Tafsir Keluaran 24:1-18
Bab I
Pendahuluan
A. Latar
Belakang
Judul Kitab Keluaran dalam bahasa
Inggris biasanya disebut exodus. Kitab
Keluaran merupakan salah satu dari kelima kitab Musa yang menceritakan tentang
proses keluarnya bangsa Israel dari tanah Mesir menuju tanah yang telah
dijanjikan Tuhan kepada nenek moyang mereka, yaitu tanah Kanaan. Kitab Keluaran
sendiri ditulis untuk diberikan kepada bangsa Israel.
Bangsa Israel sendiri adalah bangsa
yang tegar tengkuk dan walaupun sering kali dihukum oleh Tuhan namun mereka
juga tetap sering melanggar hukum-hukum yang diberikan oleh Tuhan, seperti
penyembahan berhala, perzinahan, kerakusan dan sebagainya.
Kitab Keluaran bisa disebut dangan
kitab hukum karena didalamnya mengisahkan dan menuliskan berbagai hukum-hukum
dan peraturan serta janji-janji yang diikat antara Allah dengan bangsa Israel.
Kitab Keluaran 24: 1-18 berisi tentang upacara pengikatan janji dan cerita
tentang Musa di gunung Sinai.
B. Rumusan
Maslah
Berdasar permasalahan yang ada,
adapun rumusan masalah yang terdapat dalam karya ini, yaitu:
1. Apa
tema dari keluaran 24:1-18?
2. Apa
garis besar dari keluaran 24:1-18?
3. Apa
prinsip-prinsip kebenaran dari kitab keluaran 24:1-18?
4. Bagaimana
aplikasi yang dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dari kitab
keluaran 24:1-18?
C. Tujuan
Penulisan
Berdasar permasalahan yang ada,
adapun tujuan penulis menulis karya ini, yaitu:
1. Mengetahui
tema dari kitab keluaran 24:1-18.
2. Mengatahui
garis besar kitab keluaran 24:1-18.
3. Mengetahui
prinsip-prinsio kebenaran yang terdapat dalam kitab keluaran 24:1-18.
4. Dapat
menerapkan aplikasi kitab keluaran 24:1-18 dalam kehidupan sehari-hari.
Bab II
Landasan
Teori
A. Perjanjian Allah Dengan Bangsa Israel
1. Tuhan
Menampakkan Diri Di Gunung Sinai (19:1-25)
Setelah bangsa Israel berangkat
dari Rafidim, sampailah mereka di padang gurun Sinai. Musa mendaki gunung itu
untuk menghadap TUHAN dan TUHAN berseru dari gunung itu kepadanya.
2. Kesepuluh
Firman (20:1-17)
Kesepuluh firman yang berisi
tentang hukum kasih diberikan kepada bangsa Israel sebagai suatu ketetapan dan
peraturan yang diberikan TUHAN kepada bangsa itu. Hukum itu berisi 4 hukum
kasih kepada TUHAN dan 6 hukum lagi kasih kepada sesama manusia.
3. Peraturan
Tentang Kebaktian (20:22-26)
Peraturan tentang kebaktian dalam
mempersembahkan korban kepada TUHAN dengan mendirikan mezbah dari tanah untuk
tempat mempersembahkan korban bakaran kepada Allah.
4. Tentang Hak Budak Ibrani (21:1-11)
Seorang budak Ibrani boleh keluar
dengan bebas pada tahun yang ketujuh. Ia hanya jika ia masuk seorang diri maka
ia juga keluar seorang diri. Jika tunnya memberinya seorang istri, ia tidak
boleh membawa istrinya turut beserta. Namun jika ia benar-benar cinta tuanya
harus menusuk telinganya dengan penusuk dan dia harus bekerja pada tuannya
seumur hidupnya.
5. Peraturan Tentang Jaminan Nyawa Sesama Manusia
(21:12-36)
Jika seorang manusia menghilangkan
nyawa sesamanya ia harus lari keluar perkemahan untuk berlindung sampai orang
yang beriktiar untuk mentut nyawa dari orang tersebut. Jika seseorang memukul
seorang kerabatnya sampai tergeletak di tempat tidur, orang itu harus mengganti
kerugian yang diderita orang itu.
