid., 1242.
[19] Jemes
Strong, The Strong’s Exhaustive
Concordance Of The Bible (America: Thomas Nelson Publishers, 1990), 49.
[20]
Christoph Barth, Teologia Perjanjian Lama
3. (Jakarta: Gunung Mulia, 2005), 54
[21] Robert
Alden, Perilaku Yang Bijaksana: Tafsiran
Amsal Salomo (Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1991), 16.
[22] Tafsir Alkitab Masa Kini 2 (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1976), 30.
[23] Robert
Alden, Perilaku Yang Bijaksana: Tafsiran
Amsal Salomo (Lembaga Reformed Injili Indonesia, 1991), 79.
Posting Komentar untuk "HIKMAT DALAM KITAB AMSAL DAN KONTRIBUSINYA BAGI PEMUDA MASA KINI"