6. Peraturan Tantang Jaminan Harta Sesama Manusia
(22:1-17)
Jika seseorang sengaja mengambil
harta sesamanya manuisa ia haris mengembalikannya lima kali lipat. Jika ia
meminjam atau menyewa seekor hewan dan hewan itu hilang atau mati, maka ia
harus bersumpah dan memberi keterangan kepada pemiliknya bahwa ia tidak
mengambilnya, ia bebas dan tidak usah menggantinya. Namun
7. Peraturan Tentang Dosa Yang Keji (22:18-20)
Setiap orang yang melakukan dosa
keji harus dilenyapkan dari antara orang Israel. Semua orang harus
mempersembahkan korban hanya kepada Allah saja.
8. Peraturan Tentang Orang-Orang Yang Tidak Mampu
(22:21-27)
Tolonglah orang yang mengalami kesusahan, dan jika
engkau meminjaminya maka janganlah engkau menunut lebihnya dari apa yang telah
engkau pinjamkan kepadanya.
9. Berbagai-Bagai Peraturan (22:28-31)
Peraturan yang berkenaan dengan
sesama manusia maupun manusia dengan Allah. Manusia diwajibkan untuk
mempersembahkan hasil sulung dari kebun, ternak bahkan anak-anaknya, untuk
dipersembahkan kepada Tuhan. Peraturan kekudusan dan baik jasmani maupun
Rohani.
10. Peraturan Tentang Hak-Hak Manusia (23:1-13)
Jangan membantu orang yang bersalah
dengan menjadi saksi yang tidak benar. Jika sesorang mengetahui ternak
saudaranya tersesat haruslah ia menolong hewan itu dan memberikannya kepada
pemiliknya. Janganlah seseorang merampas hak orang miskin dan pada tahun yang
ketujuh dari hasil ladangnya janganlah dituainya, tetapi biarlah itu menjadi
menjadi makanan orang-orang miskin disekitarnya dan menjadi makanan binatang
hutan. Dan janganlah menyembah kepada berhala.
11. Peraturan Tentang Kebaktian Dan Hari-Hari Raya
(23:14-19)
Tiga kali dalam setahun haruslah
bangsa Israel beribadah kepada Tuhan, memelihara hari raya menuai dan tiga kali
setahun semua laki-laki harus menghadap Tuhan.
12. Janji Dan Teguran Kepada Israel (23:20-33)
Janji Tuhan untuk menyertai bangsa
Israel dengan adanya tiang awan untuk memimpin bangsa itu. Tegoran kepada
bangsa Israel untuk tidak menyembah kepada berhala dan harus beribadah hanya
kepada Allah, supaya bangsa Israel diberkati.
Bab III
Pambahasan
A. Tema
Keluaran 24: 1-18
Dari pembacaan kitab keluaran
24:1-18 telah didapati garis besar yang telah telah didiskusikan dengan teman
sekelas. Dari garis besar tersebutlah didapati tema dari kitab keluran 24:1-18
yang telah disepakati dengan tema “Perjanjian
Antara Allah dan Bangsa Israel”.
B. Gari
Besar Keluaran 24: 1-18
1. Pemberitahuan
Segala Peraturan Dan Janji. 24:1-3
Tuhan menghendaki bangsa Israel
melakukan segala peraturan yang telah Ia saampaikan lewat perantaraan Musa
kepada mereka. Bangsa itu tidak boleh memendekat pada gunung Sinai karena Allah
hendak hadir di Gunung Sinai. Hanya Musa, Harun, Nadab, dan Abihu serta para
Tua-tua bangsa itu yang diperbolehkan naik ke gunung itu, hanya jangan terlalu
dakat dengan hadirat Tuhan. Mereka hanya boleh sujud menyembah dari kejauhan
dan hanya Musalah yang diperbolehkan naik untuk bertemu dengan Tuhan.
Setelah bangsa itu mendengar segala
peraturan itu, bangsa Israel dengan serentak menjawab; “segala firman yang
telah diucapkan Tuhan itu, akan kami lakukan” (Kel.24:3).
2. Upacara
Pengikatan Perjanjian. (24:4-11)
Untuk Persiapan upacara pengikatan
perjanjian itu, pagi-pagi musa mendirikan mezbah dikaki Gunung Sinai serta
disuruhnyalah orang-orang muda bangsa itu untuk mempersembahkan korban bakaran
diatas mezbah itu.
3. Musa
di gunung Sinai (24:12-18)
Musa kembali di panggil Allah naik
ke atas gungung Sinai untuk menerima dua loh batu yang baru.
C. Penafsiran
Garis Besar
1. Pemberitahuan
Segala Peraturan Dan Janji. 24:1-3
Firman Tuhan kepada Musa agar Musa,
Harun, Nadab dan Abihu dan ketujuh puluh orang tua-tua Israel untuk menghadap
Tuhan dengan menyembah dari jauh. Karena Allah adalah Maha Kudus, sehingga
mereka harus menyembah Dia dari kejauhan (ayat 1). Hanya Musa seorang diri yang
boleh naik datang menghadap kepada Tuhan dari dekat, bahkan bertatap muka
dengan Tuhan (ayat 2). Setelah musa menghadap Tuhan, ia kembali kepada bangsa
itu dan memberitahukan segala firman yang telah dikatakan Tuhan kepada Musa
(ayat 3).
2. Upacara
Pengikatan Perjanjian. (24:4-11)
Setelah Musa memperkatakan Firman
Tuhan itu, ia menuliskanya (ayat 4). Lalu orang-orang muda dari bangsa itu
disuruh untuk mempersembahkan korban bakaran (ayat 5). Darah dari korban itu
dikumpuklan kedalam pasu dan sebagian disiramkan ke mezbah itu (ayat 6).
Setelah itu Musa mengambil Kitab Perjanjian itu untuk dibacakan supaya bangsa
itu mendengar, hal ini dilakukan agar mereka lebih sungguh-sungguh lagi
mentaati perjanjian ini, mengingat sebelumnya perjanjian ini telah
diberitahukan (ayat 7, bandingkan dengan ayat 3). Musa mengambil darah itu dan
menyiramkan kepada bangsa itu, sebagai tanda dari perjanjian itu, karena dengan
adanaya darah, perjanjian itu lebih di tegaskan (ayat 8). Setelah itu Musa naik
ke gunung itu beserta Harun, Nadab, Abihu, dan ketujuh puluh tua-tua,
disana mereka melihat jejak kaki Tuhan, namun
kepada pemuka-pemuka yang naik bersama-sama dengan Musa itu Tuhan tidak
mengulurkan tangan-Nya untuk menghukum mereka, tetapi mereka dibiarkan-Nya
hidup (ayat 9-11).
3. Musa
di gunung Sinai (24:12-18)
Sesampianya mereka disana, Tuhan
berfirman kepada Musa, bahwa Ia akan memberikan loh batu kepadanya yang berisi
hukum dan perintah (ayat 12), Loh batu ini merupakan loh batu yang berisi 10
perintah Tuhan atau sepuluh hukum. Menurut pasal dan ayat berikutnya loh batu
itu berjumlah dua buah (Keluaran 31:18). Diperkirakan pada loh batu yang satu
bertuliskan 4 perintah yaitu perintah kepada Tuhan dan loh batu yang kedua
beisikan 6 perintah yaitu perintah untuk sesama manusia. Kedua loh batu itu
ditulis dengan jari Tuhan, tangan Tuhanlah yang mengukir batu itu sehingga
membentuk suatu tulisan.
Kepada tua-tua itu Musa berkata agar
mereka tetap tinggal diantara orang Israel, dan barang siapa yang memeiliki
perkara hendaklah ia datang kepada Harun dan Hur untuk menyelesaikan perkara
mereka sedangkan ia sendiri yang akan naik menghadap Tuhan (ayat 13-14). Lalu
awan mentutupi Musa dan ia tinggal di awan itu selama empat puluh hari empat
puluh malam (ayat 18) inilah lamanya Musa dan orang Israel menerima kesepuluh
firman.
D. Perbandingan
Penafsiran
1. Buku
Tafsir Kitab Keluaran karya Robet M. Peterson.
Ayat
5. Orang-orang muda melaksanakan tugas ini
kerena untuk imam-imam kemudian, Harun dan anak-anaknya belum ditahbiskan.
Ayat
7. Kitab perjanjian, walaupun merujuk pada
peraturan-peraturan dalam pasal 20:22-23:33, diyakini pada saat ini Musa juga
membacakan kesepuluh hukum juga.
Ayat
10. Melihat Allah yang dimaksudkan bukanlah
melihat Allah seperti nats-nats yang lain yang dapat mengakibatkan orang mati
karena kemuliaan Allah. Hal ini harus dibedakan dengan ayat-ayat yang lain,
karena memandang Allah pada ayat ini tidak membuat mereka mati.
Ayat 11. Pemuka-pemuka
disini sama dengan tua-tua. Tidak
diulurkan-Nya tangan-Nya : yaitu tidak memusnahkan mereka.
Ayat
12. Loh batu disini dalam bentuk jamak,
namun jumlahnya tidak disebutkan.
Ayat
13. lalu
naiklah Musa ke atas gunung Allah itu, kalimat ini tidak cocok karena
diayat selanjutnya barulah ia naik, dan pada ayat ini dia belum naik. [1]
2. Buku
Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan seri Life
Untuk upacara pengesahan perjanjian
yang tidak biasa ini kita perlu untuk memahami pandangan kita mengenai dosa dan
pengampunan Allah adalah hakim yang berkuasa di alam semesata. Dia juga
benar-benar Kudus atas segala sesuau, dia mengutuk dosa dan menganggap dosa
layak dihukum mati. dalam perjanjian lama Allah menerima kematian hewan sebagai
pengganti bagi orang berdosa. Darah hewan yang dikurbankan itu merupakan bukii
bahwa satu nyawa telah di berikan untuk mengganti nyawa yang lain. Jadi pada
pihak yang satu, darah melambangkan nyawa yang diselamatkan oleh kematian
tersebut. tentu saja kematian hewan yang mendatangkan pengampunan dalam PL hanya
merupakan ketentuan sementara, sambil menantikan Yesus Krisus (ibrani 9:9;
10:28)
Dalam upacara yang digambarkan disini
Musa memercikkan separuh dari darah hewan yang dikurbankan pada mezbah untuk
menunjukkan bahwa orang berdosa sekali lagi dapat menghampiri Allah karena
sesuatu telah mati. Musa memercikkan separuh lain dari darah itu keatas bangsa
Israel untuk menunjukkan bahwa hukum atas dosa mereka telah dibayar dan mereka
dapat bersatu kembali degnan Allah. Melalui tindakan simbolis ini janji-janji Allah
kepada orang Israel kembali dipertegas, dan pelajaran diberikan kepada kita
mengenai kematian atau penebusan mendatang dari Yesus Kristus sebagai kurban.[2]
3. Buku
tafsiran Alkitab Wyclife
A. Pengesahan
perjanjian (24:1-11)
Ayat satu dan dua merupakan bagian
terakhir perkataan Tuhan dalam pasal sebelumnya. Allah memberikan berbagai
pengarahan kepada Musa mengenai pengesahan perjanjian yang sifatnya berbeda
dengan ketetapan-ketetapan yang harus disampaikan kepada seluruh bangsa itu.
Hanya Harun, Nadab dan Abihu dan ketujuh puluh tua-tua saja yang boleh menyembah
Tuhan dari kejauhan, sedangkan seluruh bangsa itu tidakalah diperbolahkan
mereka mendekat ke gunung itu.
Ayat 3. Segala firman… segala peraturan. Bangsa itu tidak hanya dituntut
untuk mengetahui apa yang Tuhan tuntut tetapi juga kesediaan mereka untuk
melakuknnya.
Ayat 4. Mezbah … dua belas tugu. Mezbah menunjukkan kehadiran Yehovah,
yaitu tempat di mana Tuhan hadir untuk memberkatu umat-Nya.
Ayat 5. Orang-orang muda. Mereka bukanlah anak sulung ataupun imam-imam,
namun mereka dikhususkan untuk mempersembahkan kurban bakaran dan kurban
keselamatan.
Ayat 7. Kitab perjanjian. Kitab yang ditulis oleh Musa yang berisi hukum
yang terdapat dalam Keluaran 20:22-23:33.
Ayat 8. Di dalam darah yang
dipercikkan ke atas mezbah, kehidupan alamiah dari bangsa itu diserahkan kepada
Allah sebagai hidup yang telah melampaui kamatian untuk diliputi oleh kasih
karunia-Nya.
Ayat 9-11. Perjamuan perjanjian itu
dirayakan oleh Israel melalui wakil-wakil mereka. Melihat Allah Israel, bahwa
sebagai suatu wujud penglihatan mengenai Allah dalam bentuk perwujudan tertentu
yang dapat ditangkap oleh mata manusia.
B. Musa
naik ke gunung
Ayat 12. Loh batu. Bertuliskan dasa titah
(sepuluh hukum)
Ayat 13. Yosua. Mendampingi Musa naik keatas gunung, tetapi tampaknya ia
tidak berada disamping Musa ketika Tuhan memberikan hukum-hukum itu.
Ayat 14. Para tua-tua. Tidak hanya harus tujuh puluh orang yang disebutkan
dalam Keluaran 24:1. Harun dan Hur ditugaskan untuk menjadi pengatur saat Musa
tidak ada.[3]
E. Hasil
perbandingan penafsiran
Ayat 4. Musa meyuruh untuk
mendirikan mezabah untuk mempersembahkan korban, karena mezbah melambangkan
tempat dimana Tuhan hadir.
Ayat 5. Orang-orang muda dari
bangsa itu disuruh untuk mempersembahkan korban kepada Tuhan karena waktu itu
para imam belum diangkat.
Ayat 8. Darah melambangkan
penebusan akan dosa-dosa, dan tanpa darah dosa tidak bisa diampuni. Darah juga
mempertegas perjanjian ini.
Ayat 12. Loh batu ini merupakan loh
batu yang berisi 10 perintah Tuhan atau sepuluh hukum. Menurut pasal dan ayat
berikutnya loh batu itu berjumlah dua buah (Keluaran 31:18). Diperkirakan pada
loh batu yang satu bertuliskan 4 perintah yaitu perintah Kasih kepada Allah dan
pada loh batu yang kedua berisikan 6 perintah untuk mangasihi sesama manusia.
F. Prinsip-Prinsip
Kebenarannya
Tuhan adalah Kudus
adanya.
Firman yang diterima
Musa, diberitakan kepada bangsa Israel dan dituliskannya setelah itu dibacakan
kembali pada upacara pengikatan perjanjian.
Musa menyuruh
orang-orang muda untuk mempersembahkan kurban.
Walaupun Musa dan
orang-orang yang naik ke gunung bersamanya itu melihat Tuhan, namun Tuhan tidak
membinasakan mereka.
Loh batu diberikan
kepada Musa dan bangsa Israel agar mereka mengingat serta melakukan perintah
dan ketetapan Tuhan.
Sebelum Musa menerima
loh batu itu, ia tinggal dalam awan yang menaunginya selama tujuh hari lamanya
dan setelah itu Tuhan memanggilnya dan masuk ke dalam awan dimana Allah
berhadirat untuk menerima loh batu itu.
Musa menerima loh batu
itu selama 40 hari 40 malam.
G. Aplikasi
Tuhan adalah Kudus,
jadi orang-orang percaya harus menjaga dirinya dari hal-hal yang tidak Kudus,
yaitu dengan hidup menuruti segala firman-Nya dan bisa mengalahkan keinginan
daging yang cenderung dapat membawa orang-orang percaya untuk tidak menjadi Kudus.
Sebagai orang-orang
percaya hendaklah menyisipkan waktu untuk membaca Alkitab setiap hari, seperti
Musa yang membacakan kitab perjanjian yang sebenarnya bangsa Israel sudah
mengetahui isinya, namun Allah mau agar bangsa Israel selalu mengingat dan
melakukan segala perintah-Nya.
Sebagai orang-orang
percaya, ketika mendengar firman Tuhan haruslah mereka mendengarkannya dengan
sungguh-sungguh dan mau menlakukan firman Tuhan itu.
Daftar Pustaka
Wolf, Herbert. 2004. Pengenalan Pentateukh. Malang: Gandum Mas.
Peterson Robet M. 2006. Tafsir Alkitab Kitab Keluaran. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
.
2014. Alkitab Penuntun Hidup
Berkelimpahan seri: Life. Malang: Gandum Mas.
Chares F. Pfeiffer, Everett F. Harrison. 2004. Tafsiran Alkitab Wycliffe. Malang:
Gandum Mas.
[2] . Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan seri:
Life. Malang: Gandum Mas. 2014. Hal. 173-1174.
[3] Chares
F. Pfeiffer, Everett F. Harrison. Tafsiran
Alkitab Wycliffe. Malang: Gandum Mas. 2004. Hal. 215-218.
Posting Komentar untuk "Tafsir Keluaran 24:1-18"